telah gugur. daun-daun kering jatuh menjadi jasad tak terawat,
kecoklatan menyatu dengan tanah yang tak lagi bisa basah.
ranting-ranting kering, ceking.
aku mengaduh. ditemani selinting harapan yang hampir tinggal separuh. mau kubantah takdir, namun tubuhku rapuh. hampir aku menjerit karena hidup terlalu sakit. hampir kubunuh sisa harapan yang tinggal sedikit. namun sadarku akan kamu membuatku bangkit.
*
ada keajaiban kecil yang muncul di saat semrawut hidupku berada di ambang batas normal. hidupku sudah tidak normal. semestaku hancur lebur. tak ada bayangan secuilpun untuk menapaki hidup setelah begitu banyak kejadian membuatku ingin mundur.
lalu?
sudah kubilang ada keajaiban kecil. ada cinta dan harapan kecil yang menyala sekalipun cuma remang, tak terang. tapi paling tidak, ada serangkaian kata tak putus asa yang tetap terukir di dalam hati. ya. aku tidak mau putus asa dan larut dalam perbudakan kesedihan. bukankah kesedihan tidak boleh dimanjakan?
aku percaya Tuhan dengan segala ketetapanNya, baik dan buruk. jadi, apakah aku masih akan terus ragu dengan hidup yang tak senormal orang-orang di sekitarku? percayalah, Tuhan selalu memberikan pertolongan ketika kau memintaNya dengan tulus.
tentang keajaiban kecil yang kumaksudkan adalah kamu. ajaib. iya. kamu ajaib. kamu, satu-satunya pemilik mata yang mampu melihat sesuatu yang tak dilihat oleh mata manusia-manusia itu. kalimat singkat yang kau kirimkan membuatku terjingkat, dan terpikat, singkat. aku tidak heran jika mendadak kamu jadi seperti bubuk cabai yang membuatku candu di hariku yang membosankan itu. ada hasrat untuk bercakap. ada keinginan untuk terus berhubungan. bisa kah?
Dan aku ingin mengenalmu lebih dari ini, boleh?
lagi-lagi kutanyakan pada diriku sendiri tentang ini. adakah kesempatan untukku berjumpa dan mengajakmu bicara? ah semoga Tuhan memiliki kehendak atas ini semua. kalau sudah ditakdirkan, tentu akan dipertemukan.
apa aku boleh menyukaimu? lagi-lagi aku harus bertanya itu. dan lagi-lagi aku seperti orang tak waras yang berbicara dengan dinding berbatu. tak ada jawaban. ini menyesatkan. seperti bermain di dalam labirin, berliku dan penuh teka-teki yang menguras nalarku. ini membuatku gundah sekaligus bungah. hey, hidupku terasa indah.
aku mencium bau rindu di sepanjang hariku. kau tahu apa yang kuinginkan sekarang? memeluk malam dan bermimpi tentangmu. ah, aku benar-benar gila rupanya. segala tentangmu ternyata sudah jadi baku di hidupku. meskipun sebenarnya aku tidak tahu apapun yang ada di hidupmu kecuali eksistensimu di beberapa tahun yang lalu.
meskipun kepalaku disesaki oleh pertanyaan-pertanyaan tentang siapa kamu dan bagaimana kamu, nyatanya itu sama sekali tak membuat kepalaku seperti dihantam palu. hahah. kalimatku sangatlah berlebihan.
aku tidak akan bosan untuk menulis. bagiku, ada banyak hal yang harus kutulis tentang kamu. aku penasaran namun tak cukup punya keberanian untuk bertanya atau sekedar menyapa. hahah. rupanya aku malu. rupanya aku hanya bisa menuliskannya diam-diam. hm...tapi yang jadi pertanyaan adalah apakah kamu punya kesadaran bahwa yang kumaksudkan di sini adalah kamu?
dan aku penasaran.
aku mengaduh. ditemani selinting harapan yang hampir tinggal separuh. mau kubantah takdir, namun tubuhku rapuh. hampir aku menjerit karena hidup terlalu sakit. hampir kubunuh sisa harapan yang tinggal sedikit. namun sadarku akan kamu membuatku bangkit.
*
ada keajaiban kecil yang muncul di saat semrawut hidupku berada di ambang batas normal. hidupku sudah tidak normal. semestaku hancur lebur. tak ada bayangan secuilpun untuk menapaki hidup setelah begitu banyak kejadian membuatku ingin mundur.
lalu?
sudah kubilang ada keajaiban kecil. ada cinta dan harapan kecil yang menyala sekalipun cuma remang, tak terang. tapi paling tidak, ada serangkaian kata tak putus asa yang tetap terukir di dalam hati. ya. aku tidak mau putus asa dan larut dalam perbudakan kesedihan. bukankah kesedihan tidak boleh dimanjakan?
aku percaya Tuhan dengan segala ketetapanNya, baik dan buruk. jadi, apakah aku masih akan terus ragu dengan hidup yang tak senormal orang-orang di sekitarku? percayalah, Tuhan selalu memberikan pertolongan ketika kau memintaNya dengan tulus.
tentang keajaiban kecil yang kumaksudkan adalah kamu. ajaib. iya. kamu ajaib. kamu, satu-satunya pemilik mata yang mampu melihat sesuatu yang tak dilihat oleh mata manusia-manusia itu. kalimat singkat yang kau kirimkan membuatku terjingkat, dan terpikat, singkat. aku tidak heran jika mendadak kamu jadi seperti bubuk cabai yang membuatku candu di hariku yang membosankan itu. ada hasrat untuk bercakap. ada keinginan untuk terus berhubungan. bisa kah?
Dan aku ingin mengenalmu lebih dari ini, boleh?
lagi-lagi kutanyakan pada diriku sendiri tentang ini. adakah kesempatan untukku berjumpa dan mengajakmu bicara? ah semoga Tuhan memiliki kehendak atas ini semua. kalau sudah ditakdirkan, tentu akan dipertemukan.
apa aku boleh menyukaimu? lagi-lagi aku harus bertanya itu. dan lagi-lagi aku seperti orang tak waras yang berbicara dengan dinding berbatu. tak ada jawaban. ini menyesatkan. seperti bermain di dalam labirin, berliku dan penuh teka-teki yang menguras nalarku. ini membuatku gundah sekaligus bungah. hey, hidupku terasa indah.
aku mencium bau rindu di sepanjang hariku. kau tahu apa yang kuinginkan sekarang? memeluk malam dan bermimpi tentangmu. ah, aku benar-benar gila rupanya. segala tentangmu ternyata sudah jadi baku di hidupku. meskipun sebenarnya aku tidak tahu apapun yang ada di hidupmu kecuali eksistensimu di beberapa tahun yang lalu.
meskipun kepalaku disesaki oleh pertanyaan-pertanyaan tentang siapa kamu dan bagaimana kamu, nyatanya itu sama sekali tak membuat kepalaku seperti dihantam palu. hahah. kalimatku sangatlah berlebihan.
aku tidak akan bosan untuk menulis. bagiku, ada banyak hal yang harus kutulis tentang kamu. aku penasaran namun tak cukup punya keberanian untuk bertanya atau sekedar menyapa. hahah. rupanya aku malu. rupanya aku hanya bisa menuliskannya diam-diam. hm...tapi yang jadi pertanyaan adalah apakah kamu punya kesadaran bahwa yang kumaksudkan di sini adalah kamu?
dan aku penasaran.
0 komentar:
Post a Comment