"Jika kelak tak mampu kudapatkan hatimu, maka kupastikan diriku tetap
dapatkan kenangan menakjubkan...yaitu pernah mengenalmu dalam
ketabahan"
tak ada yang pantas menaklukkanmu selainku, rindu. akulah sang pejuang penuh harap itu. akulah perempuan yang terus mendamba dalam doa. akulah makhluk yang akan memeriahkan panggung duniamu. kau bertahta di puncak keabadian perasaku. tak tergoyah pun dibantah.
aku rindu merindukanmu. sepasang kepak datang, membawa sebungkus harapan. aku menengadah meminta, mengharap suatu saat akan ada takdir lain yang mempertemukan.
*
Terminal. aku memuji keramaian di sisinya. dipeluk oleh malam, kuabadikan kenangan menakjubkan. aku terkesima, tak mampu kusembunyikan wajah kagum di hadapnya. kegaduhan liar yang sebabkan pertemuan kecil tak terencana itu penuh artian. aku tak mendamba pun bahkan mencoba menerka adegan yang bakal Tuhan skenariokan. ini terlalu indah, bahkan untuk dijelaskan butuh kata-kata tak biasa.
aku menunggu pertemuan. seorang asing yang baru kukenal akan datang. aku tak pernah menerka itu akan ada. aku tak pernah mencoba membuat sketsa perjumpaan dengannya. aku tak pernah membayangkan bakal tercipta kenangan, tak pernah. dan sore itu, selepas adzan maghrib mengudara di langit kota tua aku berjumpa dengannya dengan penuh tanda tanya.
aku masih ingat dengan benar bagaimana pertemuan tak terencana itu ada. di persimpangan, berjejeran. berdiri bersebelahan. saling memegang telepon genggam. kau di sampingku tapi aku tak menyadari itu. "ayo, aku di sebelahmu" adalah kalimat ajakan untuk ke mushola yang membuatku sadar bahwa orang yang berdiri di sebelahku adalah kamu.
Bisa saja kulempar jantungku sendiri jika saat itu tak lagi ada degup kasar yang berlompatan di dalam dadaku. sebab pikirku aku telah kaku.
bisa saja kupejam segera mataku jika saat itu tak kutemukan kesima yang membuat pipiku sepanas ubi rebus. sebab aku telah malu.
demi Allah Yang Maha Agung....kesima tak bisa kuabaikan. berjalan di belakangmu, berjalan di sampingmu, bercakap denganmu membuatku takjub luar biasa. ini lho Permadi....ini lho Permadi...ini Permadi, Dru. Permadi yang biasanya hanya kau lihat di akun facebooknya, yang ternyata kakak kelasmu ketika SMA yang sering berseragam pramuka sekarang berdiri di hadapanmu, duduk di depanmu, duduk di sebelahmu. kau mengobrol dengan lelaki yang kau pikir pendiam namun nyatanya cerewetnya melebihi kau, kau diajak mengoceh sepanjang jalan. kau ditemani, kau menemaninya dalam perjalanan pulang. kau merasa dilindungi, kau merasa.....
qwertyuiop
asdfghjkl
zxcvbnm
hfgwcr cgbjxlancxnrcgvebucsx
cwuewmwxqkcwxl
egweqxwgrjdlkern
(tak ada kalimat lain lagi yang bisa mewakili kejadian semua itu)
luar biasa seru. andai kala itu seluruh orang beku, aku akan berteriak semauku. aku akan bilang pada dunia bahwa kejadian itu terlalu sempurna, itu terlalu indah. skenario yang Allah ciptakan begitu luar biasa. dan diam-diam aku cuma bisa bersyukur karena itu. aku hanya bisa mensyukuri nikmat kecil yang memabukkan itu. sudah kukatakan dari awal, tak ada rencana. tak ada pikiran terhadap pertemuan. tapi Allah berkata..tidak seperti itu, Dru.
satu kesempatan itu mungkin tak akan lagi datang. namun kenangan malam itu telah kubungkus dengan rapi, telah kusimpan dengan baik, telah kubahasakan dengan indah. aku tak pantas menaruh harap. aku hanya pantas terdiam dan mendiamkan makhluk ringkih yang bermukim liar di hatiku agar tidak jelalatan.
aku dibinasakan perasaan. tubuhku seperti dibunuh rindu. aku tak bisa membantah ini. aku tak bisa mengabaikan rasa candunya diriku terhadapmu. ampuni aku atas kegilaanku, Tuhan.
dan jangan bilang siapa-siapa, aku mengagumimu, tuan!
tak ada yang pantas menaklukkanmu selainku, rindu. akulah sang pejuang penuh harap itu. akulah perempuan yang terus mendamba dalam doa. akulah makhluk yang akan memeriahkan panggung duniamu. kau bertahta di puncak keabadian perasaku. tak tergoyah pun dibantah.
aku rindu merindukanmu. sepasang kepak datang, membawa sebungkus harapan. aku menengadah meminta, mengharap suatu saat akan ada takdir lain yang mempertemukan.
