Showing posts with label Bibir Berpuisi. Show all posts
Showing posts with label Bibir Berpuisi. Show all posts

February 10, 2015

Biar!

dikabarkan petang bahwa malam telat untuk datang.
setibanya senja, matahari masih ingin mampir di bumi.
katanya bosan dihalang malaikat merah tua di batas hari.
biarkan kelana sebentar barangkali hidupnya tak lagi panjang.




Read more »

December 9, 2014

Ah...

ketakutan,
seperti dikejar setan.
neraka seperti mengikuti,
mencengkeram kaki...tangan.

berteriak kesetanan,
mana bisa.
suara tertahan di tenggorokan.
senyum palsu ditebarkan.

menangis dalam hati,
banjir air mata saat petang datang.
lalu malam mata terjaga,
hidup terasa sia-sia.

ada setan menawari gantungan,
dan lompat dari jembatan.
ah, aku tergoda.




Read more »

December 6, 2014

Saya Tak Berhak

saya tak berhak dapat.
saya tak layak di sana.
menghayal pun saya tak punya nyali.
saya cuma begini.

terkadang hilang, segala harapan.
musnah tak punya sejarah,
saya pun hanya tersenyum pasrah,
tak bernyali untuk meminta lagi.

saya tak berhak dapat.
saya tak sanggup mengharap.
sepertiga jiwa raga saya lenyap,
dimakan ketakutan hebat.

saya tak berhak dapat.



Read more »

Cinta...

cinta, telah kukubur kamu di terminal purabaya.
telah kulambaikan tangan pada segala perasaan.
segalanya telah kalah sebelum tertumpah.

cinta, aku tak lagi punya.



Read more »

halo masa depan

halo masa depan, 
kita telah berpisah.
aku tak sanggup mempertahankan kamu sendirian.
aku lelah.

selamat jalan, kehidupan.
aku tak lagi punya mimpi.
tak ada hasrat untuk berlari,
mengejar matahari.

halo masa depan,
aku menyerah.



Read more »

Menangis!

merendahkan dirinya sendiri. 
menjadikannya seperti sampah. 
ketika melihatnya tergeletak penuh luka di kaki dan tubuhnya, 
aku hanya bisa menahan napas dan tangisku sendiri. 
hatimu lebih terluka, kataku dalam hati penuh iba.

mata perempuan itu merah. bekas air mata masih kentara dengan jelas di bawah kantung matanya.
jangan menangis, gadis.
ada aku, bayanganmu.



Read more »

Diancam

aku diancam, mau dimatikan.
lalu aku lari, ke hutan penuh jati.
di sana terbaring mayat-mayat dedaunan dan ranting tua, 
hanya itu saja, aku jadi gila.

aku diancam, mau dimusnahkan.
lalu aku lari ke kaki gunung merapi.
di sana tak ada apa-apa.
lalu aku semakin gila.


Read more »

Kekasih

kekasih datang, menghilang.
kabar melayang, tak bisa pandang.
aku jengah, lelah dan gundah.

kekasih diam, tanpa ungkapan.
aku jadi bisu, tak ada rayu.

kekasih dikubur jarak, aku berteriak.







Read more »

Anjing

mereka bilang aku anjing, liar.
mereka kataiku perempuan penuh sial.
kataku benar.

mereka bilang aku jalang, tak kenal diam.
kesana-kemari bawa petaka.
kataku iya saja.

mereka bilang aku sampah jalanan, 
mengganggu pemandangan.
kataku...


anjing ciptaan Tuhan!



Read more »

July 22, 2014

Sinting!

Sinting!
Tak kandas jua rupanya rasa di hatinya. Sehari tak berjumpa katanya seperti tinggal tanpa internet media.

Sinting!
Dia pikir dengan menuliskan rahasianya akan menjadi lega. Namun ternyata kode-kode tak ada manfaatnya jua. Menyiksa.

Sinting!
Kalau sampai dua malam tak ada kabar, bisa jadi dia akan mengaku kalau dia suka.

Dan sinting!
Dia mulai gila.

Aih... Selewat Jumat, hidupnya seperti mau kiamat. Ya sinting, kiamat macam apa yang bisa di-seperti-kan kalau belum pernah kejadian?

Sinting!
Nalarnya lari terbirit-birit sampai terpeleset masuk parit.
Hei perempuan, tutup mulutmu dan segera masuk rumah sakit. Ya kamu. Kamu, memang sakit. Sakit malarindu.
Read more »

May 12, 2014

Sebelas

aku melukis kisah. ditemani setumpuk kenangan di sudut ruang. bersama sekumpulan kunang keperakan.
sajakku bertautan. merenda beberapa kejutan yang tak disangka. membuat bibirku meretaskan simpul bulan sabit. lalu kemudian mengalirkan tetes rindu yang mencandu.

aku rindu pada kalam yang sering menidurkanku dalam kelam. rindu pada sebait kalimat malam pengantar mimpi panjang. rindu pada hembusan kata cinta yang membekaskan not - not riang.
aku rindu kisahku yang menggebu di tahunan lalu.


