"kau lihat awan hitam yang bergolak di atasmu?"
aku mendongak sesegera mungkin. mencari awan itu.
ku lihat sekumpulan awan abu-abu gelap menaungi diriku, seperti akan menjatuhkan hujan tepat di atas kepalaku.
dadaku berdesir melihatnya.
aku takut, hujan.
"akan hujan"
ku jatuhkan diriku di atas trotoar. ku cengkeram kuat-kuat ujung bajuku lalu ku gigit.
rasanya ngilu.
kau tahu bagaimana rasanya ngilu mampir ke dalam gigimu ketika segumpal es batu kau coba gigit kuat-kuat?
ya seperti itulah.
bedanya yang ngilu dadaku, di dalam dadaku ada sesuatu seperti gigi yang bisa ngilu.
aku tidak membawa payung, ataupun mantel hujan.
"kau akan kehujanan"
aku tidak mau kehujanan atau pun hujan turun!
satu bagian nyawaku akan menguap kalau tubuhku sampai terjamah hujan, lagi.
kau seperti kertas gambar yang dihiasi lukisan, yang takut terkena air hujan.
ku pandang kiri - kananku.
tak ada jajaran pohon besar sama sekali untukku melindungi diri.
tempat ini tak berpenghuni. sepi.
tidak ada sebatang rumput liar pun yang tumbuh di sini.
gersang.
"kau dimana?"
di suatu tempat yang tidak ada seorang manusia atau tumbuhan tumbuh, hidup.
aku bergidik.
aku sendiri.
lagi.
hujan sebentar lagi turun. dan aku masih belum tahu kemana harus ku teduhkan tubuhku yang sudah menggigil duluan.
rasanya sudut mataku sudah berkedut. seperti awan hitam di atas sana yang juga tengah bergejolak.
"kau tidak boleh menangis!"
dan langit tidak boleh hujan!
seperti itu kah?
aku mendongak sesegera mungkin. mencari awan itu.
ku lihat sekumpulan awan abu-abu gelap menaungi diriku, seperti akan menjatuhkan hujan tepat di atas kepalaku.
dadaku berdesir melihatnya.
aku takut, hujan.
"akan hujan"
ku jatuhkan diriku di atas trotoar. ku cengkeram kuat-kuat ujung bajuku lalu ku gigit.
rasanya ngilu.
kau tahu bagaimana rasanya ngilu mampir ke dalam gigimu ketika segumpal es batu kau coba gigit kuat-kuat?
ya seperti itulah.
bedanya yang ngilu dadaku, di dalam dadaku ada sesuatu seperti gigi yang bisa ngilu.
aku tidak membawa payung, ataupun mantel hujan.
"kau akan kehujanan"
aku tidak mau kehujanan atau pun hujan turun!
satu bagian nyawaku akan menguap kalau tubuhku sampai terjamah hujan, lagi.
kau seperti kertas gambar yang dihiasi lukisan, yang takut terkena air hujan.
ku pandang kiri - kananku.
tak ada jajaran pohon besar sama sekali untukku melindungi diri.
tempat ini tak berpenghuni. sepi.
tidak ada sebatang rumput liar pun yang tumbuh di sini.
gersang.
"kau dimana?"
di suatu tempat yang tidak ada seorang manusia atau tumbuhan tumbuh, hidup.
aku bergidik.
aku sendiri.
lagi.
hujan sebentar lagi turun. dan aku masih belum tahu kemana harus ku teduhkan tubuhku yang sudah menggigil duluan.
rasanya sudut mataku sudah berkedut. seperti awan hitam di atas sana yang juga tengah bergejolak.
"kau tidak boleh menangis!"
dan langit tidak boleh hujan!
seperti itu kah?
0 komentar:
Post a Comment