July 22, 2014

Mimpi

kenal dengan Setiaji Ega Pranata? yang itu, adalah mantan Drupadi Kinara Rudy Hadikusumo. yang dipacari waktu kelas dua SMP. yang akhirnya putus karena LDR beda kecamatan waktu Dru kelas tiga SMP dan Ega kelas satu SMA. yang akhirnya Dru kejar sampai di SMA yang sama. yang membuat hari-hari Dru di kelas satu dan dua SMA seperti neraka dan sinetron ala-ala remaja?

tadi malam, Ega datang ke mimpinya. tanpa tedeng aling-aling muncul begitu saja. Dru tak habis pikir, sebenarnya seluruh pikirannya sudah tercurah pada Pramudya namun di mimpinya masih saja didatangi Ega. dia perlu apa coba? ada urusan apa, Ga? Ega?

Ega adalah satu-satunya mantan yang rajin sowan ke alam bawah sadarnya. tanpa Dru minta, Ega sering datang dengan membawa banyak cerita menggemaskan. agak sedikit aneh dan tak bisa Dru nalar, kehadiran Ega seperti sesuatu yang ajaib. bagaimana bisa disebut ajaib? karena begini.....

dulu di saat Ega masih berpacaran dengan Patricia yang notabene adalah teman sekelasnya sejak kelas dua SMA yang akhirnya dipacari sampai kurang lebih tujuh tahun lamanya, Ega sering datang ke mimpinya padahal Dru jelas-jelas sudah move on darinya. setiap Ega datang, dia selalu membawa serta Patricia, selalu, tidak pernah Ega datang sendirian. namun suatu ketika, di suatu malam Ega datang ke mimpinya sendirian, tanpa Patricia. dan usut punya usut ternyata Ega dan Patricia sedang "break". dan di mimpi berikutnya Ega kembali datang bersama Patricia, dan dari sumber terpercaya mereka balikan. di awal-awal 2013 silam, Ega datang ke mimpinya sendirian lagi. dan karena mimpinya seperti sebuah pertanda, maka Dru mencari informasi tentang mereka berdua. tidak ada yang tahu. di facebook pun Patricia masih baik dengan Ega. namun, di pertengahan bulan puasa 2013 mendadak Patricia menghubunginya dan bercerita bahwa hubungannya dengan Ega sudah kandas karena bla bla bla bla bla.

dan dari situ Dru mulai (sok) yakin bahwa mimpi-mimpinya adalah pertanda sesuatu telah terjadi pada Ega. masih sayang kah dia pada laki-laki yang....ehm....itu....inu....ina. entahlah. rindukah Dru padanya? tidak. sama sekali tidak. Ega adalah masa lalu yang tak bisa dibawa ke masa depan. tidak ada yang bisa kembali. dru sudah move on. sudah menyukai banyak pria lain sepeninggal Ega dari hidupnya. gara-gara Ega kah dia begini? andai dia masih bersama Ega akankah dia......ah sudahlah, katanya sudah move on. buat apa berandai-andai? sedikit boleh, kan? ingat Pramudya, brur! oke.

kembali ke masalah mimpinya tadi malam. ini adalah mimpi ter-bla bla bla sepanjang sejarah mimpinya bertemu Ega. di mimpinya semalam, Ega datang sendirian, mereka berduaan, bercakap tentang banyak hal dan endingnya saling mengakui dosa dan berharap bisa bersama. heLLLLLLLoooooo bunga tidur, jangan terlalu delusional deh. di dunia nyata sudah dicap sebagai perempuan delusional, masa' di mimpi harus begitu juga? wake up brur!

tapi yang aneh dari mimpinya semalam adalah, Ega tidak membawa serta pacarnya yang sekarang, si Adelina Pratama Theresiana. kemana? dikemanakan? padahal dulu waktu Ega masih bersama Patricia, dia selalu membawa perempuannya. yang ini kenapa enggak? entahlah. namanya juga bunga tidur, sesuka Tuhan yang ngatur. jangan dipikir terlalu dalam. lupakan.