Read more »

January 4, 2014

Panas, goblok!

Minatku pada gaduh hilang. Tertelan oleh samar-samar suara camar di penghujung padang. Ah gelap. Lebih baik sunyi ini kurekam lagi. Biar nanti ketika gaduh menyerang, aku punya senjata untuk perang.

Kurenda gelap ketika padang datang. Bagiku, nyala matahari adalah masalah pelik yang tak kunjung usai. Nyali untuk menatapnya langsung ciut ketika lengan buntungku menerima sentuhan kasarnya. Panas, goblok!


Read more »

January 1, 2014

Caraka

aku mendendam.
bisu kutanamkan pada hati yang tak lagi bisa diberi janji.

kau adalah manusia teguh dengan segenap rapuh.
kau adalah pasung bagi hati yang telah mati.
dan kau adalah lara yang memenjara.

aku terpenjara.
rindu kuhaturkan pada jeruji besi tempat kita mati.
aku ingin memetika luka.
dan menghadiahkan semua pada semesta.

nelangsa.
ribuan kata cinta menghambur meninggalkan tempatnya.
diisukan mati rasa dan kehilangan sadarnya.

kelahiran dan kematian rasaku padamu.
awal dan akhir di dadamu
apalah daya bagimu tak merindu?

lidahku pandai melukis seribu alasan palsu.
kataku lupa, kataku padamu hina
tapi hatiku bilang cinta,
rindu membabi buta

aku mendamba di pengkhiranku denganku




kepada Caraka, yang telah pergi 2005 lalu.
Read more »

September 13, 2013

Rindu

selongsong rindu ku haturkan, tanpa takut jadi pendosa.
kepadamu.
aku bertaruh pada rasa yang menendang-nendang dada,
kalau ini namanya rindu.


Read more »

May 8, 2013

Sepuluh

Kunang - kunang melerai bayangan prosa. 

Ia ceraikan selarik puisi yang saling menyiratkan rasa. 

Ia pegang kendali hati keduanya. 

Sampai subuh esok tiba....
Read more »

February 16, 2013

Cinta Seperti...

cinta seperti ulat
yang damai dalam kepompong hidup
menanti metamorfosis
tak ada cemas
semua berlangsung seperti gelombang angin menebar desis bunyi
ke setiap waktu

cinta seperti detak jarum jam
yang singgah dalam perdebatan antara gelap dan terang
menanti histeris di antara remah - remah gerimis tadi malam
bertafakur mengangkasa sempurna
seperti doa-doa bunda adalah ranum matamu
yang sebabkan aku derita
diselimuti pekik rindu dan gelagak perkusi daun - daun cahaya
Read more »

November 21, 2012

Sembilan

Yang saya inginkan adalah pemuda seperti ia. Ya ia. Ia yang pernah membuat jantung saya melemah, bukan malah berlari riang ketika saya bertemu dengannya. Dia lebih dari istimewa. Saya pikir saya mimpi jika mendamda seorang suami sesempurna ia. Ia sulit dijangkau jika saya tetap tidak mengubah "abu2" yang bernaung di dalam diri saya menjadi sedikit "putih" #AS
Read more »

Delapan

Masa lalu adalah setumpuk kisah usang namun dirindukan. Ya. Ia hanya bisa dirindukan saja tanpa pernah bisa diminta untuk kembali. Lagipula, siapa juga yang mau kembali?
Read more »

October 20, 2012

Tujuh

De....
Malam ini ada genderang rindu yang bertalu di dadaku,
Memukul dan tak membiarkanku untuk berteriak,
Bahkan memberontak.
Ingin aku bakar ia hidup - hidup bersama gelap yang hampir pudar.
Dee....
Aku merindukannmu sama seperti silam ku sakiti hatiku, seperti kata tempayang yang sering mengeluh karena sakit rinduku ke kamu.
De....
Kamu mendengar ada jeritan pilu yang datang saat matamu terpejam?
Itu aku


Surabaya, 04.26 waktu setempat. Saat rindu tiba-tiba menyergap.
Read more »

October 19, 2012

Enam

Hei...
ingin sekali ku rebahkan cemburu di atas pembaringan terakhir
menutupnya rapat - rapat dengan sepotong kayu bernama keikhlasan
menguburnya dengan sekumpulan tanah basah bernama pisah
ingin....
aku ingin menjadikannya tiada dalam setiap bentuk napas
yang ku hela saat mataku menujumu
bisa?
Entah


Cemburu atas keberduaan antara Dee dan Key dan anaknya 

Surabaya, 19 Oktober 2012
dentang nol tiga puluh waktu setempat
Read more »