April 30, 2012

Terus Terluka


Terus Terluka - TODAYband

Aku yang selalu tersakiti
Slalu kau lukai
Hingga sampai saat ini
Ku coba tuk mengerti dirimu
Namun tak pernah sedikit kau mengerti aku
Dan aku yang selalu salah di matamu

Aku manusia
Tak mau bila terus terluka
Bila perpisahan ini
Jalan yang terbaik
Akan ku terima

Kulakukan semua yang kau inginkan
Meski kau tak pernah coba tuk fahami aku
Sepertinya ku harus melepasmu
Dari hidupku


Mendengarkan lagu ini rasa-rasanya seperti kembali ke zaman SMA dulu. ya. inget mantan terindah "Yogi Maulana Anggara" yang pernah aku tulis cerpennya di Don't Say Goodbye. Dan kenapa lagu ini tidak ku dengar tahun 2009 bulan Januari saja? sehingga ketika aku putus dengannya ada lagu yang bakal membuatku bertambah ngilu? yang mewakili perasaan ketika masih sayang namun sering terluka dan akhirnya harus melepaskan? so sad :'(


Dia yang membuatku luka namun sayang. Yang pada akhirnya harus ku ikhlaskan untuk melepasnya dalam diam. Kala itu kami sama-sama menangis. Entah kenapa kami menangis berdua. Di tengah malam di sebuah tempat nyaman kami menyimpulkan sesuatu yang sama-sama kami tahu membuat kami terluka. Setelah perang dingin yang kami kobarkan tanpa tahu sebab pastinya apa. Cemburu pada mantan? orang ketiga? atau memang sudah tidak cocok? tidak tahu. Tapi yang pasti perpisahan itu membuatku jauh lebih sakit dari ketika masih berdua dan sering berseteru. Namun, kami sama-sama tahu. Ada hal yang memang tidak pernah bisa disatukan meski kami saling sayang. Ya, kami masih saling sayang. Dulu....


Dan air mata itu. Entah palsu atau memang begitu, membuatku cukup yakin dan tahu bahwa sebenanrya keputusan itu berat dijalankan. Namun. kami harus sadar bahwa kami tidak bisa melangkah bersama lagi. Arch, aku masih sering merindukan ia. Merindukan bagaimana ia mengikatku kuat. Ah, aku jadi sedih.

......

Ku tumpahkan secangkir kopi yang masih terlihat kepulnya di atas meja ruang tamunya. Dengan gemetar kusengajakan juga cangkir motif bunga sepatu itu terjatuh ke lantai sampai pecah. Si empunya rumah mendelik melihat kelakuan gilaku. Sementara aku hanya sedikit takut jika tangan yang dulu sering membelai kepalaku itu akan mendarat ke pipiku yang mulai panas. 


Ku lirik Ivan yang sedang geram menahan penjalangan yang selalu keluar dari mulutnya ketika kami bertengkar. Kosa kata kasar yang selalu dia tumpahkan ketika aku melakukan kesalahan. Tamparan kecil ketika aku membalas susunan kalimatnya sebelum usai diperdengarkan.

Matanya berkilat. Terlihat merah padam melihat kelakar gilaku. Sesaatnya, senyum getir tergores di sudut bibirnya. Lalu kemudian dia bangkit untuk memunggungiku. Menghalangiku untuk membaca apa yang sedang dia pikirkan lewat matanya yang cokelat.


"kau main-main, Ros? kau gila?" sentaknya tiba-tiba.
"tidak. aku serius Van" jawabku mantap.


Diam. Ivan terdiam. Kali ini dia terdiam. Biasanya dia akan memakiku. Menjalangkanku. Menuduhku main serong. Menuduhku bercinta dengan pria lain ketika aku meminta mengakhiri hubungan yang sudah lama tidak sehat ini. Tapi kali ini Ivan terlihat beda. Dia malah diam.


"plis, Van" aku mengiba padanya. Menundukkan kepalaku di hadapannya.
"Ros, tapi aku masih sayang sama kamu" Dibalikkannya punggungnya dan menatapku dengan lembut.
"tapi aku tidak" kataku setengah berteriak.
"bohong" digoncangkannya pundakku sampai aku terjatuh di kursi.


Kusembunyikan tangis yang sudah meleleh di pipiku. Sesegera mungkin ku usapnya. Dan aku kembali menatap Ivan yang kini menundukkan kepalanya, meremas-remas rambut kepalanya.