apapun mimpinya, Dru merasa bahagia dan lega bahwa sekalipun di dunia nyata mereka tak pernah berjumpa Tuhan masih memberikan kesempatan bertemu di dimensi lainnya. bersyukur juga bahwa Ega sehat dan baik-baik saja. sudah enam tahun begini terus. mau sampai kapan datang terus? masih bisakah bertemu? di pelaminan mungkin? jangan khawatir, Dru akan mengundang Ega ke pernikahannya kelak. Dru, mau nikah sama siapa lu? entah.

dari lubuk hati paling dalam, Dru berdoa siapapun pendamping Ega kelak semoga dia bahagia. untuk Patricia, Tuhan menyayangimu mbak. Ega bukanlah lelaki terbaik untuk kita berdua. lepaskanlah, hapuskan luka bersama dengan lelaki lainnya. berbahagialah dengannya. Tuhan menyayangi kita berdua. oh ya pesan untuk Ega dan Adelina dan untuk semua pasangan di manapun berada. mengambil pasangan orang lain dengan cara yang tidak benar akan mengakibatkan serangan jantung, impotensi, gagal janin, pendarahan...oh salah, sorry, maksudku mengambil pasangan orang lain dengan cara yang tidak benar akan menabungkan sesuatu yang sama. apa yang kau ambil dengan curang, suatu saat akan diambil juga oleh yang lainnya. kata orang-orang sih begitu. namun tetap kudoakan yang terbaik buat kalian. segeralah menikah! menikahlah! menikah! cepatlah menikah! menikaaaaaaaaaah! gila ya, bahasa umur dua puluh enpat tahun isinya soal nikah, nikah, nikah. coba umur enam belas. pacaran, putus, pacaran, putus. Dru sudah tua. iya. tua. kamu juga.





*kalau mimpi tidak disebut sebagai bunga tidur tapi bunga bank, mungkin karena sering memimpikan Ega bisa-bisa Dru kaya-raya. glek.

Read more »

Skak Mat(i)

mustahil memenangkan perang kalau berdiri pun ogah-ogahan. cuma duduk bersilang sambil minum kopi di depan pelataran. edan. sesorean cuma manggut-manggut menyaksikan wewayangan gila para tetangga. ini perang, bukan tontonan.

Drupadi sama sekali tak berniat untuk bangkit dari kursi di depan rumahnya sekalipun suara ibu sudah naik beberapa oktaf di belakang kepalanya. di dapur asapnya sudah mengepul. sesore ini padahal. ada apa? mau ada tamu penting, kata ibu tadi siang. tamu penting macam apa yang membuat ibu serepot itu. rumah dibersihkan. barang-barang tak layak pandang disingkirkan. taplak meja diganti. rumah disemprot wewangian aroma melati, persis seperti ada orang yang mati. masa bodoh, batin Dru. dirinya sudah tahu tamu sepenting apa yang bakal datang meskipun ibu tak memberitahunya. si Krisna anak pembesar desa seberang yang satu jam lalu menghubungi ibunya lewat telepon akan datang, katanya mau melamar. dari balik kamar Dru mengumpat. cih, melamar katanya. enak saja. siapa laki-laki itu berani melamarnya?

Dru masih terus menyesap kopinya tanpa mengindahkan ibu yang sudah berkacak pinggang di hadapannya. malah dipasangnya headset ke dalam telinganya segera, tidak sopan memang tapi itu satu-satunya jalan untuk meredam lengkingan suara ibunya.
"Dru, tidak dengar ibu bilang apa? bantu ibu di dapur, nduk!" suara ibunya keras, sampai tetangga sebelah pun ikut dengar. melongok dari balik pagar rumahnya yang tak tinggi.
"ngapunten, Bu. Dru tidak mau" jawab Dru sesopan mungkin.
"lho, mau ada tamu ini lho sebentar lagi"
"itu tamu ibu, bukan tamunya Dru"
"kata siapa? tamunya pengen ketemu kamu"
"ibu saja yang menemui"
"Dru!"
"itu tamu ibu, ngapunten. Dru jalan-jalan dulu di dunia Dru" balas Dru sambil berlalu menuju kebun di belakang rumahnya.

