"dia siapa?", tanyaku pada Adam dengan nada yang agak meninggi
"......"
Adam gelisah. matanya berkeliaran entah kemana.
"aku tanya sekali lagi, dia siapa? wanitamu?" kali ini nada suaraku naik satu oktaf dari sebelumnya.
Adam mengangguk.
"......"
Kali ini aku yang bungkam, tidak menanggapi anggukan Adam.
"maaf Ran...." kata Adam sembari melirik wanita yang tengah duduk menunggu di samping sepeda motornya.
"......"
dadaku sesak. kepalaku rasanya seperti habis terjungkal.
"jadi, alasanmu menolakku selama ini adalah karena wanita itu?"
Adam diam menggigit bibir bawahnya.
"baiklah, lanjutkan hubungan kalian dan jangan sekali-sekali menghubungiku lagi"
Dan aku berbalik, memunggungi Adam yang masih berdiri kaku di tempatnya. Tubuhku gemetar. Air mataku menetes.
"dan sepertinya aku memang tidak sebaik wanita itu Dam. terimakasih. selamat tinggal"
*percakapan gajelas dari orang gajelas*
"......"
Adam gelisah. matanya berkeliaran entah kemana.
"aku tanya sekali lagi, dia siapa? wanitamu?" kali ini nada suaraku naik satu oktaf dari sebelumnya.
Adam mengangguk.
"......"
Kali ini aku yang bungkam, tidak menanggapi anggukan Adam.
"maaf Ran...." kata Adam sembari melirik wanita yang tengah duduk menunggu di samping sepeda motornya.
"......"
dadaku sesak. kepalaku rasanya seperti habis terjungkal.
"jadi, alasanmu menolakku selama ini adalah karena wanita itu?"
Adam diam menggigit bibir bawahnya.
"baiklah, lanjutkan hubungan kalian dan jangan sekali-sekali menghubungiku lagi"
Dan aku berbalik, memunggungi Adam yang masih berdiri kaku di tempatnya. Tubuhku gemetar. Air mataku menetes.
"dan sepertinya aku memang tidak sebaik wanita itu Dam. terimakasih. selamat tinggal"
*percakapan gajelas dari orang gajelas*
0 komentar:
Post a Comment