Di dalam keramaian aku masih merasa sepi, sendiri memikirkan kamu.
Sayup - sayup suara Once dalam lagu Kosong itu terdengar dari dalam headset yang tersemat dikedua telinga Kana. Gadis itu berjalan gontai di tengah riuh suasana tempat itu. Wajahnya tertekuk, sedang bagian bawah matanya terlihat lebih tebal dan agak menghitam. Kana kehilangan waktu tidurnya sebab terlalu lama menangisi cintanya yang pergi.
Tak dipedulikannya apapun dan siapapun, yang dia pedulikan adalah bagaimana caranya berhenti memikirkan lelaki itu dan segera mengusir rasa bergantungnya pada laki-laki yang baru dua hari memutuskan ikatan cinta dengannya. Sakit, rasanya sakit dan sampai sekarang masih terasa sakit sampai rasanya menjulang ke ubu-ubun dan hampir memecahkan kepalanya. Lalu diremasnya sendiri tangan mungilnya, digenggamnya kuat buku-buku jarinya sampai memutih. Kana sakit hati.
Tubuhnya tak pernah tahu kemana otak memintanya pergi, tak ada tempat tujuan, jiwanya kosong, matanya kosong, tak ada kehidupan di sana. Kana mendesah, jadi seperti ini ya rasanya patah hati ? pacar pertama dan putus pertama. Hendak Kana berteriak di depan lapangan basket itu. Hendak dia berteriak-teriak gila kepada siapapun yang sedang bermain di sana. Lalu Kana melakukannya ketika seorang pemain basket berkulit putih jangkung berhasil mencetak nilai. "Arhhhhhhhhhhhhhhh...........Archhhhhhhhhhhhhhh, lelaki sialan" suaranya melengking sampai membuat lelaki di sebelahnya melonjak kaget lalu dengan gemas menatapnya karena merasa terusik oleh teriakan gila dari Kana.
"lagi patah hati ya?" cibir lelaki itu. Kana mengecilkan volume mp3nya, lalu memperhatikan sekelilingnya, hanya dia dan lelaki itu di sana, meskipun ada penonton yang lain namun jaraknya agak jauh dari tempat duduknya.
Tahu yang diajak bicara adalah dirinya sendiri, Kana melengos, mengacuhkan lelaki yang sedang memainkan gadgetnya. Diliriknya lagi lelaki yang sudah kembali menekuri permainan game di ipadnya. Kana mendengus, mengeluh "cih, sok tau"
Dan tiba-tiba saja lelaki itu kembali menatap Kana, "gw emang tau. dari cara lo ngeliat, dari cara lo teriak tuh pasti lagi patah hati, abis diputusin cowok lo ya?" sambung lelaki itu dengan tidak mengalihkan pandangan dari gamenya.
Lama kelamaan Kana merasa jengkel dengan lelaki yang ditaksir Kana berusia 20 tahun itu. Kana memutar tubuhnya menghadap lelaki itu, "hei adek kecil jangan sok tahu dech,..."
Lalu lelaki itu mendongak saat didengarnya kata-kata aneh dan lucu terdengar di telinganya. Diangkatnya sebelah alis tebalnya, lalu memutar kepalanya ke belakang, mencoba memperhatikan siapa yang di belakangnya. Saat tiba-tiba disadarinya bahwa yang dipanggil adek kecil adalah dia, langsung dia menunjuk dadanya sendiri sambil memasang ekspresi bertanya kepada Kana.
"iya, siapa lagi maklhuk di sini selain lo sama gw ?"
Dan tiba-tiba saja lelaki itu terkekeh."masih pantes sich gw dipanggil gitu. soalnya gw kan emang imut, masih muda. hahahaha" lalu lelaki itu menggeleng ringan dan berdecak sebelum kembali memainkan gamenya.
"patah hati itu hal wajar, sudah biasa, tergantung dari cara kamu untuk menyikapinya. Kalau kamu terlalu cinta sama orang ya begitu deh hasilnya. Coba deh kalau kamu lebih cinta sama Tuhanmu, pasti gak bakal stres seperti itu . Kalau cinta ya cinta aja, gak usah berlebihan. Soalnya kalau putus bakalan benar - benar merasa sakit seperti apa yang kamu alami tuh. Udah lupa ya kalau cinta yang sempurna itu cuma milik kamu sama Tuhanmu ? jadi, berhentilah melebai-lebaikan diri. Sedih ya sedih saja, gak perlu lama - lama sampai stres begitu. Kasihan tubuh kamu...."
