Sudah kawan. Sudah cukupi ratapanmu pada lelaki itu, hentikan tangismu, hentikan rengekan untuk memintanya kembali. Sudah biarkan saja dia pergi. Kau berhak bahagia.
Lelaki itu telah meninggalkanmu sendirian menangisi perpisahan. Dia tak mengacuhkan segala alasan logis yang kau berikan. Dia tak bergeming dengan keputusan. Dia tak ingat bagaimana asam manis perjalanan enam tahun kebersamaan kalian. Dia tak sadar bahwa bahwa dirinya adalah cinta pertama yang kau agungkan. Dia lupa, kawan.
Kau berhak bahagia. Jangan menyakiti diri sendiri. Sulit memang untuk segera bangkit. Tapi kau punya aku, keluarga, dan teman-teman lain. Kami akan mendukungmu habis-habisan. Kami adalah barisan penyemangat yang akan siap sedia ketika kau butuhkan. Jangan jatuh terlalu dalam, kawan. Cintamu padanya jangan sampai menjerumuskan sampai kau lupa pada Tuhan yang menciptakan cinta diantara kalian.
Menangislah sesukamu, sepuas hatimu. Tapi jangan berlama-lama mengurung diri dalam kesedihan. Jangan dimanjakan. Obat terbaik untuk menyembuhkan luka adalah dirimu sendiri. Kaulah yang harus menguatkan diri, kaulah yang harus menciptakan pikiran positif untuk masa depan.
Hei...masa depanmu masih panjang. Tak ada guna menangisi lelaki yang tak pantas disandingkan denganmu itu. Kau bukan untuknya dan dia bukan untukmu. Tuhan Maha Adil, kawan. Jodoh telah Dia tetapkan sebelum kau dilahirkan. Jangan khawatir dan kebingungan. Bukankah selalu ada pelangi sehabis hujan?
Kau berhak bahagia, kawan. Bahagiakan dirimu sendiri agar luka segera hilang. Meskipun sulit untuk bangkit, bukan berarti waktu tak memihakmu bukan? Yakinlah, seiring berjalannya waktu luka-luka yang ada akan sirna. Bangkit dan buktikan pada semesta bahwa kau mampu bahagia tanpanya.
1 komentar:
Kita Semua berhak bahagia, Yuk Maem Mie Ayam Trus Maem Soto Ayam. :D Bahagia itu sederhana "Maem enak seperti yang diinginkan" ------ ngantuk dan meraih mimpi :D
Post a Comment