December 10, 2014

Different (Winner)

I’m just different, I’m just different
Don’t expect kindness, I’m Angel and Demon
Misunderstanding can be harmful, 
Even if you’re lonely because of me
Try to understand baby, 
I want to express it but it’s not easy.



I shot a gun at your heart, I’m selfish.
That’s right, I’m a bad guy.
Even if you try to place a period in our future, 
there’s only a comma because of me
Please stay. Don’t leave me
My feelings are like yours. I’m for real, love ya


When you and I kiss, that’s all I am.
I tell you to keep a distance.
Even when you come into my arms, 
I don’t hug you back.


You keep asking if I’m joking 
and what our relationship means
You ask me if I don’t love you.
That’s not how I feel


I’m just different, I’m different 
from the type of guy you want
I’m just different, I can’t be a nice guy 
You might be hurt because of me


I’m just different, I’m different 
from the type of guy you want
I’m just different But please don’t leave me 
even if I’m a bad guy


Even if time passes, the distance between us won’t decrease
No matter how much you say you understand me.
I see you holding back your tears and smiling (I know)
I can’t do anything about my heart


I know this is how you and I will be forever
I just want to be next to you.
I’m selfish. But please don’t leave me.
I’m only different from the guy you expect.


Stop being in an illusion from the day we first met, 
I wore a mask over my face
Emotions empty as a crushed can,
don’t touch me, you’ll only be hurt by my sharp words


No matter how much you cry 
And ask me where I was last night
I’ll look straight into your eyes and lie.


Even if you try to melt me down, 
I’ll only act colder to you.
I’ll hurt you with the same mistakes 
and scars, like it’s nothing.


I’m just different, I’m different from the type of guy you want
I’m just different, But please don’t leave me 
(Even if I’m a bad guy like this)
I’m just different, I’m different from the type of guy you want
I’m just different But please don’t leave me 
(even if I’m a bad guy)


Even if I get colder, don’t ever lose you warmth.
I’ll never let you go, I’ll stay the same oh
I’ll never let you go, I’ll stay the same oh
I’m just different from the type of guy you want
I’m just different, But I can’t be a nice guy


I’m just different from the type of guy you want
I’m just different, But please don’t leave me 
(even if I’m a bad guy like this)
I’m just different, I’m just different, I’m just different









Read more »

December 9, 2014

Malam

mencintai dengan sangat waktu, dimana hanya aku yang terjaga.
hanya aku yang berbisik pada dinding batu yang mengitari kamarku..

tak ada seorang pun manusia yang mengajakku bicara, adalah waktu dimana konsentrasiku akan diriku sendiri utuh, penuh.
aku bisa berpikir.
bisa merasakan.
bisa memutuskan.

entah, tapi rasanya aku seperti bisa berkomunikasi dengan batinku sendiri.
sering bertanya banyak hal, sering berdiskusi ditemani logika dan kewarasan yang kadang hilang kala siang.

saat siang, semua kebuntuan datang. 
jalan singkat bertubi mampir di kepala.
mati.
bunuh diri.
tinggalkan dunia ini.
segera pergi.

semua bisa disudahi dengan sederhana.
banyak jalan singkat.

tapi.....
aku memilih untuk diam di tempat.
diam....diam....dan diam.
tak perlu kubuka suara, untuk protes terhadap waktu dan keadaan seperti siang.
malam menjawab segala gundah.


malam
sepi
kesepian
Tuhan







Read more »

Ah...

ketakutan,
seperti dikejar setan.
neraka seperti mengikuti,
mencengkeram kaki...tangan.

berteriak kesetanan,
mana bisa.
suara tertahan di tenggorokan.
senyum palsu ditebarkan.

menangis dalam hati,
banjir air mata saat petang datang.
lalu malam mata terjaga,
hidup terasa sia-sia.

ada setan menawari gantungan,
dan lompat dari jembatan.
ah, aku tergoda.




Read more »

December 8, 2014

Saya Tak Mau

saya tak mau berkhayal lagi.
saya tak lagi mau membayangkan apa yang tak pernah bakal bisa kesampaian.

saya tak mau bermimpi lagi.
saya tak mau lagi merancang sesuatu yang endingnya selalu menyakitkan.

saya tak mau berharap lagi.
saya tak lagi mau membuat sketsa masa depan yang arahnya saya sulit dibayangkan.

saya sudah lelah.
saya sudah hilang selera untuk ini itu.
saya sudah paham dengan benar,
bahwa segala sesuatu yang saya umbar kepada mereka tak akan pernah bisa jadi kenyataan.
jadi untuk kali ini saya akan berusaha diam.
saya akan membiarkan segala berjalan sendiri,
saya tak akan memaksakan untuk ini itu.

bukankah Tuhan sudah membuat rencana sendiri?
ikuti saja garis takdirNya.






Read more »

December 6, 2014

Aku Baik-baik Saja :)

A: aku baik-baik saja, kok.

B: bohong banget, sih!!!!!!
Read more »

Bohong

aku bahagia,
tapi bohong.

aku baik-baik saja,
tapi bohong.

aku benci kamu,
tapi bohong.

aku kangen kamu,
dan itu benar.








Read more »

Saya Tak Berhak

saya tak berhak dapat.
saya tak layak di sana.
menghayal pun saya tak punya nyali.
saya cuma begini.

terkadang hilang, segala harapan.
musnah tak punya sejarah,
saya pun hanya tersenyum pasrah,
tak bernyali untuk meminta lagi.

saya tak berhak dapat.
saya tak sanggup mengharap.
sepertiga jiwa raga saya lenyap,
dimakan ketakutan hebat.

saya tak berhak dapat.



Read more »

Cinta...

cinta, telah kukubur kamu di terminal purabaya.
telah kulambaikan tangan pada segala perasaan.
segalanya telah kalah sebelum tertumpah.

cinta, aku tak lagi punya.



Read more »

halo masa depan

halo masa depan, 
kita telah berpisah.
aku tak sanggup mempertahankan kamu sendirian.
aku lelah.

selamat jalan, kehidupan.
aku tak lagi punya mimpi.
tak ada hasrat untuk berlari,
mengejar matahari.

halo masa depan,
aku menyerah.