Krisna, anak kepala desa sebelah. tanah ayahnya seluas lapangan bola, mungkin lebih. mobil-mobilnya berjejeran di pelataran rumahnya, mungkin mobil kreditan dan belum lunas. rumahnya megah semegah balai pertemuan internasional, namun sayang letaknya di tengah pemukiman berdinding bambu dan kayu. lantai rumahnya dari marmer impor Italia katanya, padahal lantai tetangga-tetangganya masih dari tanah. Krisna, jadi (mantan) taruna pakai jalur luar biasa. pulang petentang-petenteng pamer seragam, padahal sudah ditendang dari almamater karena ketahuan melanggar disiplin. gantengnya, relatif....relatif tidak ada yang bilang ganteng. andai di kota kecil itu ada klinik operasi plastik seperti di Korea sana, mungkin dia sudah permak hidung, dagu, rahang, mata, dan mungkin seluruh wajahnya agar mirip Vino G. Bastian.

pekerjaan Krisna? membantu ayahnya pamer harta. jalan ke pasar pakai mobil, pergi ke sawah untuk menilik tanah pakai motor "lanang" yang baru datang, pergi ke masjid bawa tab. selebihnya? jadi mandor di kelurahan.

Krisna mengejar Dru sejak dia pulang dari perantauan, setelah Dru menyelesaikan S2 di Belanda. berulang kali Krisna datang ke rumah Dru sambil membawa tumpukan oleh-oleh. beda desa saja sok pakai bahasa oleh-oleh, batin Dru. bilang saja barang sogokan untuk membujuk Dru membuka hatinya. dih, bagaimana bisa dibuka kalau hatinya sudah ada isinya.

Dru tidak bisa disogok dengan barang murahan seperti itu, meskipun jujur bukan barang murahan sungguhan. itu barang bermerek. barang yang tidak bisa dibeli di desa atau mall-mall sembarang kota. duh, perempuan mana yang tidak jelalatan matanya ketika disuguhi tas, sepatu, baju, parfum bermerek luar negeri seperti itu? bagi Dru yang sudah tinggal lama di kota besar, barang-barang itu sangat menggoda nafsunya. namun sayang tidak akan pernah bisa menggoda hatinya.

dan benar saja, tepat jam empat sore ada mobil parkir di pelataran rumahnya. andai itu mobil porsche atau lamborgini mungkin Dru akan mendekati Krisna sebentar, untuk melakukan selfie dan diupload di instagramnya. sekedar pamer kalau di desa ada juga yang bisa punya porsche. ngayal, Dru. jangan delusional berlebihan.

Dru mengintip dari jendela, si Krisna dan bapaknya. duh, bawa bapak segala. keempat tangan mereka membawa seserahan (?), membawa empat bungkusan maksudnya. ibu yang paling heboh menjemput mereka di depan rumah. sedangkan bapak cuma senyum-senyum palsu. Dru tahu benar, bapaknya tidak pernah mengiyakan atau menolak Krisna. jadi dia berusaha bersikap netral, tidak seperti ibu yang cenderung pro kehadiran Krisna. kata ibu, masa depan nanti terjamin lah, ini lah, itu lah, anu lah. kalau kata Dru, yang menjalani rumah tangga bukan ibu, jadi jangan sok tahu.

bungkusan itu menggoda iman. sungguh. dari apa yang Dru cium, itu adalah gadget keluaran terbaru dari produsen Amerika berlambang apel "growak" itu. lengkap dengan tas, sepatu, baju, parfum bermerek seperti sebelum-sebelumnya. diliriknya sepatu blink-blink seperti milik Syahrini itu dengan gemas, dilihatnya ukuran sepatunya 38. bijih, darimana si Krisna tahu ukuran sepatu Dru? pasti dari ibu. Dru melirik ibunya yang mesem-mesem menyilakan krisna dan bapaknya minum.

Dru sempat melirik ke bungkusan terakhir yang Krisna tunjukkan. alamak, itu seperangkat novel dan buku yang Dru gandrungi setengah mati. tahu dari mana laki-laki ini soal selera buku bacaan Dru? sial. untuk membeli dan mengoleksi buku-buku itu Dru butuh beberapa bulan untuk menabung, namun laki-laki ini hanya butuh waktu beberapa hari untuk mendapatkannya.

harus diacungi jempol si Krisna ini. keahliannya dalam hal kepo sungguh luar biasa. ibu, oh ibu ternyata yang selama ini membantunya. dikasih apa sih ibunya?

