December 31, 2011

Maria


dan kalaupun itu mimpi, keinginan untuk terbangun lagi adalah nol besar. sebab aku ingin tetap di sana. ruang maya yang selalu menyatukan kita

Sedang tertidur di bantalan kursi tua ruang tamu rumah mungil di pojokan kota angin. Sambil dihirupnya sebatang rokok bergabus cokelat dan sesekali mengepulkan asapnya ke udara. Kaki kanannya ditumpukan di atas dengkul kirinya, menyilang bebas. Sementara sebelah tangannya ditaruhnya di dahinya yang agak lebar. Matanya terpejam menahan nikmat khas rokok yang sering dia bibiri itu.

Samar – samar lagu Ayyy Girl-nya JYJ mengalun dari dapur kecil di sebelah ruang tamu. Menambah sensasi kekoreanan di rumah itu. Sebuah poster besar menempel di dinding ruang tamu, poster 2PM. Bantal penghias kursi pun adalah SuJu. Sandal tidur milik perempuan yang tengah bernyanyi kecil itu pun gambar SNSD. Dan masih banyak benda lain yang berbau korea terselip di beberapa sudut rumah. Ditatapnya rumah itu berkeliling, dan Benny hanya menggeleng ringan, dasar wanita.

“Maria….,” Benny berbisik lirih. Diraihnya rambutnya yang acak – acakan itu. Dan menyisirnya ke belakang. Dahinya yang agak lebar terlihat lebih jelas. Tahi lalat yang menitik di sudut kirinya tergambar seperti lukisan tinta hitam yang sering dibulatkan lebar oleh Maria. Benny menyentuhnya. Mengusapnya beberapa kali. Dan dia tersenyum geli. Lalu Sekali lagi disisirnya dengan jari – jari tangannya rambut yang entah telah bebrapa hari belum dikeramasi itu.

“Benny…., tolong ambilkan kantong plastic di lemari situ donk,” teriak Maria dari dapur, sempat membuat dada Benny berloncatan. Ah Maria, mengagetkanku saja.

Bergegas Benny bangun dan meletakkan puntung rokoknya di asbak yang telah disediakan Maria di meja tamunya. Lalu diseretnya kakinya ke lemari yang terletak di sudut ruang tamu.

“Ria…. Ada isu global warming kok masih pakai kantong plastic sih?” gerutu Benny asal – asalan.
“Mau ditaruh mana lagi kalau bukan kantung plastic, Ben?” teriak Maria dari dapur.
“taruh di hatiku aja” goda Benny
“emang mau?” balas Maria genit.
“maulah, apa sih yang nggak mau buat Maria?” balas Benny tak kalah genit. Setelah menemukan kantung plastic hitam besar dia bergegas menuju dapur.
"beneran nih…” kerling Maria saat mendapati benny telah berdiri di sampingnya
“suer…” jawab benny sambil mengacungkan jari tengah dan telunjuknya membentuk huruf V
“oke. Taruh tuh sampah ke hatimu” ucap Maria sambil melirik tempat sampah yang berdiri di bawah kakinya. Lalu mengerling genit ke mata Benny sambil tersenyum manja.

“ih………..gemes deh” dicubitnya pipi tembem Maria dengan gemas. Maria yang sedang memegangi bawah merah dan pisau tidak bisa membalas perlakuan Benny.
“Benny…nakal ah, jahil banget sih?” gerutu Maria sebal. Dikerucutkannya bibir tipis merah jambunya.
“abisnya kamu gemesin sih” jawab Benny sambil mengusap – usap pipi mulus Maria.
Ditatapnya lebih dalam mata cokelat tua perempuan yang tengah berdiri sepuluh senti dari tubuhnya. Maria yang sedang diperhatikan seperti itu merasa sedikit rikuh. Hendak diputar tubuhnya menghindari Benny, namun lebih dulu tangan Benny meraih lengannya dan mengambil pisau yang masih digenggam Maria dan meletakkannya ke meja dapur sebelahnya, juga bawang merah yang masih di genggam tangan kiri Maria.

Maria merasakan jantungnya berdegup lincah saat Benny menyentuh lengannya, juga ketika mata Benny memandangnya dengan cara berbeda. Maria semakin kikuk. Dikedip – kedipkannya matanya yang tidak kelilipan itu. ditelannya ludahnya berulang kali untuk sedikit mengusir gugup saat wajah Benny sudah sangat dekat ke wajahnya. Jarak sesenti, hidung mereka beradu. Napas mereka bersentuhan, hangat. Keduanya merasakan gemuruh liar di dadanya masing-masing.