Lelaki itu membuat Kana bergeming, membuat tubuh Kana membatu. Kana hampir terisak saat diketahuinya lelaki itu telah menggeser duduknya tepat di samping kanan Kana. Sempat terkejut dan hampir mengumpat tetapi lelaki itu telah berbicara lagi....
"aku juga lagi patah hati, lebih parah pula. aku ditinggal nikah sama cewek aku, parah kan ? sakit itu pasti, cuma mencoba untuk bijak dalam menyikapinya adalah hal luar biasa yang bisa dilakukan. Hm...kalau kita putus, itu tandanya bukan jodoh, dan dia bukanlah yang terbaik buat kamu. Tuhan itu sayang sama kamu, sama aku juga, makanya Dia ngasih tau kita dengan cara begitu. Yakin aja dech kalau Tuhan tau apa yang terbaik buat kita"
Dan lelaki itu berdiri dan beranjak meninggalkan Kana yang masih terdiam. Dilihatnya lelaki itu berjalan lurus dan tidak menengok ke belakan lagi. Namun, tiba-tiba saja langkahnya terhenti dan berteriak ke Kana
"jangan panggil gw adek kecil, sebab gw mungkin aja lebih tua dari lo"
Kana tersenyum geli, dasar orang aneh. Dan setelah itu Kana mulai memikirkan lagi patah hatinya. Apa iya harus seperti ini ? sudah dua hari dia jadi linglung dan bertingkah aneh. Tapi, bukannya sah-sah saja kalau sedih ? sekedar untuk mengantarkan kematian cintanya ?iya, hanya saja tidak boleh berlebihan.
"Ck ck ck, teori itu mudah dilisankan mas bro, yang susah tuh cara untuk menjalankannya"
Setelah itu Kana kembali membesarkan volume mp3nya dan menikmati lagu-lagu sendu yang sengaja dia set untuk hari ini, khusus hari ini saja.
Sayup - sayup suara Once dalam lagu Kosong itu terdengar dari dalam headset yang tersemat dikedua telinga Kana. Gadis itu berjalan gontai di tengah riuh suasana tempat itu. Wajahnya tertekuk, sedang bagian bawah matanya terlihat lebih tebal dan agak menghitam. Kana kehilangan waktu tidurnya sebab terlalu lama menangisi cintanya yang pergi.
Tak dipedulikannya apapun dan siapapun, yang dia pedulikan adalah bagaimana caranya berhenti memikirkan lelaki itu dan segera mengusir rasa bergantungnya pada laki-laki yang baru dua hari memutuskan ikatan cinta dengannya. Sakit, rasanya sakit dan sampai sekarang masih terasa sakit sampai rasanya menjulang ke ubu-ubun dan hampir memecahkan kepalanya. Lalu diremasnya sendiri tangan mungilnya, digenggamnya kuat buku-buku jarinya sampai memutih. Kana sakit hati.
Tubuhnya tak pernah tahu kemana otak memintanya pergi, tak ada tempat tujuan, jiwanya kosong, matanya kosong, tak ada kehidupan di sana. Kana mendesah, jadi seperti ini ya rasanya patah hati ? pacar pertama dan putus pertama. Hendak Kana berteriak di depan lapangan basket itu. Hendak dia berteriak-teriak gila kepada siapapun yang sedang bermain di sana. Lalu Kana melakukannya ketika seorang pemain basket berkulit putih jangkung berhasil mencetak nilai. "Arhhhhhhhhhhhhhhh...........Archhhhhhhhhhhhhhh, lelaki sialan" suaranya melengking sampai membuat lelaki di sebelahnya melonjak kaget lalu dengan gemas menatapnya karena merasa terusik oleh teriakan gila dari Kana.
"lagi patah hati ya?" cibir lelaki itu. Kana mengecilkan volume mp3nya, lalu memperhatikan sekelilingnya, hanya dia dan lelaki itu di sana, meskipun ada penonton yang lain namun jaraknya agak jauh dari tempat duduknya.