"kau bohong Ros, aku bisa melihat kebohongan itu tersirat di matamu. Kau tidak bisa membohongiku. Kita sudah bersama tidak dalam hitungan bulan, tapi tahun. Jadi aku tahu kapan kau akan berbohong padaku" 


Lalu diam-diam air mataku meluncur tanpa kendali dari sudut mataku yang merah. Aku mencoba berpaling dari Ivan, namun tangannya sedemian rupa mencengkeram bahuku. Tidak mengizinkanku untuk menghindari tatapannya.


"lihat mataku, Ros" bujuknya.
Aku masih menunduk.
"kita harus berpisah Van...." ucapku sambil terisak.
"tapi kenapa? aku masih sangat menyayangimu, Ros"


"karena aku terlalu rapuh untuk terus kau sakiti, Van"
"maksudmu?"
"aku sudah sangat sakit menahan ini. aku tidak bisa bertahan lagi. kau selalu menyakitiku tanpa kau sadari itu. seolah - olah kau lah yang paling benar ketika kita bertengkar. dan kau, kau egois Van. kau tidak mau mengerti bagaimana pengorbananku untuk setia. kau....kau sudah berapa kali menyakitiku dengan berkencan buta dengan wanita itu? bekas pacarmu?"


sesak. dadaku sesak. nyeri menggelontor di sela diafragma. perih.


"aku sakit Van....benar ku mencintaimu, sayang sama kamu, tapi tidak dengan begini caramu membalasku"

"sabar itu tidak ada batasnya, Van. Tapi maklum yang justru ada batasnya. aku tidak bisa lagi memaklumi tingkah polahmu yang membuatku terluka"

Ivan terdiam cukup lama. Didudukinya meja ruang tamunya. Wajahnya ditekuk. Kedua tangannya menutupi wajah rupawannya. Lalu kemudian disisirkannya mereka ke rambutnya yang sedikit menutupi dainya. Aku melihatnya menghela napas panjang.

"ok....kita putus" ucap Ivan pelan sambil menatap mataku.

tess.....air mataku menetes. terdengar sakit sekali saat kata putus itu didengar sekarang. namun aku berusaha tegar dan meyakinkan diri bahwa apa yang aku lakukan adalah benar. tidak ada ucapan yang perlu ditarik. ini adalah yang terbaik.

"bye Van, aku pulang....semoga.....semoga....." aku terisak sampai tenggorokanku sakit, hidungku sampai tersumbat dan sulit untuk mengatakannya.

"semoga ini yang terbaik....selamat tinggal" ucapku sambil melangkah ke arahnya dan mencium pipi kirinya. Ivan mendongak. Menatap mataku yang basah. Lalu mencengkeram lenganku dengan gemas.

"maafkan aku....." bisiknya lirih lalu memelukku dengan erat. hangat.



Read more »

Coretan


Ketidakberdayaanku menggantikanmu dengannya membuatku sakit. 

Aku sakit. 

Seluruh nafas memberontak keras. 

Mencibir dan meretaskan senyum sinis. 

Mereka tidak rela jika nafas yang telah terhunus namamu dalam raga mereka menguap 
dan meninggalkan nadi-nadi mereka. 

Sama, aku juga begitu. 

Aku tidak bisa 
dan mungkin memang tak pernah rela jika namamu merantau ke hati orang. 

Pergi dengan bebas berkeliaran menjamu hati wanita lain.

Aku merindukanmu. 

Seluruh raga merindukan sentuh lemah jari-jarimu di setiap sudut wajah.

Ingin ku kembangkan lagi sayap patahku itu.

Dan hendak ku terbang dan mengambilmu kembali.

