Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau kabari ketika sakit. Yang kemudian kebingungan mencari referensi obat untuk sakitmu.
Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau ceritakan tentang kekonyolan yang kau buat pada teman-temanmu yang lain. Yang kemudian tertawa keras bersama karena ceritamu memang lucu.
Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau curhati dan cereweti ketika kau sebal dengan semua orang. Yang kemudian hanya diam mendengarkan sambil mengangguk-angguk tanda memperhatikan.
Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau beri kabar gembira karena kau berhasil melakukan segala hal yang kau inginkan. Yang kemudian memelukmu dan dengan bangga memberimu selamat.
Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau beritahu ketika kau jatuh cinta. Yang kemudian mengulum senyum tanda ikut berbahagia.
Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang tak menentang hubunganmu dengannya meski orang lain berkata jangan. Yang kemudian meyakinkanmu bahwa hubungan itu adalah milikmu bukan milik mereka.
Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau mintai bahu untuk bersandar dan menangis karena cinta membuatmu sakit. Yang kemudian mengelus punggungmu dan mengatakan bahwa segalanya akan baik-baik saja.
Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang tak menyalahkanmu atas kesalahan memilih pasangan. Yang kemudian meyakinkan bahwa suatu saat kau akan bertemu orang yang tepat.
Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang merasa sakit hati ketika kau disakiti orang lain. Yan kemudian diam-diam menangisi kebodohanmu karena terlalu tak peka dengan sekitarmu dan malah mencari sejauh itu.
Dan kamu tak akan pernah ingat bahwa orang inilah yang pertama kali mendaratkan kecupan di keningmu ketika kau pulas tertidur di sofa rumahku sepuluh tahun lalu.
2 komentar:
wew
Komenmu pelit banget.
Post a Comment