***

Benny membuka matanya. Di atas karpet merah ruang tamunya. Dia tertidur seketika setelah berhasil melepas sepatu dan kaos kakinya. Tubuhnya terasa sangat letih. Digerakkannya kakinya yang meringkuk. Juga seluruh badannya yang terasa habis dipukuli. Diliriknya jam dinding, 23.25. Benny memutar paksa tubuhnya dan menimbulkan bunyi di ujung pinggangnya. Ditendangnya udara sampai dia berhasil duduk. Wajahnya yang letih dan rambutnya yang acak - acakan membuat Benny semakin tak bergairah untuk membersihkan diri. Sudah cukup seperti ini saja.

Rumah sangat sepi. Hanya sesekali terdengar raungan anjing milik tetangga rumah. Juga titikan air keran di kamar mandi. Lampu ruang tamu dibiarkannya mati. Hanya cahaya perak dari kamar Maria yang memberikan sedikit cahaya di ruang tamu. benny tersentak kaget. Dilihatnya pintu kamar Maria yang terbuka. Benny bergegas bangun. Terlonjak dadanya mendapati kamar Maria terbuka seperti itu. Dilarikannya tubuh letihnya ke pintu kamar Maria. Jantungnya bergemuruh. Keringat dingin menyapu tubuhnya. Matanya membulat. Disandarkannya bahunya di daun pintu kamar bercat cokelat muda itu. Benny menghela napas. Tubuhnya beringsut ke lantai. Dipeluknya lututnya sendiri. dan Benny akhirnya menangis setelah tiga bulannya Maria pergi.

Kamar yang rapi....
in memoriam, Maria Santaseiza 27 September 2011




Read more »

December 19, 2011

Ndri, Rasanya mau mati Saja :'(

Ndri.... Ndri....
Kematianmu menyisakan duka mendalam. Entah. Seharusnya aku tidak boleh melarutkan diri dalam kesedihan kan? tapi rasanya sepeninggalmu dari duniaku, semua terlihat sangat menakutkan Ndri... tidak ada lagi genggam tangan yang menenangkan saat ketakutan menghimpitku seperti malam-malam lalu. Ndri...kembalilah. Aku kesepian :'(

di lantai 6 gedung kampus. ku perhatikan sekitaran di bawah sana. berkeliling mataku melihat pemandangan yang menyesakkan. dan angin meniup kencang. menerbangkan helai-helai rambut sepinggangku. membuat bulu-bulu halus lenganku berdiri. tidak berapa lama rintik hujan turun. membasahi lantai yang ku pijaki. perlahan, ku beranikan diri mendekati pagar pelindung yang mengelilingi balkon. sejenak ku pikirkanmu, Ndri....bagaimana kalau aku menyusulmu segera? :'(

ku genggam erat pagar besinya. ke cengkeram dengan jari-jariku yang tak seberapa besar sampai urat-uratnya terlihat. dan ku pejamkan mata. berusaha menikmati udara dalam detikan akhir. air mata merembes juga akhirnya. dadaku sesak dihimipiti beban seberat itu. tenggoorkanku tersumbat oleh kesakitan yang tak punya lekang. sakit. Ndri....sakit sekali. kebebasanku terampas Ndri. aku ingin mati saja Ndri :'(

hujan pun deras. ku biarkan basah berpeluk di tubuhku. ku buka mata. ku rasakan air-air langit menusuk sadis tulang-belulangku. dingin. namun persetan dengan segala ini. biar dingin akan ku lalui. biar sakit akan ku tempuhi. dan persetan juga dengan kalian dan kalimat-kalimat hinaan. ini hidupku, pilihanku, hak asasiku, kebebasanku, bukan begitu ndri? Ndri....ndri.....bilang iya padaku Ndri? katakan sesuatu padaku. setidaknya berikan penenangku yang selama ini kau berikan padaku, obat itu Ndri :'(

