Setiap malam, saat sendirian saja, saat kedua telinga tersumpal earphone, saat lagu yang terputar begitu syahdu didengar maka saat itulah ingatan akan dirimu datang tanpa diundang.
Hal ini terus saja terjadi setiap diriku didekap sunyinya malam tanpa teman. Diriku tiba-tiba dihampiri rasa kesepian, maka disitulah bayanganmu kembali muncul perlahan dan melesak masuk ke dalam hati hingga timbul rasa rindu yang tak tertahankan.
Kebodohan ini terus saja datang dalam waktu yang tak bisa kujelaskan kapan akan terulang. Kebodohan ini tak punya siklus pengulangan yang pasti. Semua serba tiba-tiba, tanpa direncanakan tentu saja.
Jujur aku tak mampu mengarahkan kemana isi hati harus melangkah. Aku tak dapat mencegah rasa rindu itu datang. Kuakui aku memang bodoh. Tapi memang tak pernah ada rumus mutlak untuk memecahkan masalah seperti ini, perihal rindu yang tiba-tiba datang tanpa diminta itu. Andaikan engkau berada di posisiku, bagaimana cara mencegah ingatan datang?
Aku tak bisa membohongi diriku sendiri bahwa selalu ada celah waktu dimana aku akan mengingatmu dengan sangat.
Kemudian aku akan menangis karena merindukanmu dan membodoh-bodohkan diri sendiri atas keegoisan meninggalkan dirimu yang memang menyebalkan. Aku ingin bertahan, menjadi perempuan kedua yang akan terus kau perhatikan. Tapi itu bodoh bukan? Dan bodohnya lagi, aku merindukan kebodohan itu.
Tapi ini hanya perasaan sesaat saja. Hanya semalam akan bertahan. Ketika esok tiba semua pikiran dan perasaan bodoh itu menghilang begitu saja. Aku akan lupa tentang tangisan semalam. Kekonyolan yang kutimbulkan karena perasaan sesaat itu akan membuatku tertawa esok harinya. Namun aku tak bisa menjamin bahwa suatu saat kebodohan perasaan itu tak akan berulang saat malam sunyi datang. Pasti akan terulang lagi, pasti.
Untukmu, A. Dari L yang bodoh.
0 komentar:
Post a Comment