December 6, 2014

Gayatri

Gayatri mengatupkan rahangnya rapat - rapat di ruang tunggu. Tidak ada satu kata pun yang meluncur dari bibir tipisnya. Air mata pun tak bisa jatuh padahal sudah penuh di sudut matanya. Kertas putih dari dokter yang membuat matanya nyeri dilipatnya kembali dengan hati - hati. Bagaimana bisa dia menerima vonis menyakitkan bagi hatinya setelah kepergian kedua orang tuanya beberapa waktu lalu?

Tuhan tidak adil. Itu kalimat pertama yang muncul begitu saja di dalam kepalanya.

Hidupnya telah hancur. Banyak utang yang harus dia bayar. Dia harus bekerja keras untuk menghidupi hidupnya. Lalu bagaimana bisa dia harus tergolek di kamar rumah sakit dengan bau obat - obatan yang jelas sangat tidak disukainya dan kemudian menelantarkan beban - beban hidupnya itu?

Ada sebotol cairan pembersih di sudut ruangan yang berhasil ditangkap matanya. Mungkin cleaning service lupa membawanya. Setelah melihatnya, timbul niatan untuk membunuh dirinya sendiri di sana. Bisa saja setelah menenggak cairan itu, dia langsung mati tanpa perlu merasakan sakitnya kemoterapi.

Gayatri....serius mau bunuh diri?





0 komentar:

Post a Comment