"bagaimana dek Dru?" tanya Krisna sumringah. mimik wajahnya membuat Dru ingin muntah.
Dek? 
"maaf, apanya yang bagaimana Kris?" tanya Dru balik, seolah-olah tak paham dengan pertanyaan yang diajukan Krisna barusan.
"barang-barangnya, dek!" senyum Krisna melebar lima senti.
"barang-barangnya kenapa, Kris?" jawab Dru asal.
"kamu nggak bisa panggil Krisna dengan mas?" sela ibu, gemas.
huek. mas?
"ngapunten ibu, usia kami sama. malah saya lebih tua dari Krisna" jawab Dru sesopan mungkin.
"ah, nggak jadi masalah kok tante..." kata Krisna sopan, sambil pamer gigi-gigi tambalan.
tante? sok kota lu!
"bisa langsung ke topiknya, Kris?" seru Dru mulai tak sabar.

"jadi begini Pak Rudy dan Bu Rudy, kedatangan saya dan Krisna ini tidak lain dan tidak bukan karena kami berniat untuk lebih mempererat tali persaudaraan sekaligus hubungan keluarga agar menemui satu titik kebahagian untuk kedua keluarga besar.....bla bla bla"
itu bukan topik, pak lurah. itu kalimat-kalimat yang kalau dirangkai bisa jadi satu paragraf.
"jadi intinya, Pak?" tanya Dru seolah tak paham.
"intinya saya ingin melamar dek Drupadi Kinara Rudy Hadikusumo" jawab Krisna santai, lagi-lagi sambil pamer gigi.

Bapak dan Bu Rudy saling bertatapan. Ibu sumringah sambil menepuk-nepuk pundak Bapak, sedangkan Bapak cuma mengerutkan dahi sambil bolak-balik menatap Dru. dan Drupadi, dia pura-pura mengotak-atik handphone yang dipegangnya.

Dru pura-pura terkejut, "he? kenapa Kris? kamu melamar? melamarku? hahahahahaha"
"lho kok ketawa, dek?" tanya Krisna bingung, kali ini sungguh kelihatan bingung.
Dru berhenti tertawa setelah Ibu melototinya.
"maaf Krisna Meirodiwangga...dengan tegas saya menolak lamaran kamu" jawab Dru serius.
Ibu menoleh ke arah Dru, Bapak juga. Pak Lurah cuma mengibas-ngibaskan tangan di udara. Krisna, memukul-mukul lututnya karena panik.
"Dru? nggak dipikirkan dulu?" seru ibu, kaget.
"enggak, Ibu" jawab Dru serius.
"Pak Rudy, bisa dijelaskan kenapa?" tanya Pak Lurah gusar.

"nduk, Drupadi. kamu beneran menolak lamaran Krisna?" tanya Pak Rudy.
"nggih, Pak. Dru nggak suka Krisna. sudah jelas kan alasannya" jawab Dru santai.
"cuma nggak suka aja, dek?" tanya Krisna gusar.
"nggak sih, banyak alasannya. mau tau?" tantang Dru.
"iya" jawab krisna.

"satu, aku nggak suka kamu...."
"....dua, aku punya kekasih...."
"....tiga, aku nggak suka kamu....."
"....empat, aku punya kekasih....'
"....lima,....."
"kok diulang-ulang sih, dek?" potong Krisna.
"....lima, kamu bukanlah tipe laki-laki idaman dan suami-able untukku.."
"....dan enam, pulanglah...aku sudah menolakmu. maaf"

Pak Lurah dan Krisna terlihat (agak) marah. Ibu cuma bisa senyum-senyum menenangkan mereka. Bapak cuma bisa berdehem dalam.
"siapa laki-laki itu, dek? kurang apa aku ini? kurang apa?"







Dru menyecap kopinya yang masih panas ditemani Ibu dan Bapak yang bersenda gurau di teras rumah. kedua orang tuanya sudah tidak membahas masalah Krisna lagi. sepertinya sudah lupa ketika Dru menceritakan sosok lelaki pilihan hatinya sendiri. setelah digoda Dru dengan kalimat "kalau begitu ibu saja yang nikah sama Krisna" dan bapak menambahi dengan kalimat "ya sudah ibu silakan poliandri" akhirnya ibu ketawa terpingkal-pingkal dan sadar bahwa selama ini dia salah. Ibu sadar bahwa kebahagiaan anaknya ditentukan oleh anaknya sendiri. yang menikah bukan ibu, tapi Dru. yang menjalani rumah tangga kelak bukan ibu, tapi Dru.

