saya pernah menyesal. saya menyesal. saya sekarang menyesal.
pernah
mengucapkan kata-kata itu dalam hatimu? harusnya pernah ya. sebagai
seorang manusia dengan tingkat kesadaran tinggi yang tak pernah luput
dari khilaf dan salah, tentu akan mengatakan kalimat itu ketika
menemukan kenyataan bahwa dirinya telah berbuat sesuatu yang menyimpang
dari jalan seharusnya.
menyesal-lah selagi masih ada waktu. berubahlah selagi masih belum berakhir usiamu. dan bertobatlah sebab Allah menyayangimu.
saya
pernah. sering malah. saya sering tersandung, lalu jatuh tersungkur
sampai tubuh saya terasa sakit, dan akhirnya saya menangis. tapi
kebodohan paling parah yang sering saya lakukan (dulu) adalah ketika
saya pernah tersandung di tempat sama, saya selalu mengulanginya. saya
nyaman jatuh di tempat itu. saya tidak kapok sampai suatu ketika saya
dikaplok (ditampar) oleh seorang asing yang begitu sangat peduli
terhadap saya. dan sekarang saya menyesal.
saya
bisa (sok) mengatakan banyak hal di sini (facebook) karena pengalaman.
saya tidak mau ada perempuan-perempuan yang lena dan terbuai dengan
perasaan kepada lelakinya begitu jauh sampai lupa bahwa masih ada Tuhan,
Allah Yang Maha Kuasa yang Maha Menentukan segalanya. saya seringkali
merasa nyesek sendiri ketika menyadari betapa gelapnya masa lalu saya.
tidak ada hal yang patut dibanggakan dari sana.
bangga pernah pacaran sama cowok paling populer di sekolah?
bangga pernah pacaran sama plaboy kelas teri di kelas?
bangga pernah pacaran sama anak pejabat daerah?
bangga pernah pacaran sama .... sama siapa aja deh.
tidak ada yang bisa dibanggakan dari sana, nak.
tahukah
kamu bahwa hati kamu seringkali menjerit ketika kamu jatuh cinta tidak
pada waktunya? apalagi kalau kamu sampai berpacaran sebegitu lamanya
namun ujung-ujungnya putus. saya tidak mencoba untuk melarang kalian
berpacaran, saya tahu percuma saja melakukan itu. jiwa muda, darah muda
yang berapi-api sulit dikontrol apalagi di era seperti ini. saya pun
sekarang masih pacaran. tapi saya adalah pejuang jarak. itu saja
bedanya. saya tidak bertemu dengan pasangan saya apalagi saling wasting
time dan money buat kencan dan jalan-jalan. kami masih punya banyak hal
yang harus kami selesaikan dulu sebelum waktu untuk berjumpa itu tiba.
di
sini, saya bukan ingin sok menggurui. saya cuma mau berbagi pengalaman
karena saya sedang belajar menuju kebaikan. saya sedang berproses.
ah,
saya jadi teringat seseorang yang pernah saya kritik begitu. saya
bilang padanya kalau dia sok menggurui ketika dia bertanya satu masalah
krusial tentang hidup saya. hellooooo. kenal saja tidak, buat apa ikut
campur urusan pribadi orang?
percayalah, kalimat itu datang dari seorang penganut "egoisme". saya. ya saya itu orangnya. saya egois.
"orang egois, sudah tentu dia pemarah. kalau orang pemarah, belum tentu dia egois"
tahukah
kamu, kalau orang egois itu susah menerima kritikan? orang egois sudah
tentu dia akan marah ketika muncul sesuatu/seseorang yang tidak dia
kenal mulai melancarkan saran dan nasehat. orang egois akan bilang "sok
menggurui" "ini hidup saya, ngapain ikut campur segala?" "anda ini
siapa? kenal saja enggak. tidak perlu repot-repot deh" "selama apa yang
saya lakukan tidak mengambil hak dan menganggu hidup anda, sebaiknya
anda diam saja" "blocked"
duh duh aduuh....itu
beberapa contoh kalimat yang (dulu) sering saya katakan ketika ada orang
yang memberi saya nasehat. hahahaha. betapa gilanya saya kala itu. saya
malu lah.
saya bisa mengatakan semua ini karena
saya baru saja "dihajar," "dikaplok," "ditampar," oleh orang asing yang
begitu mempedulikan saya. lima jam saya "digodok". otak saya diguyur air
dingin. nyessssss. ngilunya masuk sampai hati. treatment yang
dia lakukan tepat sekali. dia tahu sekali bagaimana cara menghadapi
orang egois macam saya. dia tahu bagaimana menghandle perempuan lebay
ini. dia tidak menggurui. dia meluruskan. dia mencoba membuat saya untuk
kembali ke jalur yang benar. dia tahu kalau hidup saya sedemikian
semrawutnya hanya dari beberapa penggal cerita yang saya katakan
padanya. hebat bukan?