Read more »

This!

semua berubah jadi realistis. 
lihat, aku tak bisa menulis apapun. 
bahkan tentang cinta sekalipun.









Read more »

Menangis!

merendahkan dirinya sendiri. 
menjadikannya seperti sampah. 
ketika melihatnya tergeletak penuh luka di kaki dan tubuhnya, 
aku hanya bisa menahan napas dan tangisku sendiri. 
hatimu lebih terluka, kataku dalam hati penuh iba.

mata perempuan itu merah. bekas air mata masih kentara dengan jelas di bawah kantung matanya.
jangan menangis, gadis.
ada aku, bayanganmu.



Read more »

Selamat!

Selamat malam, malam. 
Aku singgah sebentar di emperanmu untuk menilik bulan yang malu melihatku tak berkaki. 
Akhirnya aku berani melihatmu dengan mata telanjangku setelah berbulan-bulan mengurung jasadku di rumah berjendela kayu tua itu.

Aku bisa apa. 
Ada banyak hal yang ingin kutumpahkan, kutulis, dan bahkan kuteriakkan kepada orang-orang terdekatku. 
Tapi sayangnya lidahku terus saja bergelung dan mulutku mengunci diri. 
Bahkan untuk menulis kalau AKU SAKIT pun aku tak mampu, aku sama sekali tak sanggup mengutarakannya, membagi beberapa kisah menyedihkan yang terus saja menghadang hidup, yang kadang membuatku berpikiran untuk berlari KE PENGAKHIRAN kepada pembaca maya pun aku tak bisa.

Aku hanya bisa mengucapkan selamat kepada para pemenang, para pejuang yang gigih mempertahankan hidupnya, mengejar mimpinya. Selamat kepada para pemilik garis finish. Selamat, kalian layak mendapatkannya.

aku?
pecundang!!




Read more »

Gayatri

Gayatri mengatupkan rahangnya rapat - rapat di ruang tunggu. Tidak ada satu kata pun yang meluncur dari bibir tipisnya. Air mata pun tak bisa jatuh padahal sudah penuh di sudut matanya. Kertas putih dari dokter yang membuat matanya nyeri dilipatnya kembali dengan hati - hati. Bagaimana bisa dia menerima vonis menyakitkan bagi hatinya setelah kepergian kedua orang tuanya beberapa waktu lalu?

Tuhan tidak adil. Itu kalimat pertama yang muncul begitu saja di dalam kepalanya.

Hidupnya telah hancur. Banyak utang yang harus dia bayar. Dia harus bekerja keras untuk menghidupi hidupnya. Lalu bagaimana bisa dia harus tergolek di kamar rumah sakit dengan bau obat - obatan yang jelas sangat tidak disukainya dan kemudian menelantarkan beban - beban hidupnya itu?

Ada sebotol cairan pembersih di sudut ruangan yang berhasil ditangkap matanya. Mungkin cleaning service lupa membawanya. Setelah melihatnya, timbul niatan untuk membunuh dirinya sendiri di sana. Bisa saja setelah menenggak cairan itu, dia langsung mati tanpa perlu merasakan sakitnya kemoterapi.

Gayatri....serius mau bunuh diri?





Read more »

Diancam

aku diancam, mau dimatikan.
lalu aku lari, ke hutan penuh jati.
di sana terbaring mayat-mayat dedaunan dan ranting tua, 
hanya itu saja, aku jadi gila.

aku diancam, mau dimusnahkan.
lalu aku lari ke kaki gunung merapi.
di sana tak ada apa-apa.
lalu aku semakin gila.


Read more »

Kekasih

kekasih datang, menghilang.
kabar melayang, tak bisa pandang.
aku jengah, lelah dan gundah.

kekasih diam, tanpa ungkapan.
aku jadi bisu, tak ada rayu.

kekasih dikubur jarak, aku berteriak.







Read more »

Anjing

mereka bilang aku anjing, liar.
mereka kataiku perempuan penuh sial.
kataku benar.

mereka bilang aku jalang, tak kenal diam.
kesana-kemari bawa petaka.
kataku iya saja.

mereka bilang aku sampah jalanan, 
mengganggu pemandangan.
kataku...


anjing ciptaan Tuhan!



Read more »

Berhenti (?)

aku akan berhenti 
di titik dimana mata tak lagi bisa melihat cahaya, 
dimana kaki sudah tak lagi bisa diajak kesana-kemari, 
dimana otak sudah tak bisa kubuat untuk berpikir lagi, 
dan dimana hati sudah mati.....

sudah sepatutnya dosa masa silam akan dibayar di masa depan. sudah wajar jika hutang harus dilunasi. sudah jadi takdirnya bahwa pembalasan akan datang dengan sendirinya...

berhenti...
dan aku berhenti (?) di sana untuk menunggu pembalasan datang, menunggu kematian menjemputku pelan-pelan...

berhenti...
di hadapan Tuhan.




Read more »

October 1, 2014

Kita Usang


Kita usang. 
Ya, kau dan aku sudah usang. Kita adalah cerita lama yang berada di tumpukan paling bawah di dalam kardus yang tergeletak sembarangan di gudang belakang.

Kau ingin memungutnya kembali? 
Debu sudah setebal ibu jari. Tidakkah bisa kau lihat tulisan – tulisan itu sulit dibaca? Mataku saja sakit saat mendapati tulisan kecil di sampul depan buku kita menyembul dari balik debu – debu itu. Lalu bagaimana bisa kau dengan mudahnya menggapai dan membacanya dalam diam?

Silakan menikmati keusangan kita. Aku sudah lelah. Mataku sudah memerah karena debu-debu liar itu telah masuk ke dalam mataku. Jangan berprasangka jika aku menangis karena mengikutimu menggali kenangan kita. tidak sama sekali, mataku berair karena debu.

Dan kita hanyalah sepenggal usang yang kan lagi bisa dijadikan harapan. Selamat tinggal. Aku sudah punya masa depan...




Read more »

Cemburu

Perempuan bergincu merah darah itu ternyata sudah tidur denganmu.
Bergolek tanpa daya semalaman di pembaringan.
Bersamamu...

cemburu?
TENTU!












Aku baru tahu.
Aku cemburu.