Sekarang :'(

Read more »

April 28, 2012

Rini Wulandari - Mimpi Besarku



Tak bisa aku melupakanmu

Walau kau bukan milikku lagi
Tak biasa aku hidup tanpamu
Terbiasa kau perhatikan aku
Aku dan kamu, itu dia doaku
Aku dan kamu, itulah mimpi besarku


Bagaimana nasib cintaku

Hatiku masih hidup di ragamu
Masih saja ku menganggapmu
Aku pasanganmu seperti dahulu


Tak bisa aku melupakanmu

Walau kau bukan milikku lagi
Aku dan kamu, itu dia doaku
Aku dan kamu, itulah mimpi besarku


Bagaimana nasib cintaku

Hatiku masih hidup di ragamu
Masih saja ku menganggapmu
Aku pasanganmu seperti dahulu


Bagaimana nasib cintaku

Hatiku masih ooo


Bagaimana nasib cintaku

Hatiku masih hidup di ragamu
Masih saja ku menganggapmu
Aku pasanganmu seperti dahulu
Read more »

April 26, 2012

Big Bang - Stay (English Translation)



Yeah (love is pain)dedicated to all my broken hearted people. One’s old flame, just scream my name and I’m so sick of love songs. Yeah hate damn love songs. Memento of ours… Lies!
A late night and rain falling down. I bring you back from my memories. I promised myself I would be fine without you, but I can’t help it. I take in liquor which I don’t even know how to handle trying to fill my empty heart. A day without you is too long. I pray that I may please forget you (that’s a lie).
Without you happiness cannot be found in me. I can’t even shed any tears. I don’t want to live anymore.
Yeah, this is bullshit, it’s pissing me off. I’m going crazy in thoughts of you. I want to see you, but I’m being told that I can’t, that it’s all over (I’ll be right there).
I’m so sorry, but I love you, it’s all a lie. I didn’t know, but I know now that I need you. I’m so sorry, but I love you, out of anger. I pushed you away with those piercing words without realizing. I’m so sorry, but I love you, it’s all a lie. I’m so sorry (I’m so sorry), but I love you (I love you more more). I’m so sorry, but I love you, will you leave and forget me slowly, so I can be in pain?
I dedicated my all into this song for you (other people probably don’t know). By myself, without anyone knowing. (yeah, those words I said were lies). A loner left in the midst of it all. In my pocket is the breakup letter that’s all wrinkled and folded up in my pocket, hey, (and my habit of calling for you and wondering where you are). I’m gonna change, I’ll laugh everything off from now on.
I’m so sorry, but I love you, it’s all a lie. I didn’t know, but I know now that I need you. I’m so sorry, but I love you, out of anger. I pushed you away with those piercing words without realizing. I’m so sorry, but I love you, it’s all a lie. I’m so sorry (I’m so sorry), but I love you (I love you more more). I’m so sorry, but I love you, will you leave and forget me slowly, so I can be in pain?
Oh oh oh oh oh, I hope this is all a dream. Oh oh oh oh oh, because I only add up to this much. Drop that babe, I still can’t forget you. No I don’t think I ever will, even ’til the day I die, yeah. Did the scars I gave you heal? I’m sorry because I never got to do anything for you.
I’m so sorry, but I love you, it’s all a lie. I didn’t know, but I know now that I need you. I’m so sorry, but I love you, out of anger. I pushed you away with those piercing words without realizing. I’m so sorry, but I love you, it’s all a lie. I’m so sorry (I’m so sorry), but I love you (I love you more more). I’m so sorry, but I love you, will you leave and forget me slowly, so I can be in pain?
Read more »

Stay, Kepadamu


stay,
kepadamu,
pasungku rekatkan
rebah rasaku sandarkan ke ujung dagumu
setiap hendak ku gilas libas bibir merah darahmu

stay,
kepadamu,
dalam hiba nanar tatap penuh luka,
tinggalkan bejana cinta yang telah kau raksakan
biar beku dan membatu dalam palung jiwaku

stay,
kepadamu,
usahlah bertanya kenapa
singgah dan labuhkan rasamu
cacah habis seluruh kendali kepalaku dalam satu sentuh saja

stay,
kepadamu,
mohonku dalam sujud tanpa suara
kuasakan kuasa untuk kita berdamping bersama
menari dalam satu iring melodi
menghentak bumi dengan satu rekat kaki

stay,
kepadamu,
hibahkan sisa jalanan hidupmu dalam diam bungkam hatiku
biar waktu menjadi bumbu
dan budak cinta yang kita rajut bersama

stay,
kepadamu,
di sinilah pengakhiran kita mendulang rasa
damba kita ikatkan dalam satu simpul warna
dan kita akan mengabadi sendiri
di sini
singgasana kita

Read more »

