luka telah merampas bahagia yang lama ku paketkan.
seketika menghantam bak tsunami yang datang tanpa deteksi.
mengakhirkan cerita yang berasa di dalam jiwa.
luka telah melibas harapan yang ku bangun dengan gembira.
meruntuhkan pondasi masa depan yang ku nilai cemerlang.
merobek kain-kain pengantin yang tlah tersampir di dalam hati
aku patah. seluruh dayaku untuk membantah telah musnah.
hatiku luka karena cinta, tergenangi lara yang begitu mendera.
aku sakit. hatiku sakit terbelit.
luka mencintaimu sedemikian merana.
mencetak rekor penumbangan raga.
aku lemah. jatuh dan terbunuh.
terhunus belati hati yang kau simpan dengan rapi.
luka tengah mengendapkan jiwanya dalam jiwaku.
seluruh perasaku mati tertelan bumi.
hilang damba pada bahagia.
terkubur bersama ucap pisah yang membahana.
meratap hanya pada kesempatan yang hilang
hendak ku ikrarkan cinta dengan seksama
namun luka terlalu cepat menjemput bahagia untuk pulang ke rumahnya
maka penghabisan telah benar-benar datang
perih menggelontorkan dirinya padaku
menepi dan singgah di dalam hati
menenggelamkan rupa mentari yang lama menyinari
luka menarikan tarian persembahan selamat datang
pada patah yang telah menjanjikan kemenangan
cinta memburaikan tubuhnya dalam neraka
membelah diri menjemput kematian
aku patah
jiwaku dirajai lara yang menggelora
seketika menghantam bak tsunami yang datang tanpa deteksi.
mengakhirkan cerita yang berasa di dalam jiwa.
luka telah melibas harapan yang ku bangun dengan gembira.
meruntuhkan pondasi masa depan yang ku nilai cemerlang.
merobek kain-kain pengantin yang tlah tersampir di dalam hati
aku patah. seluruh dayaku untuk membantah telah musnah.
hatiku luka karena cinta, tergenangi lara yang begitu mendera.
aku sakit. hatiku sakit terbelit.
luka mencintaimu sedemikian merana.
mencetak rekor penumbangan raga.
aku lemah. jatuh dan terbunuh.
terhunus belati hati yang kau simpan dengan rapi.
luka tengah mengendapkan jiwanya dalam jiwaku.
seluruh perasaku mati tertelan bumi.
hilang damba pada bahagia.
terkubur bersama ucap pisah yang membahana.
meratap hanya pada kesempatan yang hilang
hendak ku ikrarkan cinta dengan seksama
namun luka terlalu cepat menjemput bahagia untuk pulang ke rumahnya
maka penghabisan telah benar-benar datang
perih menggelontorkan dirinya padaku
menepi dan singgah di dalam hati
menenggelamkan rupa mentari yang lama menyinari
luka menarikan tarian persembahan selamat datang
pada patah yang telah menjanjikan kemenangan
cinta memburaikan tubuhnya dalam neraka
membelah diri menjemput kematian
aku patah
jiwaku dirajai lara yang menggelora
0 komentar:
Post a Comment