Read more »

September 29, 2014

Waiting For The Time (Ost. Doremifasollasido)

Quietly closing my eyes, 
I see in front of me
What I once tried so hard to forget
Yours and mine, the song
Do you still remember
What we experienced together?
Those happy times?

I can only wait
I can say nothing
Watching your tears flow
We can only love each other
Compared with the pain of regretting you

This is easier
Can you not return to my side?
I should have quietly let you go

As I stood at that place again
Looking at you walking slowly away
Silently crying
In such a cold season
Even if you return once more

-----

salmyeoshi dununeul gameumyeon
eoneu sae naege tteooreuneun
geureohgedo itgo shipeotteon
neoreul bureuneun naui norae

kieokhago itni uri hamkke haetteon
haengbokhan shigandeureul

gidarilsu bakke eopneun nan
amumaldo halsu eopneun nan
neol barabomyeon nunmuri heulleo
saranghalsu bakke opneunde
itneungeotboda apeumi naege deo swiunde
dorawa jul sun opneungeoni

mareopshi neol bonaeya haetteon
geu jarie dashi seoisseo
jogeumssik meoreojyeo gadeon
neol barabomyeo heureudeon nunmul

ireohge byeonhameopshi chagaun gyejeoreun
dashi chatawattjiman

gidarilsu bakke eopneun nan
amumaldo halsu eopneun nan
neol barabomyeon nunmuri heulleo
saranghalsu bakke eopneunde
itneungeotboda apeumi naege deo swiunde
dorawa jul sun opneungeoni

bamsewo gidohan geu hanmadi
naege dorawajwo

gidarilsu bakke eopneun nan
amumaldo halsu eopneun nan
neol barabomyeon nunmuri heulleo
saranghalsu bakke opneunde
itneungeotboda apeumi naege deo swiunde

dorawa jul sun opneungeoni
nae nunmuri da mareugi jeone
nae geurium i nareul tteonagi jeone
naui noraega daheulsu igil





*nangis kejer tiap ngupingin lagu ini*


 
Read more »

August 12, 2014

Jangan Bilang Siapa-siapa

"Jika kelak tak mampu kudapatkan hatimu, maka kupastikan diriku tetap dapatkan kenangan menakjubkan...yaitu pernah mengenalmu dalam ketabahan"

tak ada yang pantas menaklukkanmu selainku, rindu. akulah sang pejuang penuh harap itu. akulah perempuan yang terus mendamba dalam doa. akulah makhluk yang akan memeriahkan panggung duniamu. kau bertahta di puncak keabadian perasaku. tak tergoyah pun dibantah.
aku rindu merindukanmu. sepasang kepak datang, membawa sebungkus harapan. aku menengadah meminta, mengharap suatu saat akan ada takdir lain yang mempertemukan.

*
Terminal. aku memuji keramaian di sisinya. dipeluk oleh malam, kuabadikan kenangan menakjubkan. aku terkesima, tak mampu kusembunyikan wajah kagum di hadapnya. kegaduhan liar yang sebabkan pertemuan kecil tak terencana itu penuh artian. aku tak mendamba pun bahkan mencoba menerka adegan yang bakal Tuhan skenariokan. ini terlalu indah, bahkan untuk dijelaskan butuh kata-kata tak biasa.

aku menunggu pertemuan. seorang asing yang baru kukenal akan datang. aku tak pernah menerka itu akan ada. aku tak pernah mencoba membuat sketsa perjumpaan dengannya. aku tak pernah membayangkan bakal tercipta kenangan, tak pernah. dan sore itu, selepas adzan maghrib mengudara di langit kota tua aku berjumpa dengannya dengan penuh tanda tanya.

aku masih ingat dengan benar bagaimana pertemuan tak terencana itu ada. di persimpangan, berjejeran. berdiri bersebelahan. saling memegang telepon genggam. kau di sampingku tapi aku tak menyadari itu. "ayo, aku di sebelahmu" adalah kalimat ajakan untuk ke mushola yang membuatku sadar bahwa orang yang berdiri di sebelahku adalah kamu.

Bisa saja kulempar jantungku sendiri jika saat itu tak lagi ada degup kasar yang berlompatan di dalam dadaku. sebab pikirku aku telah kaku.
bisa saja kupejam segera mataku jika saat itu tak kutemukan kesima yang membuat pipiku sepanas ubi rebus. sebab aku telah malu.

demi Allah Yang Maha Agung....kesima tak bisa kuabaikan. berjalan di belakangmu, berjalan di sampingmu, bercakap denganmu membuatku takjub luar biasa. ini lho Permadi....ini lho Permadi...ini Permadi, Dru. Permadi yang biasanya hanya kau lihat di akun facebooknya, yang ternyata kakak kelasmu ketika SMA yang sering berseragam pramuka sekarang berdiri di hadapanmu, duduk di depanmu, duduk di sebelahmu. kau mengobrol dengan lelaki yang kau pikir pendiam namun nyatanya cerewetnya melebihi kau, kau diajak mengoceh sepanjang jalan. kau ditemani, kau menemaninya dalam perjalanan pulang. kau merasa dilindungi, kau merasa.....

qwertyuiop
asdfghjkl
zxcvbnm
hfgwcr cgbjxlancxnrcgvebucsx
cwuewmwxqkcwxl
egweqxwgrjdlkern

(tak ada kalimat lain lagi  yang bisa mewakili kejadian semua itu)


luar biasa seru. andai kala itu seluruh orang beku, aku akan berteriak semauku. aku akan bilang pada dunia bahwa kejadian itu terlalu sempurna, itu terlalu indah. skenario yang Allah ciptakan begitu luar biasa. dan diam-diam aku cuma bisa bersyukur karena itu. aku hanya bisa mensyukuri nikmat kecil yang memabukkan itu. sudah kukatakan dari awal, tak ada rencana. tak ada pikiran terhadap pertemuan. tapi Allah berkata..tidak seperti itu, Dru.

satu kesempatan itu mungkin tak akan lagi datang. namun kenangan malam itu telah kubungkus dengan rapi, telah kusimpan dengan baik, telah kubahasakan dengan indah. aku tak pantas menaruh harap. aku hanya pantas terdiam dan mendiamkan makhluk ringkih yang bermukim liar di hatiku agar tidak jelalatan.

aku dibinasakan perasaan. tubuhku seperti dibunuh rindu. aku tak bisa membantah ini. aku tak bisa mengabaikan rasa candunya diriku terhadapmu. ampuni aku atas kegilaanku, Tuhan.







dan jangan bilang siapa-siapa, aku mengagumimu, tuan!






