ku jalangkanmu atas kesakitan yang menderaku
yang menubi tanpa henti
yang menyeret perih sampai ke palung hati
ku retaskan makian busukku kepadamu
atas penganiayaan batin yang melolosi tawa dari raganya
ingin ku gempur wajah ayu rupa dewamu
ku bisikkan selentingan kalimat bernanah ke telingamu
agar busuk segera meluap ke seluruh penjuru kepalamu
ku raup sisa-sisa daya bertahanku pijaki bumi
namun seketika terhuyung lemah kaki
saat kebusukan masih ku temukan di sela senyum jijikmu
heranku menjulang sampai ujung bumi
tentang raut muka gila tanpa dosa
yang mengibar-kibarkan salam damai palsu
dan kemudian hendak ku tumpahkan makian terbusukku padamu
sekarang
lalu pergilah
jika jalang telah ku sematkan pada sanggulmu
untuk apa mencari celah ruangku dan bersembunyi sambil menatap kerjaanku?
sungguh, hendak ku jalangkan penguntitan yang kau lakukan semalam
0 komentar:
Post a Comment