Dru terlihat sumringah setelah sore tadi menghadapi manusia dari negeri antah-berantah. bicara tentang kejadian tadi sore, Dru tak habis pikir dengan perkataannya sendiri. dapat tenaga dan keberanian dari mana menghadapi Pak Lurah dan anaknya itu? kata-kata yang dia ucapkan terdengar sok-sok'an sekali. tidak sia-sia ternyata sering membaca novel, serunya dalam hati.

"laki-laki itu bukan siapa-siapa, Kris. bukan anak pejabat. bukan dari golongan konglomerat. dilihat dari apa yang kamu punya dan apa yang selalu kamu bawa kemari sama sekali kamu nggak ada yang kurang, malahan dia yang kurang banyak dari kamu."
"....namun satu hal kelebihan yang dia punya, dia menarik hatiku bukan dengan apa yang dipunya dan dibawa tapi dari apa yang sudah dia lakukan padaku. perlakuan istimewa seorang laki-laki pada perempuan bukan hanya tentang materi, Kris. bahagia tidak diukur dengan itu saja.
"...jatuh cinta, rasa suka, rasa sayang tidak semuanya berasal dari pandangan, apalagi pandangan pada materi yang dimiliki. bagiku lebih pada ilmu, agama, perlakuan, dan perkataan baik yang ditujukan padaku, dimana itu semua tidak ada di kamu"

"Kris, materi cuma titipan, nggak dibawa mati. apalagi kalau materi nggak didapat dari keringat sendiri. materi dari orang tua, misalnya."
skak. mat.








Read more »

Sinting!

Sinting!
Tak kandas jua rupanya rasa di hatinya. Sehari tak berjumpa katanya seperti tinggal tanpa internet media.

Sinting!
Dia pikir dengan menuliskan rahasianya akan menjadi lega. Namun ternyata kode-kode tak ada manfaatnya jua. Menyiksa.

Sinting!
Kalau sampai dua malam tak ada kabar, bisa jadi dia akan mengaku kalau dia suka.

Dan sinting!
Dia mulai gila.

Aih... Selewat Jumat, hidupnya seperti mau kiamat. Ya sinting, kiamat macam apa yang bisa di-seperti-kan kalau belum pernah kejadian?

Sinting!
Nalarnya lari terbirit-birit sampai terpeleset masuk parit.
Hei perempuan, tutup mulutmu dan segera masuk rumah sakit. Ya kamu. Kamu, memang sakit. Sakit malarindu.
Read more »

Dan Aku Penasaran

telah gugur. daun-daun kering jatuh menjadi jasad tak terawat, kecoklatan menyatu dengan tanah yang tak lagi bisa basah. ranting-ranting kering, ceking.
aku mengaduh. ditemani selinting harapan yang hampir tinggal separuh. mau kubantah takdir, namun tubuhku rapuh. hampir aku menjerit karena hidup terlalu sakit. hampir kubunuh sisa harapan yang tinggal sedikit. namun sadarku akan kamu membuatku bangkit.


*


ada keajaiban kecil yang muncul di saat semrawut hidupku berada di ambang batas normal. hidupku sudah tidak normal. semestaku hancur lebur. tak ada bayangan secuilpun untuk menapaki hidup setelah begitu banyak kejadian membuatku ingin mundur.



lalu?



sudah kubilang ada keajaiban kecil. ada cinta dan harapan kecil yang menyala sekalipun cuma remang, tak terang. tapi paling tidak, ada serangkaian kata tak putus asa yang tetap terukir di dalam hati. ya. aku tidak mau putus asa dan larut dalam perbudakan kesedihan. bukankah kesedihan tidak boleh dimanjakan?


aku percaya Tuhan dengan segala ketetapanNya, baik dan buruk. jadi, apakah aku masih akan terus ragu dengan hidup yang tak senormal orang-orang di sekitarku? percayalah, Tuhan selalu memberikan pertolongan ketika kau memintaNya dengan tulus.


tentang keajaiban kecil yang kumaksudkan adalah kamu. ajaib. iya. kamu ajaib. kamu, satu-satunya pemilik mata yang mampu melihat sesuatu yang tak dilihat oleh mata manusia-manusia itu. kalimat singkat yang kau kirimkan membuatku terjingkat, dan terpikat, singkat. aku tidak heran jika mendadak kamu jadi seperti bubuk cabai yang membuatku candu di hariku yang membosankan itu. ada hasrat untuk bercakap. ada keinginan untuk terus berhubungan. bisa kah?