Read more »

Senyum

kenapa kita tidak pernah gagal untuk membangun senyuman? kenapa tawa selalu takluk pada diri kita ketika bersama?


*

tak ada mantra khusus untuk mendatangkan bahagia meskipun keadaan berwujud sebaliknya. aku dan kamu adalah sepasang kebahagiaan yang ditakdirkan untuk mengisi satu sama lain di saat salah satu dari kita kehilangan senyuman. benar begitu? coba terangkan kapan kita berdua gagal tertawa terpingkal-pingkal ketika bercengkerama? saling mensen di twitter dan facebook pun tak luput dari tawa. pun bahkan dalam sambungan telepon selalu ada cara bagi kita untuk otomatis terbahak-bahak.

suaramu yang lembut, dalam, dan berat. suaraku yang kasar, cempreng, dan keras. suara kita adalah berkah yang membuat kita tersenyum. coba katakan padaku kapan kita tidak mesem-mesem saat berbicara denganku lewat telepon?

kalimat-kalimatmu yang khas sering typo dan aneh. kalimat-kalimatku yang selalu sempurna tanpa cela. kalimat-kalimat kita adalah keajaiban kecil yang Tuhan ciptakan untuk membangun senyuman. coba katakan padaku kapan kita tidak cekikikan saat saling berbalas pesan?

ketika kita berdialog, ketika kita saling memuji atau mencibir, ketika saling melemparkan cemburu diam-diam, ketika kita saling melempar kode, ketika saling memendam luka, ketika saling berbagi rindu, pun bahkan ketika kita sama-sama berdua dengan yang lainnya kita tak pernah gagal untuk mengulas senyum, menebarkan tawa dan bahagia.

mungkin Tuhan menakdirkan kita sebagai pasangan yang saling memberi kebahagiaan. kita tidak diberi gelar seperti pasangan lainnya. kita ya kita. kita tetap dengan koma yang tak bisa dijelaskan secara runtut awal mula dan kapan berakhirnya.


jadi, kita ini apa?
kita adalah sepasang kebahagiaan yang Tuhan ciptakan untuk menghapus duka dan lara :)


Read more »

July 22, 2014

Mimpi

kenal dengan Setiaji Ega Pranata? yang itu, adalah mantan Drupadi Kinara Rudy Hadikusumo. yang dipacari waktu kelas dua SMP. yang akhirnya putus karena LDR beda kecamatan waktu Dru kelas tiga SMP dan Ega kelas satu SMA. yang akhirnya Dru kejar sampai di SMA yang sama. yang membuat hari-hari Dru di kelas satu dan dua SMA seperti neraka dan sinetron ala-ala remaja?

tadi malam, Ega datang ke mimpinya. tanpa tedeng aling-aling muncul begitu saja. Dru tak habis pikir, sebenarnya seluruh pikirannya sudah tercurah pada Pramudya namun di mimpinya masih saja didatangi Ega. dia perlu apa coba? ada urusan apa, Ga? Ega?

Ega adalah satu-satunya mantan yang rajin sowan ke alam bawah sadarnya. tanpa Dru minta, Ega sering datang dengan membawa banyak cerita menggemaskan. agak sedikit aneh dan tak bisa Dru nalar, kehadiran Ega seperti sesuatu yang ajaib. bagaimana bisa disebut ajaib? karena begini.....

dulu di saat Ega masih berpacaran dengan Patricia yang notabene adalah teman sekelasnya sejak kelas dua SMA yang akhirnya dipacari sampai kurang lebih tujuh tahun lamanya, Ega sering datang ke mimpinya padahal Dru jelas-jelas sudah move on darinya. setiap Ega datang, dia selalu membawa serta Patricia, selalu, tidak pernah Ega datang sendirian. namun suatu ketika, di suatu malam Ega datang ke mimpinya sendirian, tanpa Patricia. dan usut punya usut ternyata Ega dan Patricia sedang "break". dan di mimpi berikutnya Ega kembali datang bersama Patricia, dan dari sumber terpercaya mereka balikan. di awal-awal 2013 silam, Ega datang ke mimpinya sendirian lagi. dan karena mimpinya seperti sebuah pertanda, maka Dru mencari informasi tentang mereka berdua. tidak ada yang tahu. di facebook pun Patricia masih baik dengan Ega. namun, di pertengahan bulan puasa 2013 mendadak Patricia menghubunginya dan bercerita bahwa hubungannya dengan Ega sudah kandas karena bla bla bla bla bla.

dan dari situ Dru mulai (sok) yakin bahwa mimpi-mimpinya adalah pertanda sesuatu telah terjadi pada Ega. masih sayang kah dia pada laki-laki yang....ehm....itu....inu....ina. entahlah. rindukah Dru padanya? tidak. sama sekali tidak. Ega adalah masa lalu yang tak bisa dibawa ke masa depan. tidak ada yang bisa kembali. dru sudah move on. sudah menyukai banyak pria lain sepeninggal Ega dari hidupnya. gara-gara Ega kah dia begini? andai dia masih bersama Ega akankah dia......ah sudahlah, katanya sudah move on. buat apa berandai-andai? sedikit boleh, kan? ingat Pramudya, brur! oke.

kembali ke masalah mimpinya tadi malam. ini adalah mimpi ter-bla bla bla sepanjang sejarah mimpinya bertemu Ega. di mimpinya semalam, Ega datang sendirian, mereka berduaan, bercakap tentang banyak hal dan endingnya saling mengakui dosa dan berharap bisa bersama. heLLLLLLLoooooo bunga tidur, jangan terlalu delusional deh. di dunia nyata sudah dicap sebagai perempuan delusional, masa' di mimpi harus begitu juga? wake up brur!

