June 23, 2014

Bendera Putih

mataku sama sekali tak memejam sampai detik sekumpulan kalimat ini kutuliskan. banyak hal berkecamuk di dalam kepala, di sudut-sudut hati. jika saja aku tak berpegang erat pada Tuhan, apalah jadinya jika esok jasadku terkapar tanpa daya di kolong jembatan layang stasiun Gubeng. ya, aku mau lompat dari sana malam tadi.

sekedar pemberitahuan saja. semua organ dalam tubuhku mengerang kesakitan. otakku nyaris beku. kesadarkanku akan masih punya keluarga dan orang-orang yang mencintaiku hampir punah. logikaku melemah. tadi malam, aku ingin mati saja terjun dari jembatan layang atau gantung diri di balkon yang biasanya aku gunakan untuk mengusir penat. tapi aku tak segila dan seputus asa itu.

aku capek. kepala dan tubuhku sering sakit. beberapa syaraf di bahu dan tangan kiriku sepertinya bermasalah. sebab saat senja mulai tiba tubuh bagian punggung kiri sampai siku kiri rasanya sakit luar biasa. sudah berapa puluh koyo nempel setiap malam di sana? itu sakit. sungguh menyiksa. dan sekarang ketika menulis ini, sakitnya terasa luar biasa. apa yang salah dengan tubuhku? dulu, dokter spesialis tulang di kotaku bilang tidak apa-apa tapi kenapa sampai sekarang tetap sakit? aku sakit apa, Tuhan?

ah lupakan saja sakit di tubuhku. mari bicara tentang hati.

hati? masihkah ada daya buatmu bicara tentang hati? bukankah hatimu telah mati sejak semalam tadi? rasa kecewa luar biasa telah membuat segalanya berubah. rasa sayang yang dulu ingin dipertahankan musnah. aku menyerah.

dan jika kau bertanya padaku apakah sudah tak ada lagi rasa sayang buatmu, jawabannya masih ada. hanya saja, rasa sayang saja tidak pernah cukup untuk memperkuat sebuah hubungan apalagi hubungan LDR.

jujur, aku tidak suka dengan segala tuduhan-tuduhanmu itu. resiko terbesar atas perlakuan curigamu padaku adalah kepergianku. ya. aku pergi. aku tidak pernah betah di tuduh-tuduh seperti itu. dan soal Ari, aku sudah mempertimbangkan dengan matang. aku melepaskannya. aku melepaskanmu. aku melepaskan kalian. aku tak sanggup berada di posisi yang membuat tubuh dan hatiku sakit.




apakah janjiku dulu tidak pernah kau pegang dengan benar? salah besar jika kau terus saja melakukan itu padaku. dan sepertinya pembicaraan kita tadi malam sudah cukup menjelaskan semua yang ada di hatiku.




kukibar bendera putih di hadapanmu.
Read more »