April 20, 2012

Mimpi itu Kamu


wajahnya mengayun bebas di penglihatku
merenggangkan sela jari
menyimpulkan senyum abadi
mengendapkan waktu
mengusir halusinasi

bertahan dalam diam
hanya bungkam merenda ada
menikmati gelayut salam yang dia tata

semesta menggugat
pada kesempatan buta
saat kau berdiri menyalami
satu yang ku mau
terdiamlah kau di sana
sampai mega merah mengerling nakal pada kita

kau sunting harapku dalam maya
lalu membilang kata sapa
menampar kenyataan akan ketiadaan
dan akhirnya aku sadar, ini mimpi


Mau tidak mau aku harus mengatakannya. Membaginya kepada siapapun yang mau membaca dan mendengarnya. Bahkan padamu sekalipun kalau lanangmu sering berkunjung ke dalam mimpiku. Siapa yang menginginkannya? Kau pikir aku yang mau? Yang sebelumnya merenda ilusi dan berharap bakal menemuinya dalam ruang berbeda? TIDAK. Aku sama sekali tidak melintaskan pikiran semacam itu. Bahkan mengingatnya dikala sela hariku pun tidak ada. Aku punya lanang lain.

Ini terlihat dan terdengar konyol bukan? sudah berapa kali dia datang di bulan-bulan ini? Ha, adakah dia yang merindukanku sebenarnya? karena dia dan aku tidak punya dimensi khusus untuk bertemu sehingga ruhnya melayang di saat semua orang sedang terdiam, bahkan kamu. Lalu kemudian dia masuk jembatan penyeberangan antar kota antar provinsi dan akhirnya berhasil mendarat di kotak mimpiku? ah, ini aneh dan konyol. Sangat.

Haruskah aku bertanya padanya yang kontak telpon dan FB pun aku tidak punya? Ha. Ataukah aku harus bertanya padamu juga bahwa saat dia datang bahkan kau pun puncul juga. Seperti tidak rela melepasnya berkeliaran bahkan di dalam dunia maya sekalipun. Kau takut aku merebutnya? Kau takut aku menginginkannya kembali? Ku mohon, buang jauh - jauh pikiran itu. Oke. Sudah ku bilang di Memilikinya sebelumnya bahwa aku memilikinya kemarin dan kau memilikinya sekarang. masa depan? entahlah. Bukankah itu sudah jelas? Jadi, sekedar mengingatkan saja bahwa jikalaupun aku merindukannya, itu hanya sekedar rindu karena tidak pernah bertemu. 

Mimpi. Ada apa denganmu? kenapa selalu kau gandeng wajah rupawannya ke dalam mimpiku? juga wajah wanitanya? adakah inginmu kami bertemu dan saling sapa? seperti itukah? tapi tidakkah itu bakal menyakitkan kami? aku tahu, meskipun kerelaan terucap dari bibirnya, tapi dalam hati siapa yang tahu? siapa yang tahu bahwa dia tidak menginginkanku bertemu dengan kekasihnya? ah, aku selalu meradang ketika dia tiba-tiba datang. Seorang lanang gila yang dulu, 2004 silam menjadi bagian dari hidupku. Romansa monyet muda yang ku anggap paling berharga di antara romansa lain. Dia sangat berharga. Itu dulu.

Dan apa yang akan kau pikirkan, lalu lakukan ketika mantanmu terus datang ke dalam mimpimu bahkan ketika kau sama sekali tidak sedang memikirkannya?

Dan mimpi, hanyalah pengembang tidur. Pewarna alam maya. Jembatan penyeberang bagi mereka yang saling merindukan.

Jadi, apakah aku merindukannya? aku pikir tidak.
Read more »

Kuasa


potongan takdir terbaca menyala di depan mata. 
menyeringai menerima pengaduhan.
tunduk pada rebah kuasa yang berjejeran di lingkar malam

tangisku tertahan
tenggorokan tercekat tiada tahan
getarku terpaku di akhir senja
sang pengabar meneriakkan kabar duka

sentilan kuasa merebak di jalanan
tertanam bungkam nyaris meledak di bawah jembatan
aku tanyakan pada kuasa
atas hak apa penyakitan kau sarangkan padanya?

kuasa mengendali
aku bungkam lagi
kelakarku ter-uapi api
tangisku menjadi di kala sepi meronta minta mati

duka kubakukan ketika malam melolong minta tolong
ketika kamu terduduk diam tanpa kata sepotong
aku harus apakan kuasa
yang mendakwamu terbaring tanpa daya?

