sebuah Fiksi....
Dear adek
Adakah yang lebih menyakitkan bagiku selain pergi dari tempat ini ? Sebab terlalu banyak kenang yang enggan berpamitan. Terlalu banyak tawa yang enggan dilupa.
Maafkan aku adek, tak ada secuil ingin pun aku membohongimu, dan tak ada dayaku untuk tidak berkata iya ketika kau tanya : mau pulang ke rumah ya mas ?
Maafkan aku adek, entah kenapa aku tak bisa berterus terang padamu. Aku tak bisa mengatakan bahwa aku telah berada di Jakarta. Bahwa aku....ah, aku tak bisa jujur padamu.
Maafkan aku adek, aku tak bisa meluluskan kisah yang selalu kau bangun dengan kasih itu, dan tak ada dayaku untuk berkata selain kalimat : iya, tidak apa-apa. ati2 ya. jarak bukan berarti perpisahan.
Aku hanya berusaha menjaga hati, aku hanya berusaha mengontrol diri.
Mengertilah adek, ada banyak mimpi yang musti ku genggam pasti.
Ada banyak harap yang harus aku genggam erat.
Ada mereka yang ingin aku bahagiakan hidupnya, ayah-ibu.
Aku hanya berusaha untuk mereka, aku hanya berusaha membuktikan diri bahwa aku berguna, bahwa pengorbanan mereka tak sia-sia.
Aku hanya ingin membuktikan diri pada mereka, itu saja, karena aku cinta mereka.
Maafkan aku adek, lagi-lagi aku membuatmu menangis.
Aku tahu kau menangis sepanjang malam karenaku. Aku tahu kau menyesal telah jatuh cinta kepadaku. tapi, ku mohon adek jangan membenciku, jangan menyesal telah menemuiku, jangan pernah berusaha melupakanku, jangan hanya gara-gara ini silaturahim kita terputus.
kau ingat semua kenang yang pernah kita ukir bersama ? aku masih mengingatnya dengan jelas.
adek, jangan menangis. Aku hanya mau ketika suatu saat nanti kita bertemu kembali yang ku lihat dan ku tahu adalah adek yang hangat, yang ramah, yang ceria, yang tegar berdiri di depanku. Bukan lagi adek yang cengeng menangisi cintanya yang belum tersampaikan.
adek, jangan kau pikir aku tidak merasakan itu. aku juga merasakannya. bahkan ku pikir ini lebih sakit dari apa yang kau rasakan sebab aku berada dalam posisi yang sangat sulit. Namun, aku harus bersikap dewasa. Aku harus bisa memprioritaskan bagian mana yang harus aku dahulukan. Aku yakin kau tahu, kau mengerti, kau pandai, kau cerdas. hanya saja kau belum mengakui itu. Kau terlalu terlena dengan sifat manja dan kekanakanmu itu.
adek sudah dewasa, ya kan ? Aku diam, bukan berarti aku tak peduli padamu. kau tahu itu kan dek ?
Adek, jangan menyesal
Adek, jangan menangis
Sebab aku merasa bersalah dan terluka ketika melihat status-status sedihmu itu.
Aku tak bisa berbuat apa-apa dek, sebab aku tak ingin kau terlalu menggantung harap padaku.
Addek, jangan terlalu jauh dan jangan terlalu dekat.
jalani apa adanya. biarkan mengalir begitu saja.
Aku, tidak memintamu menunggu.
Aku juga tidak menganjurkanmu untuk tidak jatuh cinta lagi dengan yang lain.
Adek, mengertilah
Adek, semangat !!! jalanmu masih panjang.
Adek, ada banyak hal yang jauh lebih penting dari cintamu itu.
adalah mimpi yang sedari dulu kau ukir sebelum kau bertemu denganku untuk kau raih dengan tanganmu.