"kamu tidak akan menderita andai saja kamu nggak milih jalan yang membuat kamu menderita"
percayalah.
jika kamu memilih jalan yang benar untuk hidupmu, maka kebahagiaan yang
akan kau dapatkan. begitu sebaliknya. kalau kamu berpikir dan merasakan
bahwa kamu adalah orang yang paling menderita di dunia itu ya karena
kamu salah jalan. mana ada jalan yang benar bikin orang kesasar dan
menderita?
lagi-lagi, topik yang paling hangat untuk
dibicarakan tentang menderita adalah tentang pacaran dan perasaan.
kenapa? karena sebagian besar orang yang (ngakunya) waras merasakan itu.
hanya bedanya terletak pada manajemen hatinya. kalau boleh jujur,
manajemen hati saya kacau sekali. saya adalah orang yang lebay dalam
mendeskripsikan perasaan, saya berlebihan kalau menyangkut perasaan.
yap..ujung-ujungnya saya galau. pasti.
sudahlah. nggak
perlu wasting time. wasting money. wasting feeling untuk pacaran yang
belum jelas arahnya kemana. masih punya Tuhan kan? masih ngaku nyembah
Dia kan? masih percaya pada segala ketetapanNya kan? kalau mau pacaran
ya silakan, tapi yang wajar-wajar saja. jangan berlebihan apalagi kalau
sampai lupa batasan. lupa Tuhan. jangan! saya ini sudah nabung banyak
dosa dari pacaran. ya. mana ada ceritanya pacaran itu nggak dapet dosa?
tapi, bukankah Allah selalu membuka pintu taubat untuk hambaNya yang
ingin kembali ke jalanNya?
oke. dari semua kalimat yang saya utarakan, mungkin komentar pertama yang muncul adalah: ngomong mudah, prakteknya booooook.
ah wis biasa. tapi mungkin komentar lain adalah KAMU INI NGOMONGIN APA, sih? hehehe. maaf, random banget ya tulisan saya ini?
saya
cuma mau ngomong kalau suka sama orang, yang wajar-wajar saja (saya
juga sedang mencoba). masih ada Tuhan, masih ada Allah. jangan
berlebihan, jangan sok memiliki. sebab jika nanti kehilangan akan terasa
sakit sekali. dan bagi para pejuang yang di dalam hidupnya tidak pernah
ada kamus pacaran, kalian lebih tahu bagaimana men-treatment saudaramu
untuk menjadi benar dengan cara kalian sendiri.
saya
mohon maaf apabila menulis ini semua. saya cuma mau membagi pengalaman
saya. kalau menurut kalian baik, ya monggo diambil sisi baiknya. tapi
kalau menurut kalian saya ini sok menggurui ya abaikan saja
kalimat-kalimat saya. beres kan? gitu aja kok repot? :)
sebenarnya
semua hal yang saya bicarakan ini saya ambil dari orang asing yang dulu
saya katai "sok menggurui" yang akhirnya membuat saya luluh dan jatuh.
yang sampai pada akhirnya saya harus bilang ke dia "saya bersedia (jika)
jadi istri kamu"
teruntuk lelakiku yang luar
biasa, yang berada jauh di sana....saya yakin kalau apa yang kamu
katakan pada saya tidaklah akan menjadi sia-sia, saya orang yang punya
tingkat kesadaran tinggi. saya taubat. saya juga sudah berjanji sama
kamu untuk tidak lagi memelihara sisi egois yang dapat merusak hidup
saya sendiri. saya mau merubah apapun dari dalam diri saya yang
sekiranya itu buruk sekali di mata kamu. saya ingin menjadi perempuan
yang pantas jika diizinkan Allah untuk menjadi pendamping hidup kamu.
apa
yang kamu katakan pada saya memang benar semua...... bahwa untuk
berubah, orang tidak butuh waktu, tapi dia cuma butuh niat. dan saya
sudah berniat.
perempuan akan benar (baik) jika dipegang oleh laki-laki yang benar (baik) pula.
Read more »