ku hirup pasrah yang mengembun di wajahnya
sampai desah menahan pagut bahagia
semburat ngilu datang menubi tanpa henti
menghujam hati membawa nyeri

aku jadikanmu gelisah, wahai kuasa
kenapa kau buramkan pelangi yang selalu singgah di matanya?
kenapa kau hapus garis tawa yang selalu terukir di pucuk bibirnya?
ada kesalkah kau pada ia?
sehingga bilur luka kau sandarkan padanya?

aku tangisi kuasa yang menjadikannya derita
sembari bungkam ku tata kata
ku jamu doa kepada pemilik kuasa
"Tuhan, jaga ia"


Read more »

April 19, 2012

Pejalang Muda


jalang ku layangkan
pedih ku tempakan
pada lara yang menganga di sela tawa
juga pada rintih pedih yang membasuh peluh

hei lihat
hingar bingar pejalang muda di perempatan kota
mengais sisa - sisa makhluk malam
yang bertumpu pada batu

dan aku hanya tertawa
menyengsarakan puisi manja
meretas gila yang lama ku abaikan
di depan para pejalang muda

jalang jalang....
cinta membuatmu terlihat lebih jalang dari makhluk malam
rasa membuatmu kehilangan harga
mana hargamu?

jalang kau sematkan
pada wajah-wajah blingsatan
yang haus akan susu-susu madu
pada kalimatan lusuh berbalut syahdu

ah, jalang ku paketkan
wahai kau pejalang muda




Read more »

Bungkam


aku bungkam. 
meliat legam yang tersumpah di sudut bibirnya
melihat busuk terpasung di kedua matanya

di sini. 
ku bungkus rapi sepi yang meluka di akhir baris tulis. 
ku bungkam perasaku untuk menjaja gilamu yang terlayang di bayang bola mataku. 
harusnya buta saja. 
harusnya penglihatku kabur saat pongah jijikmu menari tanpa malu di hadapku. 
aku terluka.

kau tau. 
bagaimana rasanya bungkam saat lidah meminta kebebasan berkata? 
sakit. 
dan aku harus mengakuinya sakit ketika rasa tertahan oleh perceraian yang kau mainkan. 

dan aku hanya bungkam. 
menikmati jilatan kata-kata suci yang terurai dari bibir merah jambumu. 
yang tanpa ragu menunjuk salah terpahat di hidungku
hendak jua ku jalangkanmu dengan pelimbahan noda yang selama ini ku simpan rapat di sudut maluku.
tapi ku bungkam saja 

katakan katamu dulu
saat jemarimu mengayun bebas di kedua pipiku
dan untaian kosa kata gila menggaung di telingaku

lalu kemudian biarkan bungkam ku oleskan di sudut bibirmu yang menyudut
jilat kembali kalimat yang saling perang sekarang
mereka saling meregang kenang

tepikan kenang dan buang kenyataan?
ku jalangkanmu sekarang
sakitku meradang wahai jalang
hendak ku bunuhmu dengan parang yang terselip di pelipis

bungkam
ketidakberdayaan pengolah kata menyajikan suara





Read more »

Rindu Beradu


rebah rasaku bertahan di pundakmu
melolong didera pekik rasa tertahan
aku berdiri di tanah ragamu
Menghitung keringatmu
mengatup kembali inginku,
untuk meninggalkanmu
yang murung rupa saat ku sendu
;
jalanku digilas rindu

aq mencibir luka mu yang sedari kemarin kau selalu keluhkan...
atas dasar apa kau itu berkeluh...
tapi peluhmu sudah cukup isyaratkan pesonaku padamu di ujung bibirku...
untuk meninggalkanmu
yang murung rupa saat ku sendu
sembari ku menghitung peluh
risih melihatmu resah ku ukir resah yang rusuh di sajak rindumu..
terdakwa satu kata
KAMU
;
Rindu

rindu yang meluluhkan setiap terkam cerita sendu dimasa lalu,
 bersamamu


…….. aku menyapamu, sayang...
aku menyapamu sayang,
disetiap kerlinang airmata yang kau tawarkan 
………………………………………………………………….di setiap jatuh kalam,aku diam memandangmu, sayang..

rinduku tergantung di langit2 malam 
diiringi puisian malaikat malam

aq ambil sebilah pedang...
ku hunus langit malam...
merebahkan bintang untuk di kecup kelam...
kamu hilang di jiwaku...
 ; rindu

lihat dan kulihat, bagaimana rindu menidurkan ibuku. yang terseok.
 lalu menderukan seruan berperang,
 untuk petinggiPetinggi yang kusebut binatang. Yang
 kemudian, henyak menetaskan harapan hampa tanpa peluang

dalam diam
terlafalkan bahasaan rasa
aku beralih bungkam
menggumam resah menahan desah
kesah merindumu
yang aku tak mengerti apakah itu apa?
kepada siapa untuk apa..??