*
Terminal. aku memuji keramaian di sisinya. dipeluk oleh malam, kuabadikan kenangan menakjubkan. aku terkesima, tak mampu kusembunyikan wajah kagum di hadapnya. kegaduhan liar yang sebabkan pertemuan kecil tak terencana itu penuh artian. aku tak mendamba pun bahkan mencoba menerka adegan yang bakal Tuhan skenariokan. ini terlalu indah, bahkan untuk dijelaskan butuh kata-kata tak biasa.
aku menunggu pertemuan. seorang asing yang baru kukenal akan datang. aku tak pernah menerka itu akan ada. aku tak pernah mencoba membuat sketsa perjumpaan dengannya. aku tak pernah membayangkan bakal tercipta kenangan, tak pernah. dan sore itu, selepas adzan maghrib mengudara di langit kota tua aku berjumpa dengannya dengan penuh tanda tanya.
aku masih ingat dengan benar bagaimana pertemuan tak terencana itu ada. di persimpangan, berjejeran. berdiri bersebelahan. saling memegang telepon genggam. kau di sampingku tapi aku tak menyadari itu. "ayo, aku di sebelahmu" adalah kalimat ajakan untuk ke mushola yang membuatku sadar bahwa orang yang berdiri di sebelahku adalah kamu.
Bisa saja kulempar jantungku sendiri jika saat itu tak lagi ada degup kasar yang berlompatan di dalam dadaku. sebab pikirku aku telah kaku.
bisa saja kupejam segera mataku jika saat itu tak kutemukan kesima yang membuat pipiku sepanas ubi rebus. sebab aku telah malu.
demi Allah Yang Maha Agung....kesima tak bisa kuabaikan. berjalan di belakangmu, berjalan di sampingmu, bercakap denganmu membuatku takjub luar biasa. ini lho Permadi....ini lho Permadi...ini Permadi, Dru. Permadi yang biasanya hanya kau lihat di akun facebooknya, yang ternyata kakak kelasmu ketika SMA yang sering berseragam pramuka sekarang berdiri di hadapanmu, duduk di depanmu, duduk di sebelahmu. kau mengobrol dengan lelaki yang kau pikir pendiam namun nyatanya cerewetnya melebihi kau, kau diajak mengoceh sepanjang jalan. kau ditemani, kau menemaninya dalam perjalanan pulang. kau merasa dilindungi, kau merasa.....
qwertyuiop
asdfghjkl
zxcvbnm
hfgwcr cgbjxlancxnrcgvebucsx
cwuewmwxqkcwxl
egweqxwgrjdlkern
(tak ada kalimat lain lagi yang bisa mewakili kejadian semua itu)
luar biasa seru. andai kala itu seluruh orang beku, aku akan berteriak semauku. aku akan bilang pada dunia bahwa kejadian itu terlalu sempurna, itu terlalu indah. skenario yang Allah ciptakan begitu luar biasa. dan diam-diam aku cuma bisa bersyukur karena itu. aku hanya bisa mensyukuri nikmat kecil yang memabukkan itu. sudah kukatakan dari awal, tak ada rencana. tak ada pikiran terhadap pertemuan. tapi Allah berkata..tidak seperti itu, Dru.
satu kesempatan itu mungkin tak akan lagi datang. namun kenangan malam itu telah kubungkus dengan rapi, telah kusimpan dengan baik, telah kubahasakan dengan indah. aku tak pantas menaruh harap. aku hanya pantas terdiam dan mendiamkan makhluk ringkih yang bermukim liar di hatiku agar tidak jelalatan.
aku dibinasakan perasaan. tubuhku seperti dibunuh rindu. aku tak bisa membantah ini. aku tak bisa mengabaikan rasa candunya diriku terhadapmu. ampuni aku atas kegilaanku, Tuhan.
dan jangan bilang siapa-siapa, aku mengagumimu, tuan!