Dan aku ingin mengenalmu lebih dari ini, boleh?

lagi-lagi kutanyakan pada diriku sendiri tentang ini. adakah kesempatan untukku berjumpa dan mengajakmu bicara? ah semoga Tuhan memiliki kehendak atas ini semua. kalau sudah ditakdirkan, tentu akan dipertemukan.



apa aku boleh menyukaimu? lagi-lagi aku harus bertanya itu. dan lagi-lagi aku seperti orang tak waras yang berbicara dengan dinding berbatu. tak ada jawaban. ini menyesatkan. seperti bermain di dalam labirin, berliku dan penuh teka-teki yang menguras nalarku. ini membuatku gundah sekaligus bungah. hey, hidupku terasa indah.


aku mencium bau rindu di sepanjang hariku. kau tahu apa yang kuinginkan sekarang? memeluk malam dan bermimpi tentangmu. ah, aku benar-benar gila rupanya. segala tentangmu ternyata sudah jadi baku di hidupku. meskipun sebenarnya aku tidak tahu apapun yang ada di hidupmu kecuali eksistensimu di beberapa tahun yang lalu.


meskipun kepalaku disesaki oleh pertanyaan-pertanyaan tentang siapa kamu dan bagaimana kamu, nyatanya itu sama sekali tak membuat kepalaku seperti dihantam palu. hahah. kalimatku sangatlah berlebihan.



aku tidak akan bosan untuk menulis. bagiku, ada banyak hal yang harus kutulis tentang kamu. aku penasaran namun tak cukup punya keberanian untuk bertanya atau sekedar menyapa. hahah. rupanya aku malu. rupanya aku hanya bisa menuliskannya diam-diam. hm...tapi yang jadi pertanyaan adalah apakah kamu punya kesadaran bahwa yang kumaksudkan di sini adalah kamu?


dan aku penasaran.






Read more »

....Adalah....

Dru terpaku sejenak. Matanya yang bulat bening mengerjap, kemudian dilanjutkan dengan tatapan kaget ke arah foto yang baru saja dia lihat. "ini kan.......itu"


*

kalau mudah jatuh cinta adalah dosa, mungkin dosa Dru sudah menggunung dan tak bisa dihitung. dia sama sekali tak pernah mau membantah getar alami yang datang ketika berjumpa dengan orang baru meskipun hanya lewat sosial media. dan itu adalah bodohnya Dru sejak duduk di bangku SMA dan terus dipeliharanya sampai sekarang.

Dru gampang jatuh cinta kalau hatinya sedang kosong. pastilah. lagipula mana mungkin Dru bisa jatuh cinta lagi ketika hatinya sudah terisi? aneh-aneh saja.

perasaan halus itu muncul lagi. Dru sedang gandrung. dirinya sedang girang dihinggapi lagi perasaan yang mendamaikan sekaligus mengasyikkan itu. mungkin bagi sebagian orang, Dru adalah orang yang gampangan. gampang jatuh cinta. biarlah, Dru bilang untuk menemukan orang yang tepat tidak sekali dua kali seseorang itu harus jatuh bangun dalam sebuah hubungan. bahkan tak jarang dia harus gonta-ganti karena salah melabuhkan diri. belum jodohnya, tidak jodoh, bukan takdirnya untuk bersama. dan Dru tidak lelah mencari sampai dia menemukan orang yang tepat itu datang ke "rumah"nya. dru membiarkan saja siapapun yang datang sekalipun endingnya tak mampu bertahan.