*/tibaTiba menhanyutkanku, pada sekisahan kerinduan yang mendalam
serindu aku pada kedua buah bibirmu
yang mengatup saat ku cium
dan menganga saat ku tak bersua.
yang tak mungkin kulukiskan luka pada luka,
pada rindu yang tak berpaduka

dan tak mungkin ku keluhkan luka pada luka pula... katanya apa...??

adakah rindu mengulum waktu? 
Tanya rindu

bersandar pelepah pisang ku gantungan itu rasa;
melibas pesona di bibir senja...
bersama malam kau terkulai, bersamaan
dengan datang senja dan malam tiba
bersama saat kita tergolek di bibir senja?
aku kenang malam saat pekik gila menyerapah

hei....rindu memasung kepalaku 



ADUUUH
mengaduh pada rindu yang lusuh
sakit jiwaku rindu

ku ikat kenang dengan setumpuk temali hati
biar rindu ku jejalkan asal di nadi
biar ku dakwanya menghuni hati
aku rindu

aku rindu, saat bibirku bersmpuh di kolong harammu
sejak saat kau golek kan dirimu di ujung rapuhku...
aku rindu belulangku runtuh di egoisan lelakimu
menghujam geram hingga luntur bersimpuh di selangkangan...
menunggu geram, saat lelakonmu ku terkam;
rindui tidurmu di puncak malam
bersama tiga tubuh tiga rasa... 
juga jejak jejak merah yang dipahatkan

aq merindumu…
pada sepasang dua buah mata indahmu 

;
rindu

sudah... biarkan kami mengeja celah rindu kami...ini...
di wajahmu terukir jelas bahasa lelah...
aku berhenti
menjejalkan desah
menatap langit2 merah
tapi kami... di langit kami pandang cerah...


 karena serpihan rindumu...
yang mangap...

hingga jatuh...
rapuh
runtuh
kunyuh
lusuh
renyuh
diserpihan peluh
menyibak cinta yang di hirup rusuh 

  rindu,
   sendu,
     padu.





@Lilik Soedirman
@el Syaukani Senqal
@m Tajul Mafachir
Threesome

 22.14 pm 
Surabaya, Jakarta, Khartoum
18 april 2012
Read more »

April 18, 2012

Kisahan


ku bagi kisahku dengan para lanang. Dengan puluhan lelaki yang datang dan pergi tanpa permisi. Sejak para teman masih menggelindingkan kelereng dan memainkan boneka, aku telah menekuri romansa monyet muda, bermain – main dengan rasa yang datang tanpa undangan. 

Ya, cinta. Orang dewasa bilang itu cinta. Dan kataku, cinta adalah sekisahan jalang yang dimulai dengan kejalangan pula. Dimulai ketika benih rasa yang belum waktunya menyemai tapi malah tersiram oleh hujan yang entah, sebuah kebetulan atau tertakdirkan sebelumnya menggerojok ketika gersang menampakkan kuasanya. 

Segala kejalangan dimulai ketika kadang aku masih mengucurkan ompol di kasur tempat tidurku. Ketika kadang ingus masih membekas di kedua lubang hidungku. Ketika aku masih berlompatan sana – sini menggunakan tali dengan kuncir dua terayun – ayun di kepala. Tak terlewatkan juga saat putih biru abu-abu. Dan itu berlanjut sampai seragam sekolah ku tanggalkan. Dan bahkan ketika gelar sarjana hampir tersematkan semuanya masih sama dan tidak ada yang berubah. Kadang aku bingung, mencoba mencerna fenomena luar biasa yang aku yakini hanya sedikit orang yang prnah mengalami. 

Aku punya banyak lanang. Kamu?