tapi yang aneh dari mimpinya semalam adalah, Ega tidak membawa serta pacarnya yang sekarang, si Adelina Pratama Theresiana. kemana? dikemanakan? padahal dulu waktu Ega masih bersama Patricia, dia selalu membawa perempuannya. yang ini kenapa enggak? entahlah. namanya juga bunga tidur, sesuka Tuhan yang ngatur. jangan dipikir terlalu dalam. lupakan.

apapun mimpinya, Dru merasa bahagia dan lega bahwa sekalipun di dunia nyata mereka tak pernah berjumpa Tuhan masih memberikan kesempatan bertemu di dimensi lainnya. bersyukur juga bahwa Ega sehat dan baik-baik saja. sudah enam tahun begini terus. mau sampai kapan datang terus? masih bisakah bertemu? di pelaminan mungkin? jangan khawatir, Dru akan mengundang Ega ke pernikahannya kelak. Dru, mau nikah sama siapa lu? entah.

dari lubuk hati paling dalam, Dru berdoa siapapun pendamping Ega kelak semoga dia bahagia. untuk Patricia, Tuhan menyayangimu mbak. Ega bukanlah lelaki terbaik untuk kita berdua. lepaskanlah, hapuskan luka bersama dengan lelaki lainnya. berbahagialah dengannya. Tuhan menyayangi kita berdua. oh ya pesan untuk Ega dan Adelina dan untuk semua pasangan di manapun berada. mengambil pasangan orang lain dengan cara yang tidak benar akan mengakibatkan serangan jantung, impotensi, gagal janin, pendarahan...oh salah, sorry, maksudku mengambil pasangan orang lain dengan cara yang tidak benar akan menabungkan sesuatu yang sama. apa yang kau ambil dengan curang, suatu saat akan diambil juga oleh yang lainnya. kata orang-orang sih begitu. namun tetap kudoakan yang terbaik buat kalian. segeralah menikah! menikahlah! menikah! cepatlah menikah! menikaaaaaaaaaah! gila ya, bahasa umur dua puluh enpat tahun isinya soal nikah, nikah, nikah. coba umur enam belas. pacaran, putus, pacaran, putus. Dru sudah tua. iya. tua. kamu juga.





*kalau mimpi tidak disebut sebagai bunga tidur tapi bunga bank, mungkin karena sering memimpikan Ega bisa-bisa Dru kaya-raya. glek.

Read more »

Skak Mat(i)

mustahil memenangkan perang kalau berdiri pun ogah-ogahan. cuma duduk bersilang sambil minum kopi di depan pelataran. edan. sesorean cuma manggut-manggut menyaksikan wewayangan gila para tetangga. ini perang, bukan tontonan.

Drupadi sama sekali tak berniat untuk bangkit dari kursi di depan rumahnya sekalipun suara ibu sudah naik beberapa oktaf di belakang kepalanya. di dapur asapnya sudah mengepul. sesore ini padahal. ada apa? mau ada tamu penting, kata ibu tadi siang. tamu penting macam apa yang membuat ibu serepot itu. rumah dibersihkan. barang-barang tak layak pandang disingkirkan. taplak meja diganti. rumah disemprot wewangian aroma melati, persis seperti ada orang yang mati. masa bodoh, batin Dru. dirinya sudah tahu tamu sepenting apa yang bakal datang meskipun ibu tak memberitahunya. si Krisna anak pembesar desa seberang yang satu jam lalu menghubungi ibunya lewat telepon akan datang, katanya mau melamar. dari balik kamar Dru mengumpat. cih, melamar katanya. enak saja. siapa laki-laki itu berani melamarnya?

Dru masih terus menyesap kopinya tanpa mengindahkan ibu yang sudah berkacak pinggang di hadapannya. malah dipasangnya headset ke dalam telinganya segera, tidak sopan memang tapi itu satu-satunya jalan untuk meredam lengkingan suara ibunya.
"Dru, tidak dengar ibu bilang apa? bantu ibu di dapur, nduk!" suara ibunya keras, sampai tetangga sebelah pun ikut dengar. melongok dari balik pagar rumahnya yang tak tinggi.
"ngapunten, Bu. Dru tidak mau" jawab Dru sesopan mungkin.
"lho, mau ada tamu ini lho sebentar lagi"
"itu tamu ibu, bukan tamunya Dru"
"kata siapa? tamunya pengen ketemu kamu"
"ibu saja yang menemui"
"Dru!"
"itu tamu ibu, ngapunten. Dru jalan-jalan dulu di dunia Dru" balas Dru sambil berlalu menuju kebun di belakang rumahnya.

Krisna, anak kepala desa sebelah. tanah ayahnya seluas lapangan bola, mungkin lebih. mobil-mobilnya berjejeran di pelataran rumahnya, mungkin mobil kreditan dan belum lunas. rumahnya megah semegah balai pertemuan internasional, namun sayang letaknya di tengah pemukiman berdinding bambu dan kayu. lantai rumahnya dari marmer impor Italia katanya, padahal lantai tetangga-tetangganya masih dari tanah. Krisna, jadi (mantan) taruna pakai jalur luar biasa. pulang petentang-petenteng pamer seragam, padahal sudah ditendang dari almamater karena ketahuan melanggar disiplin. gantengnya, relatif....relatif tidak ada yang bilang ganteng. andai di kota kecil itu ada klinik operasi plastik seperti di Korea sana, mungkin dia sudah permak hidung, dagu, rahang, mata, dan mungkin seluruh wajahnya agar mirip Vino G. Bastian.

pekerjaan Krisna? membantu ayahnya pamer harta. jalan ke pasar pakai mobil, pergi ke sawah untuk menilik tanah pakai motor "lanang" yang baru datang, pergi ke masjid bawa tab. selebihnya? jadi mandor di kelurahan.

Krisna mengejar Dru sejak dia pulang dari perantauan, setelah Dru menyelesaikan S2 di Belanda. berulang kali Krisna datang ke rumah Dru sambil membawa tumpukan oleh-oleh. beda desa saja sok pakai bahasa oleh-oleh, batin Dru. bilang saja barang sogokan untuk membujuk Dru membuka hatinya. dih, bagaimana bisa dibuka kalau hatinya sudah ada isinya.