tidakkah kalian tahu kenapa seseorang bisa putus ketika berpacaran? kalian pasti tahu jawabannya. dan sebagian besar dari kalian akan menjawab "karena sudah tidak cocok" "karena nggak jodoh" "karena tidak ditakdirkan bersama"

benar. Tuhan kitalah yang menentukan. Allah yang telah membuat garis takdir pertemuan kita dengan pasangan sehidup semati kita kelak. dan ketika satu atau dua kali kalian gagal, bangkit dan teruslah berusaha. Jodoh memang di tangan Tuhan. dan Tuhan tidak akan memberikan jika kita hanya diam, tidak meminta padaNya, dan tidak berusaha mendapatkannya.

dan kali ini Dru menyukainya, sepertinya. namun Dru tidak ingin buru-buru mengakui bahwa dia suka. ah, Dru....kau bahkan sudah minta izin secara terang-terangan apakah boleh menyukainya atau tidak bagaimana bisa bilang untuk tidak buur-buru?

Dru tidak pernah menyangka bakal berhubungan dengan Pram, meskipun secara singkat. tidak ada bayangan bakal kedatangan sesuatu itu. takdir, katanya membatin.

mungkin Pram tidak pernah sadar bahwa Dru dulunya satu sekolah dengannya. Pram tidak mengetahui eksistensi Dru di sekolahnya dulu. tapi tidak dengan Dru. dia hapal benar wajah-wajah orang penting dan terkenal (versi Dru) di sekolahnya. bahkan ketika mereka tidak mengenalinya, Dru tetap ingat siapa mereka meskipun terkadang dia tidak mengetahui namanya. dan bagi Dru, wajah Pram adalah wajah yang tak asing.

Pram. wajah tak asing yang sering dia lihat di sekolah bersama teman-teman yang satu ekstrakurikuler dengannya muncul begitu saja. datang seperti ruh-ruh malam yang kelaparan. diterpa angin dan nangkring di balkon lantai dua. membujuk Dru secara halus untuk candu terhadapnya. siang malam kepikiran.

tak terbayang kan bagaimana ekspresi Dru saat perasaan itu membuncah dengan hebatnya? sudah tidak perlu dibayangkan. ekspresi lebaynya sudah bisa ditebak oleh orang-orang yang (mengaku) dekat dengannya. Dru akan sulit mengendalikan diri dan mulai menulis status-status (sok) puitis dan menulis note-note di akun facebooknya. ya, seperti itulah Dru. seperti iutlah caranya mengapresiasi perasaan agung yang diberikan Tuhan padaNya.

Dru seperti orang gila. ketawa-ketiwi di tempat kerja, di tempat umum, dan bahkan di angkutan saat membaca "itu". dan puncak dari kegilaannya adalah ketika Pram menanyakan sesuatu itu. aduh Pram.....Dru mulai gila karenamu.

Dru berikrar, pun bahkan Pram tidak mengetahui siapa dirinya dan tidak tahu apa-apa soal perasaannya, sama sekali tak jadi masalah. asal Pram tetap diam di situ dan tidak kemana-mana. Dru cuma ingin berbicara dan terus brbicara dengannya. itu yang membuat hari Dru bahagia. tapi jika perasaan itu hanya sebatas mengagumi, maka biarkan saja Dru menikmati itu. asal Dru bahagia, dia akan terus melanjutkannya.
Read more »

Abaikan!!

Menggelinjang. Tubuhku diserang meriang. Tidurku tak teratur beberapa malam. Jari-jariku nakal, tanganku liar memeriksa telepon genggam.

Rona pipiku tak berubah cerah seperti biasa. Masih saja dibubuhi merah jambu sejak beberapa hari yang lalu. Ada rasa yang jelas kutahu namanya mulai menggoda dengan manja. Gaes, aku gila.

Menjadi pemuja rahasia bukanlah cerita yang pertama. Namun tidakkah kau tahu rasanya perut tetap saja sama mulasnya seperti sebelumnya.

Ahahaha. Aku sedang alay. Banyak kupu-kupu berterbangan liar di dalam perutku. Ada makhluk kecil di dalam hatiku yang sedang bungah sampai aku pun tak mampu jengah.

Psikologisku sedang bermasalah, kata teman di bangku sebelah. Berulang kali diletakkan telapak tangan mungilnya ke dahiku. Berulang kali diperhatikannya aku dengan seksama. Dia bilang kalau aku gila.

Bagaimana tidak gila, jika setiap kali memeriksa hp dan membuka facebook aku kegirangan menemukan notifikasi itu. Kemudian aku senyum-senyum dan cekikikan sendirian.