Romansa. Cinta. rasa. Misteri kejalangan yang dimainkan secara apik oleh lakon yang bernama manusia.
Rasaku gila ditempa masa. satu datang satu pulang. lewat kadang. mampir kemudian. sebentar. lama. bahkan menahan dalam tahunan. menahan dalam hitung bulan. dalam hitung hari. ah. gilaku rasa menjalani lakon jalang yang telah lama tersumpal di kepala. Bagaimana bisa? Bisa. sebab lanang adalah makhluk Tuhan paling indah yang tak pernah ku lewatkan kedipku tanpa memandangnya. jalangkan saja sekalian. tumpah ruahkan pesona yang menghadang di depan mata. aroma khas kelelakian serta jantan pribadinya membuatku mau tidak mau bertekuk lemas di hadapannya. Lanang, aroma lelakimu mencuat bahkan dari jarak seribu meter. Pesona. Atur ragamu membulatkan mataku.

hei, jalang lanang. begitu kau panggilku. dan jika tidak seperti itu, lalu kau namakan apa aku? yang sudah menjilat banyak bibir dan penderitaan? yang meretaskan kisah hampir sama dengan usia?


sebuah pengakuan, Surabaya 18-04-2012
Read more »

Ku Temukan Penggantinya


lagu "Ku Temukan Penggantinya" adalah lagu favorit saya. lagu ini ini adalah backsound pengiring ketika saya mulai mengGalau dan menulis sesuatu seperti puisi GILA bin aneh saya. lagu ini seperti punya daya magis tersendiri yang membawa kepala saya kosong dan terbang ke langit ke sembilan sehingga saya hanya memikirkan tentang galau dan galau.

karakter vokal Winda Viska yang luar biasa beserta iringan musik yang keren itu berhasil membuat telinga saya seperti disumpali headset dengan playlist lagu itu saja. kemana pun (Juli 2011). seperti sudah menancap ke dalam telinga dan masuk ke relung hati. melodinya terngiang dan terngiang di telinga. sampai terkadang harus seperti orang gila dengan menyanyi-nyanyi di jalanan dan menari-nari di trotoar merasakan sensasi lagu ini.

lagu ini juga jadi playlist nomor wahid ketika saya Karaokean bersama teman - teman saya. entah kenapa saya merasa jadi satu dengan lagu ini. dan ketika saya memulai bernyanyi atau mendengarkan lagu ini, kepala saya langsung berputar dan otak saya selalu menekuri memori Juli 2011. dan akhirnya, saya ingat Caraka.

well, kata teman saya suara saya cocok sekali jika membawakan lagu ini. hehehehe. jadi malu....
ini adalah hasil karaoke saya. hm, belum maksimal vokalnya. soalnya lagi main2 dan bisa lebih bagus dari ini. ehm ehm :D




ku endus geliat wangi aroma lelakinya ketika petang mulai datang
perlahan seperti kembang api yang gemerlapan di langit
membuncah megah benderang
ramai penuh rona warna

caraka
datang menaksirkan rasa yang lama ku endapkan dalam dada
tersudut lalu menyempit dalam satu ruang

lalu tiba-tiba kuncupku mekar
aku jatuh cinta



lagu Ku Temukan Penggantinya ini ku temukan ketika yah....ada film Milli dan Nathan tahun lalu. Dan dari sini ada cerita cinta yang.....sedikit membuatku nyesek :')









Read more »

Sebuah Percakapan


"lanang, aku sudah tidak perawan"
dahinya mengernyit mendengarku berkata demikian.

"apa?"
dia kaget.

aku mengangguk
dia menunduk

disembunyikannya wajahnya yang kecewa. 
harapnya mungkin kalimat bercandaan yang akan keluar dari bibir mungilku
namun ternyata TIDAK

mataku bicara lain


"siapa pelakunya?"
tanyanya sambil gemetar mencengkeram pergelangan tanganku.

bisu.
aku membisu.
berusaha mencari jawaban.

"kenapa diam?
mantan pacar?"
selidiknya sembari menggoncangkan bahuku dengan kasar.

seutas senyum getir ku layangkan padanya.
"bukan"

mimik wajahnya berubah
lesu
dilepaskannya tangannya dari pergelangan tanganku
"lantas?"

aku berusaha menahan napas yang tinggal seperempat.
ku jilat bibirku sebelum berucap.
"dengan teman"

kedua ujung alisnya menyatu.
dahinya mengernyit heran
aku lihat parasnya berubah pucat.