Dru tidak bisa disogok dengan barang murahan seperti itu, meskipun jujur bukan barang murahan sungguhan. itu barang bermerek. barang yang tidak bisa dibeli di desa atau mall-mall sembarang kota. duh, perempuan mana yang tidak jelalatan matanya ketika disuguhi tas, sepatu, baju, parfum bermerek luar negeri seperti itu? bagi Dru yang sudah tinggal lama di kota besar, barang-barang itu sangat menggoda nafsunya. namun sayang tidak akan pernah bisa menggoda hatinya.

dan benar saja, tepat jam empat sore ada mobil parkir di pelataran rumahnya. andai itu mobil porsche atau lamborgini mungkin Dru akan mendekati Krisna sebentar, untuk melakukan selfie dan diupload di instagramnya. sekedar pamer kalau di desa ada juga yang bisa punya porsche. ngayal, Dru. jangan delusional berlebihan.

Dru mengintip dari jendela, si Krisna dan bapaknya. duh, bawa bapak segala. keempat tangan mereka membawa seserahan (?), membawa empat bungkusan maksudnya. ibu yang paling heboh menjemput mereka di depan rumah. sedangkan bapak cuma senyum-senyum palsu. Dru tahu benar, bapaknya tidak pernah mengiyakan atau menolak Krisna. jadi dia berusaha bersikap netral, tidak seperti ibu yang cenderung pro kehadiran Krisna. kata ibu, masa depan nanti terjamin lah, ini lah, itu lah, anu lah. kalau kata Dru, yang menjalani rumah tangga bukan ibu, jadi jangan sok tahu.

bungkusan itu menggoda iman. sungguh. dari apa yang Dru cium, itu adalah gadget keluaran terbaru dari produsen Amerika berlambang apel "growak" itu. lengkap dengan tas, sepatu, baju, parfum bermerek seperti sebelum-sebelumnya. diliriknya sepatu blink-blink seperti milik Syahrini itu dengan gemas, dilihatnya ukuran sepatunya 38. bijih, darimana si Krisna tahu ukuran sepatu Dru? pasti dari ibu. Dru melirik ibunya yang mesem-mesem menyilakan krisna dan bapaknya minum.

Dru sempat melirik ke bungkusan terakhir yang Krisna tunjukkan. alamak, itu seperangkat novel dan buku yang Dru gandrungi setengah mati. tahu dari mana laki-laki ini soal selera buku bacaan Dru? sial. untuk membeli dan mengoleksi buku-buku itu Dru butuh beberapa bulan untuk menabung, namun laki-laki ini hanya butuh waktu beberapa hari untuk mendapatkannya.

harus diacungi jempol si Krisna ini. keahliannya dalam hal kepo sungguh luar biasa. ibu, oh ibu ternyata yang selama ini membantunya. dikasih apa sih ibunya?

"bagaimana dek Dru?" tanya Krisna sumringah. mimik wajahnya membuat Dru ingin muntah.
Dek? 
"maaf, apanya yang bagaimana Kris?" tanya Dru balik, seolah-olah tak paham dengan pertanyaan yang diajukan Krisna barusan.
"barang-barangnya, dek!" senyum Krisna melebar lima senti.
"barang-barangnya kenapa, Kris?" jawab Dru asal.
"kamu nggak bisa panggil Krisna dengan mas?" sela ibu, gemas.
huek. mas?
"ngapunten ibu, usia kami sama. malah saya lebih tua dari Krisna" jawab Dru sesopan mungkin.
"ah, nggak jadi masalah kok tante..." kata Krisna sopan, sambil pamer gigi-gigi tambalan.
tante? sok kota lu!
"bisa langsung ke topiknya, Kris?" seru Dru mulai tak sabar.

"jadi begini Pak Rudy dan Bu Rudy, kedatangan saya dan Krisna ini tidak lain dan tidak bukan karena kami berniat untuk lebih mempererat tali persaudaraan sekaligus hubungan keluarga agar menemui satu titik kebahagian untuk kedua keluarga besar.....bla bla bla"
itu bukan topik, pak lurah. itu kalimat-kalimat yang kalau dirangkai bisa jadi satu paragraf.
"jadi intinya, Pak?" tanya Dru seolah tak paham.
"intinya saya ingin melamar dek Drupadi Kinara Rudy Hadikusumo" jawab Krisna santai, lagi-lagi sambil pamer gigi.

Bapak dan Bu Rudy saling bertatapan. Ibu sumringah sambil menepuk-nepuk pundak Bapak, sedangkan Bapak cuma mengerutkan dahi sambil bolak-balik menatap Dru. dan Drupadi, dia pura-pura mengotak-atik handphone yang dipegangnya.

Dru pura-pura terkejut, "he? kenapa Kris? kamu melamar? melamarku? hahahahahaha"
"lho kok ketawa, dek?" tanya Krisna bingung, kali ini sungguh kelihatan bingung.
Dru berhenti tertawa setelah Ibu melototinya.
"maaf Krisna Meirodiwangga...dengan tegas saya menolak lamaran kamu" jawab Dru serius.
Ibu menoleh ke arah Dru, Bapak juga. Pak Lurah cuma mengibas-ngibaskan tangan di udara. Krisna, memukul-mukul lututnya karena panik.
"Dru? nggak dipikirkan dulu?" seru ibu, kaget.
"enggak, Ibu" jawab Dru serius.
"Pak Rudy, bisa dijelaskan kenapa?" tanya Pak Lurah gusar.

"nduk, Drupadi. kamu beneran menolak lamaran Krisna?" tanya Pak Rudy.
"nggih, Pak. Dru nggak suka Krisna. sudah jelas kan alasannya" jawab Dru santai.
"cuma nggak suka aja, dek?" tanya Krisna gusar.
"nggak sih, banyak alasannya. mau tau?" tantang Dru.
"iya" jawab krisna.

"satu, aku nggak suka kamu...."
"....dua, aku punya kekasih...."
"....tiga, aku nggak suka kamu....."
"....empat, aku punya kekasih....'
"....lima,....."
"kok diulang-ulang sih, dek?" potong Krisna.
"....lima, kamu bukanlah tipe laki-laki idaman dan suami-able untukku.."
"....dan enam, pulanglah...aku sudah menolakmu. maaf"

Pak Lurah dan Krisna terlihat (agak) marah. Ibu cuma bisa senyum-senyum menenangkan mereka. Bapak cuma bisa berdehem dalam.
"siapa laki-laki itu, dek? kurang apa aku ini? kurang apa?"







