January 31, 2016

Hai, Bibir Beku

Hai...Sudah lama ternyata kita tak berjumpa. Hampir tiga ratus hari aku meninggalkanmu. Tak ada tulisan yang bercecer seperti dulu. Bukan karena aku tak rindu, tapi keinginan untuk menulisku hilang seperti perasaanku kepada lelaki itu.

Apa kabarmu? Lama aku tak menengokmu. Lihat. Tak ada satupun tulisan yang membuatmu hidup. Kau seperti makhluk usang yang sengaja dipelihara oleh pemiliknya. Aku sedih. Aku tak bisa merawatmu. Keinginanku untuk velajar dan mengembangkan tulisan-tulisan anehku hilang.

Bagaimana bisa aku membiarkanmu menjadi kosong begitu? Bagaimana bisa aku membuatmu beku dengan bibir jahatku? Bukankah kebekuan hanya diberlakukan untuk sementara saja? Kenapa berlanjut sebegitu lama? Iya aku jahat. Sungguh jahat.

Padahal dulu ketika aku baru membuatmu, aku sungguh gembira sampai-sampai aku lupa untuk tidur demi membuat satu tulisan. Aku bereksperimen. Mencoba menggali segenap perasaan dan menuangkan dalam tulisan. Namun sejak April itu semua di diriku berubah. Aku jadi enggan menulis. Enggan mengungkapkan.

Maafkan aku. Dengan segala rasa bersalah, aku minta maaf telah meninggalkanmu selama itu. Aku berjanji kali ini akan kutulis lagi kata-kata dengan kosa kata gila dan tak masuk akal seperti dulu di halamanmu. Aku berjanji untuk menulis apapun. Tak peduli satu atau dua kalimat sekalipun aku akan menulis lagi.

Bibir beku, aku akan membuatmu hidup kembali.

Read more »