Adek, ada banyak hal yang jauh lebih indah dibanding cintamu padaku.
adalah hidupmu, hidupmu terlalu indah jika hanya sekedar untuk disia-siakan untuk cintamu itu
Adek, aku tak pandai berkata-kata. Yang terakhir adalah SORRY...SORRY...SORRY....SORRY
Adek, aku percaya takdir. Apa kau juga seperti itu ?
aku tidak tahu takdir macam apa itu, namun yang pasti takdir Allah lebih indah dari apa yang kita bayangkan, bukan begitu adek mutiara ? :)
#pesan : ilmu positive thinkingmu masih kurang :P
***
Bibirku bergetar menahan suara. Tenggorokanku tercekat begitu saja. Aku menangis membaca itu. lalu ku pasang headset. ku putar lagu sekerasnya sampai aku tak mndengar suara lain. Tangisku pecah. Dadaku sakit. jantungku lemah. Suratmu mengaparkan tubuhku. Aku tersudut di kamar.
Seperti itukah keadaanmu ? Aku tak tahu apa-apa tentangmu, aku tak tahu apa-apa.
Maafkan aku, aku yang menyebabkanmu hampir kehilangan mimpi. Aku...
Aku menyesal oppa, maaf :'(
tapi, aku yakin kau pernah memikirkanku...meskipun hanya sekali saja, iya kan ? meskipun sekarang sudah tidak. oppa.....siapa wanita dalam PPmu itu ? ah, pacarmu ? kenapa tak bilang padaku dan memintaku untuk berhenti menyukaimu saja ? hiksss :(
Teriring doa untukmu, oppa. Selamat berbahagia. Semoga sukses. Raih mimpimu. Dimanapun kau berada, semoga sehat selalu :)
Siapapun wanitamu nanti, semoga bahagia.
"selamat berbahagia bersama wanita itu (siapapun dia) karena aku juga akan berbahagia bersama lelaki itu (siapapun dia)"
jeongmal mianhae....oppa saranghae :')
hasil menerawang, hasil dari imajinasi, hasil dari membayangkan.
hasil pikir dari terka-menerka, dari tebak-menebak, dari raba-meraba keadaan yang sulit dilukiskan. well, aku tak tahu pastinya seperti apa, namun yang pasti seperti itulah yang kini tergambar dalam otak-ku yang geje ini. see ya....All is well. hehehe :) makanya aku tulis SEBUAH FIKSI
Dear adek
Adakah yang lebih menyakitkan bagiku selain pergi dari tempat ini ? Sebab terlalu banyak kenang yang enggan berpamitan. Terlalu banyak tawa yang enggan dilupa.
Maafkan aku adek, tak ada secuil ingin pun aku membohongimu, dan tak ada dayaku untuk tidak berkata iya ketika kau tanya : mau pulang ke rumah ya mas ?
Maafkan aku adek, entah kenapa aku tak bisa berterus terang padamu. Aku tak bisa mengatakan bahwa aku telah berada di Jakarta. Bahwa aku....ah, aku tak bisa jujur padamu.
Maafkan aku adek, aku tak bisa meluluskan kisah yang selalu kau bangun dengan kasih itu, dan tak ada dayaku untuk berkata selain kalimat : iya, tidak apa-apa. ati2 ya. jarak bukan berarti perpisahan.
Aku hanya berusaha menjaga hati, aku hanya berusaha mengontrol diri.
Mengertilah adek, ada banyak mimpi yang musti ku genggam pasti.
Ada banyak harap yang harus aku genggam erat.
Ada mereka yang ingin aku bahagiakan hidupnya, ayah-ibu.
Aku hanya berusaha untuk mereka, aku hanya berusaha membuktikan diri bahwa aku berguna, bahwa pengorbanan mereka tak sia-sia.
Aku hanya ingin membuktikan diri pada mereka, itu saja, karena aku cinta mereka.
Maafkan aku adek, lagi-lagi aku membuatmu menangis.