Dru menyecap kopinya yang masih panas ditemani Ibu dan Bapak yang bersenda gurau di teras rumah. kedua orang tuanya sudah tidak membahas masalah Krisna lagi. sepertinya sudah lupa ketika Dru menceritakan sosok lelaki pilihan hatinya sendiri. setelah digoda Dru dengan kalimat "kalau begitu ibu saja yang nikah sama Krisna" dan bapak menambahi dengan kalimat "ya sudah ibu silakan poliandri" akhirnya ibu ketawa terpingkal-pingkal dan sadar bahwa selama ini dia salah. Ibu sadar bahwa kebahagiaan anaknya ditentukan oleh anaknya sendiri. yang menikah bukan ibu, tapi Dru. yang menjalani rumah tangga kelak bukan ibu, tapi Dru.

Dru terlihat sumringah setelah sore tadi menghadapi manusia dari negeri antah-berantah. bicara tentang kejadian tadi sore, Dru tak habis pikir dengan perkataannya sendiri. dapat tenaga dan keberanian dari mana menghadapi Pak Lurah dan anaknya itu? kata-kata yang dia ucapkan terdengar sok-sok'an sekali. tidak sia-sia ternyata sering membaca novel, serunya dalam hati.

"laki-laki itu bukan siapa-siapa, Kris. bukan anak pejabat. bukan dari golongan konglomerat. dilihat dari apa yang kamu punya dan apa yang selalu kamu bawa kemari sama sekali kamu nggak ada yang kurang, malahan dia yang kurang banyak dari kamu."
"....namun satu hal kelebihan yang dia punya, dia menarik hatiku bukan dengan apa yang dipunya dan dibawa tapi dari apa yang sudah dia lakukan padaku. perlakuan istimewa seorang laki-laki pada perempuan bukan hanya tentang materi, Kris. bahagia tidak diukur dengan itu saja.
"...jatuh cinta, rasa suka, rasa sayang tidak semuanya berasal dari pandangan, apalagi pandangan pada materi yang dimiliki. bagiku lebih pada ilmu, agama, perlakuan, dan perkataan baik yang ditujukan padaku, dimana itu semua tidak ada di kamu"

"Kris, materi cuma titipan, nggak dibawa mati. apalagi kalau materi nggak didapat dari keringat sendiri. materi dari orang tua, misalnya."
skak. mat.








Read more »

Sinting!

Sinting!
Tak kandas jua rupanya rasa di hatinya. Sehari tak berjumpa katanya seperti tinggal tanpa internet media.

Sinting!
Dia pikir dengan menuliskan rahasianya akan menjadi lega. Namun ternyata kode-kode tak ada manfaatnya jua. Menyiksa.

Sinting!
Kalau sampai dua malam tak ada kabar, bisa jadi dia akan mengaku kalau dia suka.

Dan sinting!
Dia mulai gila.

Aih... Selewat Jumat, hidupnya seperti mau kiamat. Ya sinting, kiamat macam apa yang bisa di-seperti-kan kalau belum pernah kejadian?

Sinting!
Nalarnya lari terbirit-birit sampai terpeleset masuk parit.
Hei perempuan, tutup mulutmu dan segera masuk rumah sakit. Ya kamu. Kamu, memang sakit. Sakit malarindu.
Read more »

Dan Aku Penasaran

telah gugur. daun-daun kering jatuh menjadi jasad tak terawat, kecoklatan menyatu dengan tanah yang tak lagi bisa basah. ranting-ranting kering, ceking.
aku mengaduh. ditemani selinting harapan yang hampir tinggal separuh. mau kubantah takdir, namun tubuhku rapuh. hampir aku menjerit karena hidup terlalu sakit. hampir kubunuh sisa harapan yang tinggal sedikit. namun sadarku akan kamu membuatku bangkit.


*


ada keajaiban kecil yang muncul di saat semrawut hidupku berada di ambang batas normal. hidupku sudah tidak normal. semestaku hancur lebur. tak ada bayangan secuilpun untuk menapaki hidup setelah begitu banyak kejadian membuatku ingin mundur.



lalu?



sudah kubilang ada keajaiban kecil. ada cinta dan harapan kecil yang menyala sekalipun cuma remang, tak terang. tapi paling tidak, ada serangkaian kata tak putus asa yang tetap terukir di dalam hati. ya. aku tidak mau putus asa dan larut dalam perbudakan kesedihan. bukankah kesedihan tidak boleh dimanjakan?


aku percaya Tuhan dengan segala ketetapanNya, baik dan buruk. jadi, apakah aku masih akan terus ragu dengan hidup yang tak senormal orang-orang di sekitarku? percayalah, Tuhan selalu memberikan pertolongan ketika kau memintaNya dengan tulus.


tentang keajaiban kecil yang kumaksudkan adalah kamu. ajaib. iya. kamu ajaib. kamu, satu-satunya pemilik mata yang mampu melihat sesuatu yang tak dilihat oleh mata manusia-manusia itu. kalimat singkat yang kau kirimkan membuatku terjingkat, dan terpikat, singkat. aku tidak heran jika mendadak kamu jadi seperti bubuk cabai yang membuatku candu di hariku yang membosankan itu. ada hasrat untuk bercakap. ada keinginan untuk terus berhubungan. bisa kah?

