Dari bukit kecil bernama cinta aku bersua dengannya,
dan mengabdi pada lembah ketabahan mencinta.
Aku resah didauni gelisah yang jatuh pasrah di atas tanah.
Kenapa begitu gelisah?
Demimu kupenjara rasa.
Tak kering rinduku padamu lima ratus malam tanpa kepastian.
Rasanya lorong kepatuhan pada takdir pertemuan berikutnya begitu panjang.
Lalu sampai kapan aku harus berdiri menanti di ujung seberang?
Aku menyerah pada keagungan jarak yang tak tahu diri.
Pasrah kuhadapi.
Ingin kutimbun ingatan dengan segunung es himalaya agar aku lupa.
Tapi sia-sia saja, semua rasa tak kunjung sirna.
Datanglah. Segeralah mendatangiku
Biar aku bicara cinta.
1 komentar:
lanjut...
Post a Comment