Aku tahu kau menangis sepanjang malam karenaku. Aku tahu kau menyesal telah jatuh cinta kepadaku. tapi, ku mohon adek jangan membenciku, jangan menyesal telah menemuiku, jangan pernah berusaha melupakanku, jangan hanya gara-gara ini silaturahim kita terputus.
kau ingat semua kenang yang pernah kita ukir bersama ? aku masih mengingatnya dengan jelas.
adek, jangan menangis. Aku hanya mau ketika suatu saat nanti kita bertemu kembali yang ku lihat dan ku tahu adalah adek yang hangat, yang ramah, yang ceria, yang tegar berdiri di depanku. Bukan lagi adek yang cengeng menangisi cintanya yang belum tersampaikan.
adek, jangan kau pikir aku tidak merasakan itu. aku juga merasakannya. bahkan ku pikir ini lebih sakit dari apa yang kau rasakan sebab aku berada dalam posisi yang sangat sulit. Namun, aku harus bersikap dewasa. Aku harus bisa memprioritaskan bagian mana yang harus aku dahulukan. Aku yakin kau tahu, kau mengerti, kau pandai, kau cerdas. hanya saja kau belum mengakui itu. Kau terlalu terlena dengan sifat manja dan kekanakanmu itu.
adek sudah dewasa, ya kan ? Aku diam, bukan berarti aku tak peduli padamu. kau tahu itu kan dek ?
Adek, jangan menyesal
Adek, jangan menangis
Sebab aku merasa bersalah dan terluka ketika melihat status-status sedihmu itu.
Aku tak bisa berbuat apa-apa dek, sebab aku tak ingin kau terlalu menggantung harap padaku.
Addek, jangan terlalu jauh dan jangan terlalu dekat.
jalani apa adanya. biarkan mengalir begitu saja.
Aku, tidak memintamu menunggu.
Aku juga tidak menganjurkanmu untuk tidak jatuh cinta lagi dengan yang lain.
Adek, mengertilah
Adek, semangat !!! jalanmu masih panjang.
Adek, ada banyak hal yang jauh lebih penting dari cintamu itu.
adalah mimpi yang sedari dulu kau ukir sebelum kau bertemu denganku untuk kau raih dengan tanganmu.
Adek, ada banyak hal yang jauh lebih indah dibanding cintamu padaku.
adalah hidupmu, hidupmu terlalu indah jika hanya sekedar untuk disia-siakan untuk cintamu itu
Adek, aku tak pandai berkata-kata. Yang terakhir adalah SORRY...SORRY...SORRY....SORRY
Adek, aku percaya takdir. Apa kau juga seperti itu ?
aku tidak tahu takdir macam apa itu, namun yang pasti takdir Allah lebih indah dari apa yang kita bayangkan, bukan begitu adek mutiara ? :)
#pesan : ilmu positive thinkingmu masih kurang :P
***
Bibirku bergetar menahan suara. Tenggorokanku tercekat begitu saja. Aku menangis membaca itu. lalu ku pasang headset. ku putar lagu sekerasnya sampai aku tak mndengar suara lain. Tangisku pecah. Dadaku sakit. jantungku lemah. Suratmu mengaparkan tubuhku. Aku tersudut di kamar.
Seperti itukah keadaanmu ? Aku tak tahu apa-apa tentangmu, aku tak tahu apa-apa.
Maafkan aku, aku yang menyebabkanmu hampir kehilangan mimpi. Aku...
Aku menyesal oppa, maaf :'(
tapi, aku yakin kau pernah memikirkanku...meskipun hanya sekali saja, iya kan ? meskipun sekarang sudah tidak. oppa.....siapa wanita dalam PPmu itu ? ah, pacarmu ? kenapa tak bilang padaku dan memintaku untuk berhenti menyukaimu saja ? hiksss :(
Teriring doa untukmu, oppa. Selamat berbahagia. Semoga sukses. Raih mimpimu. Dimanapun kau berada, semoga sehat selalu :)
Siapapun wanitamu nanti, semoga bahagia.
"selamat berbahagia bersama wanita itu (siapapun dia) karena aku juga akan berbahagia bersama lelaki itu (siapapun dia)"
jeongmal mianhae....oppa saranghae :')
hasil menerawang, hasil dari imajinasi, hasil dari membayangkan.
hasil pikir dari terka-menerka, dari tebak-menebak, dari raba-meraba keadaan yang sulit dilukiskan. well, aku tak tahu pastinya seperti apa, namun yang pasti seperti itulah yang kini tergambar dalam otak-ku yang geje ini. see ya....All is well. hehehe :) makanya aku tulis SEBUAH FIKSI
0 komentar:
Post a Comment