January 9, 2012

Kali Ini

meringkuk di atas kasur. Menahan perih perut. Mencoba berdialog dengan sakit. Sambil sesekali menguar memori...

Hidup berubah, namun memori tidak

memikirkan hukum balas membalas, sebab akibat. Asap dan api.

Sekiranya permainan ini tak pernah berujung, aku hanya mau terakhirnya pada suamiku, Tuhan hanya kepada dia semua berawal dan berakhir dan hanya satu2nya.

Sekiranya aku boleh meminta, bahagiakan kembali mereka yang pernah terampas bahagianya olehku. Sembuhkan luka mereka. Dan kembalikan dunia mereka ketika sebelum mengenalku. Hapus aku dari ingatan mereka saja.

Sekiranya boleh aku berlutut, Tuhan aku hanya mau diadili dengan lapang, dan jika mendapatkan luka dari pria yg sekarang, aku ikhlas demi membasuh dosa kepada mereka. Demi membayar luka mereka.

Sekiranya boleh aku merendahkan diri, kali ini Tuhan dengarkan ungkapan terima kasihku saja, bukan protes apalagi meminta.

Terima kasih telah sempat menghadirkan lelaki2 luar biasa dengan hati suci dan murni ke dalam 21 tahun hidupku.
Terima kasih telah mengajarkan sesuatu luar biasa kepadaku.
Terima kasih Tuhan,

Dan akhirnya, kali ini aku menutup rapat memori cinta 2011 dengan berkaca-kaca. Maaf... Aku memulai tanpa kalian.

Masih ku cengkeram perutku. Perih lambung semakin membuat mataku buram. Aku butuh obat. Maagku kambuh.

0 komentar:

Post a Comment