Ndri.... Ndri....
Kematianmu menyisakan duka mendalam. Entah. Seharusnya aku tidak boleh melarutkan diri dalam kesedihan kan? tapi rasanya sepeninggalmu dari duniaku, semua terlihat sangat menakutkan Ndri... tidak ada lagi genggam tangan yang menenangkan saat ketakutan menghimpitku seperti malam-malam lalu. Ndri...kembalilah. Aku kesepian :'(
di lantai 6 gedung kampus. ku perhatikan sekitaran di bawah sana. berkeliling mataku melihat pemandangan yang menyesakkan. dan angin meniup kencang. menerbangkan helai-helai rambut sepinggangku. membuat bulu-bulu halus lenganku berdiri. tidak berapa lama rintik hujan turun. membasahi lantai yang ku pijaki. perlahan, ku beranikan diri mendekati pagar pelindung yang mengelilingi balkon. sejenak ku pikirkanmu, Ndri....bagaimana kalau aku menyusulmu segera? :'(
ku genggam erat pagar besinya. ke cengkeram dengan jari-jariku yang tak seberapa besar sampai urat-uratnya terlihat. dan ku pejamkan mata. berusaha menikmati udara dalam detikan akhir. air mata merembes juga akhirnya. dadaku sesak dihimipiti beban seberat itu. tenggoorkanku tersumbat oleh kesakitan yang tak punya lekang. sakit. Ndri....sakit sekali. kebebasanku terampas Ndri. aku ingin mati saja Ndri :'(
hujan pun deras. ku biarkan basah berpeluk di tubuhku. ku buka mata. ku rasakan air-air langit menusuk sadis tulang-belulangku. dingin. namun persetan dengan segala ini. biar dingin akan ku lalui. biar sakit akan ku tempuhi. dan persetan juga dengan kalian dan kalimat-kalimat hinaan. ini hidupku, pilihanku, hak asasiku, kebebasanku, bukan begitu ndri? Ndri....ndri.....bilang iya padaku Ndri? katakan sesuatu padaku. setidaknya berikan penenangku yang selama ini kau berikan padaku, obat itu Ndri :'(
adakah kesalahn jika aku seperti ini Ndri? kenapa segalanya seperti sebuah jarum yang terselip dalam lembaran bajuku? Ndri, dimanakah letak kebebasan dan pengakuan atas hak asasi? Ndri...salahkah aku jika seperti ini? salahkah aku jika membedakan diri dari mereka? Ndri....jawab aku. Ndri....aku hanya mau menjadi diirku sendiri. tidak menirukan mereka sama sekali. sudah puluhan kali ku katakan, ini hidupku. segala perbuatan dan resikonya ku tanggung sendiri. peringatan yang sering mereka tujukan padaku memang baik, hanya saja.....maaf, aku tidak bisa menjadi seperti apa yang kalian minta. ini hidupku. dan jika pembedaku membuat kecewa kalian, maaf. sebab aku adalah aku :'(
langit gelap. hujan pun terlihat egois. enggan memberhentikan guyurnya di bumi tempatku berdiri. kilat menyambar di langit sebelah sana seperti naga pencari mangsa. kematian melambai-lambaikan tangan. memanggil lirih. membisikkan kalimat pengakhiran. lalu aku jatuh. tersungkur di lantai. tergeletak tak berdaya dengan napas setengah-setengah.
Ndri....bagaimana jika aku mati saja? menyusulmu dengan segera? :'(
Kematianmu menyisakan duka mendalam. Entah. Seharusnya aku tidak boleh melarutkan diri dalam kesedihan kan? tapi rasanya sepeninggalmu dari duniaku, semua terlihat sangat menakutkan Ndri... tidak ada lagi genggam tangan yang menenangkan saat ketakutan menghimpitku seperti malam-malam lalu. Ndri...kembalilah. Aku kesepian :'(
di lantai 6 gedung kampus. ku perhatikan sekitaran di bawah sana. berkeliling mataku melihat pemandangan yang menyesakkan. dan angin meniup kencang. menerbangkan helai-helai rambut sepinggangku. membuat bulu-bulu halus lenganku berdiri. tidak berapa lama rintik hujan turun. membasahi lantai yang ku pijaki. perlahan, ku beranikan diri mendekati pagar pelindung yang mengelilingi balkon. sejenak ku pikirkanmu, Ndri....bagaimana kalau aku menyusulmu segera? :'(
ku genggam erat pagar besinya. ke cengkeram dengan jari-jariku yang tak seberapa besar sampai urat-uratnya terlihat. dan ku pejamkan mata. berusaha menikmati udara dalam detikan akhir. air mata merembes juga akhirnya. dadaku sesak dihimipiti beban seberat itu. tenggoorkanku tersumbat oleh kesakitan yang tak punya lekang. sakit. Ndri....sakit sekali. kebebasanku terampas Ndri. aku ingin mati saja Ndri :'(
hujan pun deras. ku biarkan basah berpeluk di tubuhku. ku buka mata. ku rasakan air-air langit menusuk sadis tulang-belulangku. dingin. namun persetan dengan segala ini. biar dingin akan ku lalui. biar sakit akan ku tempuhi. dan persetan juga dengan kalian dan kalimat-kalimat hinaan. ini hidupku, pilihanku, hak asasiku, kebebasanku, bukan begitu ndri? Ndri....ndri.....bilang iya padaku Ndri? katakan sesuatu padaku. setidaknya berikan penenangku yang selama ini kau berikan padaku, obat itu Ndri :'(
adakah kesalahn jika aku seperti ini Ndri? kenapa segalanya seperti sebuah jarum yang terselip dalam lembaran bajuku? Ndri, dimanakah letak kebebasan dan pengakuan atas hak asasi? Ndri...salahkah aku jika seperti ini? salahkah aku jika membedakan diri dari mereka? Ndri....jawab aku. Ndri....aku hanya mau menjadi diirku sendiri. tidak menirukan mereka sama sekali. sudah puluhan kali ku katakan, ini hidupku. segala perbuatan dan resikonya ku tanggung sendiri. peringatan yang sering mereka tujukan padaku memang baik, hanya saja.....maaf, aku tidak bisa menjadi seperti apa yang kalian minta. ini hidupku. dan jika pembedaku membuat kecewa kalian, maaf. sebab aku adalah aku :'(
langit gelap. hujan pun terlihat egois. enggan memberhentikan guyurnya di bumi tempatku berdiri. kilat menyambar di langit sebelah sana seperti naga pencari mangsa. kematian melambai-lambaikan tangan. memanggil lirih. membisikkan kalimat pengakhiran. lalu aku jatuh. tersungkur di lantai. tergeletak tak berdaya dengan napas setengah-setengah.
Ndri....bagaimana jika aku mati saja? menyusulmu dengan segera? :'(
0 komentar:
Post a Comment