Temanku bilang, aku sedang jatuh cinta.
Oh ya? Kok bisa?

Pertanyaan klasik yang harus dijawab secara modern. Jatuh cinta bisa datang kapan saja. Tak terbelenggu waktu. Tak kenal usia. Tak kenal jarak. Tak kenal perbedaan.
Jatuh cinta sekarang ini bukan cuma sekedar dari mata turun ke hati, tapi dari kata-kata turun ke jiwa.

Hahahaha. Sudahlah. Biarkan aku menikmati fase-fase gila seperti ini gaes. Biar gak bosen mikirin hidup yang lagi semrawut.

Trus...Hm...Anu...ehm...itu...anu...mas...aku...boleh suka sama kamu nggak?

Abaikan! Abaikan!
Jangan dibaca, gaes. Jangan!
Read more »

July 16, 2014

Umur

Dru menarik napas panjang setelah selesai membaca profil laki-laki itu lalu membuangnya dengan kasar. lagi-lagi dia harus menyalahkan usianya masuknya ke sekolah dasar dan bulan kelahirannya.

*

"ada masalah sama umur?" papar Dru di hadapan kedua temannya.
"nggak ada sih. tapi...beneran kamu kelahiran 90?" tanya Raya.
"iya" jawab Dru pendek.
"bulan berapa?" sambung Raya.
"tujuh"
"tanggal berapa?" lanjut Raya.
"nih lihat sendiri!" saking gemasnya, akhirnya Dru melemparkan KTPnya ke depan kedua temannya itu.

Dru menghela napasnya dalam-dalam. Takdirnya sebagai orang yang lahir tidak pada tahun seperti mayoritas teman-temannya membuat dia akrab dengan sebutan "tidak naik kelas". Oh My God, helloooooooooooooo. Dru memang lahir tahun 1990 pada pertengahan tahun bukan berarti dia tidak naik kelas. Dia masuk taman kanak-kanak pada usia enam tahun. Dan masuk ke sekolah dasar tepat di usianya yang ke tujuh. Awal tahun ajaran baru kebanyakan memang bulan Juli. Sehingga mau tidak mau Dru kelihatan "tua" dibanding teman-temannya yang rata-rata lahir tahun 1991 dan beberapa lahir di bulan-bulan akhir 1990.

Dru sama sekali tidak punya masalah dengan ini ketika dia masih sekolah dasar. Namun dia baru merasakan ada keganjalan ketika dia masuk ke sekolah menengah, apalagi saat kuliah. Dru....merasa sedikit terintimidasi. Huft. Ingin menyalahkan orang tuanya saat due date juga tidak mungkin, apalagi menyalahkan Tuhan karena Dia yang menciptakan. Sungguh Dru putus asa dengan ini. apalagi jika tiba-tiba saja Dru berkenalan dengan lelaki yang jelas-jelas kakak kelasnya tapi lahirnya duluan Dru. Bah.

"aku malu" tiba-tiba Dru mengerucutkan bibirnya.
"malu kenapa?"
"aku kelihatan tua" jawab Dru kilat.
"halah...baby face kaya' kamu gini kok dibilang kelihatan tua sih?" jawab Raya.
"sudah berapa kali kau dianggap masih umur 19 tahun oleh kenalan dan customer-customermu?" sambung Raya.
"kalian mengakui kalau aku seperti umur 19?"
"enggak lah" jawab mereka serentak, diikuti tawa yang menggelegar.
"sialan! kampret"

"Dru...."
"hm......"
"tidak penting kamu kelahiran taun berapa, umurmu berapa. umur tidak menjadi patokan kali dalam hubungan"
"sok bijak lu!"
"dikasih tahu kok malah gitu"
"iya deh iya"
"lihat tuh artis-artis cowok Korea yang demen sama Noona-nya. nggak sedikit kan? Baekhyun aja yang beda tiga tahun bisa pacaran. Han Hye jin yang umurnya 30 berapa itu bisa nikah sama brondong pesepakbola Ki Sung Yong atau siapalah itu. Angelina Jolie bukankah menikahi Brad Pitt yang brondong juga?"
"......."
"tenang Dru, jodoh nggak ada perhitungan dalam masalah umur...."






Read more »