"te...man?"
tanyanya terbata.
dia mendengus kesal.

aku terdiam menahan napas.
menahan tangis.
menahan sesal.

"kau menyukainya?"
tanyanya tiba - tiba

jantungku deg degan ternyata.
"entahlah"
ku buang muka

"tak mungkin kau melakukannya jika kau tidak memiliki rasa padanya"

deg
jantungku semakin lari-lari
hei, aku mencintaimu lanang
dan dulu......

"dulu"
jawabku lemah

gurat kecewa bertengger di wajahnya, lagi.
"tapi tidak pacaran?"

dia berondongiku dengan pertanyaan yang membuat nyeri dadaku
"tidak"
jawabku mantap

dia mendengus, lagi.
lalu membuang muka lagi.

"kami hanya teman"
ucapku pelan.

"teman tidur malam?"
cesss. kalimatnya membuat bibirku beku
berhasil membuat detak jantungku berhenti sedetik

"bukan"
jawabku sedih

"lalu?"

"entahlah...."
"semua terjadi begitu saja"

brukkkkkkkkk
dipukulnya tembok putih yang sedari tadi kami sandari
aku menjerit

"lanang......"

"aku kecewa padamu"
rintihnya masih dalam keadaan tangan mengepal

"maafkan aku...."
"aku...."
"aku khilaf...."

ditatapnya mataku dengan garang
"lalu lelaki itu?
"apakah menyukaimu juga?"

aku takut melihat caranya memandang
diam-diam aku berusaha mengatur kalimatku
"tidak"

wajahnya berubah pucat lagi
"lalu kenapa kau melakukannya?"
teriaknya

"khilaf...."
"semua berjalan begitu saja ketika...."
aku tidak bisa melanjutkannya.
bahkan jika dilanjutkan sekalipun sepertinya tak berarti baginya.
segera ku kunci rapat bibirku.

"dengar....aku hanya berusaha jujur padamu"
"dan maafkan aku jika kejujuranku ini menyakitimu..."
"tapi kau memang seharusnya tahu...."
"tahu dari awal bahwa aku bukan bunga lagi"
"aku telah kehilangan gadisku"

dilihatnya mataku yang setengah berair
disibakkannya rambut hitam yang mengurai di depan wajahku

"aku harap kamu menyesal telah memilihku"
akhirnya aku menangis
sesenggukan

lalu kemudian

diam
dia diam
aku diam
semua diam
beberapa detik
hampir semenit

"lakukan juga denganku"
katanya tiba-tiba

aku melongo
tanpa aba-aba dia mendorong tubuhku
mencengkeram kuat kedua lenganku
dan aku
pasrah
Read more »

April 16, 2012

Real Love


"pikirkanlah orang-orang penting itu" 20 tahun bersamamu terkalahkan dengan orang baru yang kau temui hanya beberapa bulan ? Egois. Habis energimu jika hanya untuk memikirkan orang - orang yang gak penting itu. Eman - eman.


love them so much :')


also my beloved brother :')



Untuk apa menyakiti dirimu sendiri ? menikmati kesedihan, kesepian, kekecewaan itu sendiri ? apa manfaatnya ? itu hanya akan melukai dirimu sendiri dan meruntuhkan mimpi-mimpi yang telah kau rajut selama ini.


so, move on! :)



Read more »

April 15, 2012

Kami Beda, dan Itu Indah



dan perlu kau tahu
tajamkan penglihatmu
lihat baik-baik 
bagaimana cara kami menulis
mengungkap
menerjemahkan
menggali
menguar emosi
menguak sisi hati

beda

tak akan sama 
bahkan serupa
apalagi setujuan
sealiran
sepersembahan
sekosakata atau sekalimatan
beda
kita beda

jejak ketik-ketik jari
bahkan gerakan otak
sentuhan hati
belaian sinergisitas 
mempersonifikasikan
bahkan memperhiperbolakan

beda

caranya mengeja
menyusun kata
menyatukan kalimat
memparagraf
memberikan tekanan
intuisi
pesan

beda

mempersamakan kami adalah salah
memperbedakan kami adalah benar

aku dengan duniaku
dengan galau menjadi latarku

dan kami beda,

kami beda
dan itu indah, bukan?
Read more »