Dan aku ingin mengenalmu lebih dari ini, boleh?

lagi-lagi kutanyakan pada diriku sendiri tentang ini. adakah kesempatan untukku berjumpa dan mengajakmu bicara? ah semoga Tuhan memiliki kehendak atas ini semua. kalau sudah ditakdirkan, tentu akan dipertemukan.



apa aku boleh menyukaimu? lagi-lagi aku harus bertanya itu. dan lagi-lagi aku seperti orang tak waras yang berbicara dengan dinding berbatu. tak ada jawaban. ini menyesatkan. seperti bermain di dalam labirin, berliku dan penuh teka-teki yang menguras nalarku. ini membuatku gundah sekaligus bungah. hey, hidupku terasa indah.


aku mencium bau rindu di sepanjang hariku. kau tahu apa yang kuinginkan sekarang? memeluk malam dan bermimpi tentangmu. ah, aku benar-benar gila rupanya. segala tentangmu ternyata sudah jadi baku di hidupku. meskipun sebenarnya aku tidak tahu apapun yang ada di hidupmu kecuali eksistensimu di beberapa tahun yang lalu.


meskipun kepalaku disesaki oleh pertanyaan-pertanyaan tentang siapa kamu dan bagaimana kamu, nyatanya itu sama sekali tak membuat kepalaku seperti dihantam palu. hahah. kalimatku sangatlah berlebihan.



aku tidak akan bosan untuk menulis. bagiku, ada banyak hal yang harus kutulis tentang kamu. aku penasaran namun tak cukup punya keberanian untuk bertanya atau sekedar menyapa. hahah. rupanya aku malu. rupanya aku hanya bisa menuliskannya diam-diam. hm...tapi yang jadi pertanyaan adalah apakah kamu punya kesadaran bahwa yang kumaksudkan di sini adalah kamu?


dan aku penasaran.






Read more »

....Adalah....

Dru terpaku sejenak. Matanya yang bulat bening mengerjap, kemudian dilanjutkan dengan tatapan kaget ke arah foto yang baru saja dia lihat. "ini kan.......itu"


*

kalau mudah jatuh cinta adalah dosa, mungkin dosa Dru sudah menggunung dan tak bisa dihitung. dia sama sekali tak pernah mau membantah getar alami yang datang ketika berjumpa dengan orang baru meskipun hanya lewat sosial media. dan itu adalah bodohnya Dru sejak duduk di bangku SMA dan terus dipeliharanya sampai sekarang.

Dru gampang jatuh cinta kalau hatinya sedang kosong. pastilah. lagipula mana mungkin Dru bisa jatuh cinta lagi ketika hatinya sudah terisi? aneh-aneh saja.

perasaan halus itu muncul lagi. Dru sedang gandrung. dirinya sedang girang dihinggapi lagi perasaan yang mendamaikan sekaligus mengasyikkan itu. mungkin bagi sebagian orang, Dru adalah orang yang gampangan. gampang jatuh cinta. biarlah, Dru bilang untuk menemukan orang yang tepat tidak sekali dua kali seseorang itu harus jatuh bangun dalam sebuah hubungan. bahkan tak jarang dia harus gonta-ganti karena salah melabuhkan diri. belum jodohnya, tidak jodoh, bukan takdirnya untuk bersama. dan Dru tidak lelah mencari sampai dia menemukan orang yang tepat itu datang ke "rumah"nya. dru membiarkan saja siapapun yang datang sekalipun endingnya tak mampu bertahan.

tidakkah kalian tahu kenapa seseorang bisa putus ketika berpacaran? kalian pasti tahu jawabannya. dan sebagian besar dari kalian akan menjawab "karena sudah tidak cocok" "karena nggak jodoh" "karena tidak ditakdirkan bersama"

benar. Tuhan kitalah yang menentukan. Allah yang telah membuat garis takdir pertemuan kita dengan pasangan sehidup semati kita kelak. dan ketika satu atau dua kali kalian gagal, bangkit dan teruslah berusaha. Jodoh memang di tangan Tuhan. dan Tuhan tidak akan memberikan jika kita hanya diam, tidak meminta padaNya, dan tidak berusaha mendapatkannya.

dan kali ini Dru menyukainya, sepertinya. namun Dru tidak ingin buru-buru mengakui bahwa dia suka. ah, Dru....kau bahkan sudah minta izin secara terang-terangan apakah boleh menyukainya atau tidak bagaimana bisa bilang untuk tidak buur-buru?

Dru tidak pernah menyangka bakal berhubungan dengan Pram, meskipun secara singkat. tidak ada bayangan bakal kedatangan sesuatu itu. takdir, katanya membatin.

mungkin Pram tidak pernah sadar bahwa Dru dulunya satu sekolah dengannya. Pram tidak mengetahui eksistensi Dru di sekolahnya dulu. tapi tidak dengan Dru. dia hapal benar wajah-wajah orang penting dan terkenal (versi Dru) di sekolahnya. bahkan ketika mereka tidak mengenalinya, Dru tetap ingat siapa mereka meskipun terkadang dia tidak mengetahui namanya. dan bagi Dru, wajah Pram adalah wajah yang tak asing.

Pram. wajah tak asing yang sering dia lihat di sekolah bersama teman-teman yang satu ekstrakurikuler dengannya muncul begitu saja. datang seperti ruh-ruh malam yang kelaparan. diterpa angin dan nangkring di balkon lantai dua. membujuk Dru secara halus untuk candu terhadapnya. siang malam kepikiran.

tak terbayang kan bagaimana ekspresi Dru saat perasaan itu membuncah dengan hebatnya? sudah tidak perlu dibayangkan. ekspresi lebaynya sudah bisa ditebak oleh orang-orang yang (mengaku) dekat dengannya. Dru akan sulit mengendalikan diri dan mulai menulis status-status (sok) puitis dan menulis note-note di akun facebooknya. ya, seperti itulah Dru. seperti iutlah caranya mengapresiasi perasaan agung yang diberikan Tuhan padaNya.

Dru seperti orang gila. ketawa-ketiwi di tempat kerja, di tempat umum, dan bahkan di angkutan saat membaca "itu". dan puncak dari kegilaannya adalah ketika Pram menanyakan sesuatu itu. aduh Pram.....Dru mulai gila karenamu.

Dru berikrar, pun bahkan Pram tidak mengetahui siapa dirinya dan tidak tahu apa-apa soal perasaannya, sama sekali tak jadi masalah. asal Pram tetap diam di situ dan tidak kemana-mana. Dru cuma ingin berbicara dan terus brbicara dengannya. itu yang membuat hari Dru bahagia. tapi jika perasaan itu hanya sebatas mengagumi, maka biarkan saja Dru menikmati itu. asal Dru bahagia, dia akan terus melanjutkannya.
Read more »