Tahu yang diajak bicara adalah dirinya sendiri, Kana melengos, mengacuhkan lelaki yang sedang memainkan gadgetnya. Diliriknya lagi lelaki yang sudah kembali menekuri permainan game di ipadnya. Kana mendengus, mengeluh "cih, sok tau"
Dan tiba-tiba saja lelaki itu kembali menatap Kana, "gw emang tau. dari cara lo ngeliat, dari cara lo teriak tuh pasti lagi patah hati, abis diputusin cowok lo ya?" sambung lelaki itu dengan tidak mengalihkan pandangan dari gamenya.
Lama kelamaan Kana merasa jengkel dengan lelaki yang ditaksir Kana berusia 20 tahun itu. Kana memutar tubuhnya menghadap lelaki itu, "hei adek kecil jangan sok tahu dech,..."
Lalu lelaki itu mendongak saat didengarnya kata-kata aneh dan lucu terdengar di telinganya. Diangkatnya sebelah alis tebalnya, lalu memutar kepalanya ke belakang, mencoba memperhatikan siapa yang di belakangnya. Saat tiba-tiba disadarinya bahwa yang dipanggil adek kecil adalah dia, langsung dia menunjuk dadanya sendiri sambil memasang ekspresi bertanya kepada Kana.
"iya, siapa lagi maklhuk di sini selain lo sama gw ?"
Dan tiba-tiba saja lelaki itu terkekeh."masih pantes sich gw dipanggil gitu. soalnya gw kan emang imut, masih muda. hahahaha" lalu lelaki itu menggeleng ringan dan berdecak sebelum kembali memainkan gamenya.
"patah hati itu hal wajar, sudah biasa, tergantung dari cara kamu untuk menyikapinya. Kalau kamu terlalu cinta sama orang ya begitu deh hasilnya. Coba deh kalau kamu lebih cinta sama Tuhanmu, pasti gak bakal stres seperti itu . Kalau cinta ya cinta aja, gak usah berlebihan. Soalnya kalau putus bakalan benar - benar merasa sakit seperti apa yang kamu alami tuh. Udah lupa ya kalau cinta yang sempurna itu cuma milik kamu sama Tuhanmu ? jadi, berhentilah melebai-lebaikan diri. Sedih ya sedih saja, gak perlu lama - lama sampai stres begitu. Kasihan tubuh kamu...."
Lelaki itu membuat Kana bergeming, membuat tubuh Kana membatu. Kana hampir terisak saat diketahuinya lelaki itu telah menggeser duduknya tepat di samping kanan Kana. Sempat terkejut dan hampir mengumpat tetapi lelaki itu telah berbicara lagi....
"aku juga lagi patah hati, lebih parah pula. aku ditinggal nikah sama cewek aku, parah kan ? sakit itu pasti, cuma mencoba untuk bijak dalam menyikapinya adalah hal luar biasa yang bisa dilakukan. Hm...kalau kita putus, itu tandanya bukan jodoh, dan dia bukanlah yang terbaik buat kamu. Tuhan itu sayang sama kamu, sama aku juga, makanya Dia ngasih tau kita dengan cara begitu. Yakin aja dech kalau Tuhan tau apa yang terbaik buat kita"
Dan lelaki itu berdiri dan beranjak meninggalkan Kana yang masih terdiam. Dilihatnya lelaki itu berjalan lurus dan tidak menengok ke belakan lagi. Namun, tiba-tiba saja langkahnya terhenti dan berteriak ke Kana
"jangan panggil gw adek kecil, sebab gw mungkin aja lebih tua dari lo"
Kana tersenyum geli, dasar orang aneh. Dan setelah itu Kana mulai memikirkan lagi patah hatinya. Apa iya harus seperti ini ? sudah dua hari dia jadi linglung dan bertingkah aneh. Tapi, bukannya sah-sah saja kalau sedih ? sekedar untuk mengantarkan kematian cintanya ?iya, hanya saja tidak boleh berlebihan.
"Ck ck ck, teori itu mudah dilisankan mas bro, yang susah tuh cara untuk menjalankannya"
Setelah itu Kana kembali membesarkan volume mp3nya dan menikmati lagu-lagu sendu yang sengaja dia set untuk hari ini, khusus hari ini saja.
0 komentar:
Post a Comment