Hei hujan, sudah dua hari ini kau tak datang sampai membuat tubuhku gusar karena kepanasan. Matahari terlalu merajai semesta sampai kau harus menyembunyikan diri untuk membangun energi.
Hei hujan, datanglah ke tempatku. Turunlah dengan deras agar aroma wangi tanah basah bisa kucium kembali. Mungkin aku tak lagi bisa menikmati euforia mandi hujan bersama kawan-kawanku semasa SD dulu di sepanjang gang perumahan. Tapi paling tidak kini aku bisa melihat binar bahagia itu dari mata anak-anak kecil di sekitar rumahku.
Hei hujan, tidakkah kau ingat bahwa saat kau turun aku selalu menemanimu dengan sabar di balkon rumah sambil menyeruput madu hangat? Jangan lupakan kehadiranku yang selalu duduk manis menatap langit kelabu sampai kau menghilang dari pandangan.
Hei hujan. Denganmu aku bisa menjadi sendu, denganmu aku bisa ceria, dan denganmu aku bisa leluasa bicara tentang cinta yang tak kunjung tiba.
Hei hujan, aku menunggumu datang. Jangan pergi-pergi lagi! Aku sendirian, kesepian, dan keringetan.
0 komentar:
Post a Comment