adakah kesalahn jika aku seperti ini Ndri? kenapa segalanya seperti sebuah jarum yang terselip dalam lembaran bajuku? Ndri, dimanakah letak kebebasan dan pengakuan atas hak asasi? Ndri...salahkah aku jika seperti ini? salahkah aku jika membedakan diri dari mereka? Ndri....jawab aku. Ndri....aku hanya mau menjadi diirku sendiri. tidak menirukan mereka sama sekali. sudah puluhan kali ku katakan, ini hidupku. segala perbuatan dan resikonya ku tanggung sendiri. peringatan yang sering mereka tujukan padaku memang baik, hanya saja.....maaf, aku tidak bisa menjadi seperti apa yang kalian minta. ini hidupku. dan jika pembedaku membuat kecewa kalian, maaf. sebab aku adalah aku :'(

langit gelap. hujan pun terlihat egois. enggan memberhentikan guyurnya di bumi tempatku berdiri. kilat menyambar di langit sebelah sana seperti naga pencari mangsa. kematian melambai-lambaikan tangan. memanggil lirih. membisikkan kalimat pengakhiran. lalu aku jatuh. tersungkur di lantai. tergeletak tak berdaya dengan napas setengah-setengah.

Ndri....bagaimana jika aku mati saja? menyusulmu dengan segera? :'(
Read more »

December 15, 2011

Rindu pada Andri

rindu masih memecah malam. hening. begitu kata gelap pada tetes-tetes hujan di luar sana.
di sudut kamar berpenerang lilin merah besar meringkuk gadis berkaus lengan panjang hitam selutut, kaosnya kebesaran. kaki telanjangnya menyentuh ubin hitam yang lembab dan dingin. kaus yang dipakainya tak cukup kuat menahan dingin yang menyerang seluruh tulang dan persendiannya. sesekali ditiup-tiupkan udara dari mulutnya untuk mengusir dingin yang menggemeretakkan gigi-gigi timunnya. wajah ovalnya yang pucat sedikit tertutupi oleh urai rambut panjangnya. hanya terkadang mata bulatnya yang mengerjap-ngerjap pelan, memberikan tanda masih ada kesadaran.

"ndri.....aku hampir mati," bisik rindu pada handphonenya. berharap nama andri muncul dan memanggil-manggil dirinya. berharap ringtone In heaven-JYJ mengudara di kamar gelap itu.

"ndri.....aku sakit," ditulisnya dengan gemetar sebuah pesan singkat yang dengan jelas tidak akan pernah diterima oleh si penerima.

"ndri....ndri....ndri.....aku rindu," suaranya semakin serak, tubuhnya semakin meringkuk. di dekapnya erat handphone mungilnya. diciumnya berkali-kali gantungan handphonenya dengan gemas. diremas. lalu ditangisi.

isaknya mengalahkan rintikan hujan. bersama sisa kilat yang masih terlihat jelas dari balik korden jendela, dibentangkannya seratusan kata rindu pada langit, pada andri. diharapkannya sepoi angin malam ini turut bekerja sama dengannya untuk menyampaikan berita duka atas kesakitannya karena rindu, rindu pada andri, lelakinya.

klik. lampu neon 50 watt memberi terang. membuat gelap melarikan diri dari kamar. membuat hening berujung. dilihatnya meja belajar yang berantakan. dengan segenap tenaga, dibangunkannya tubuh ringkih yang menggigil kedinginan itu. lalu diseretnya kedua kaki telanjangnya ke meja, dan duduk, dan menidurkan kepalanya di sana. kepalanya berat. matanya mengerjap-ngerjap. setelahnya gerak matanya berhenti pada bingkai pigura emas yang tertata rapi di sebelah lampu tidurnya. sepasangan senyum terlukis di sana.

diraihnya pigura dengan gambar dua makhluk di dalamnya. dibelainya dengan lembut. lalu dikecupnya dengan penuh kasih. "aku rindu, rindu pada andri," air matanya meleleh. dibiarkannya saja tangisnya mengudara. dibiarkannya bersahutan dengan suara gemericik air yang sedang terjun dari pucuk-pucuk genting.

nyanyian malam bermain manja. seperti dawaian biola terngiang indah di telinga. dentingan jarum jam di dinding kamar memecah sunyi ketika rintik telah berhenti. dan yang tersisa hanya buliran air mata yang tak bersuara. mata hanya sesekali berkedip. selebihnya hanya pandang kosong.

didekapnya erat gambarnya dengan andri. gambar yang sebulanan lalu diambil di bromo. dengan latar gurunan pasir. senyum tiba-tiba mengembang di bibir tipis rindu. rindu merindukan sesuatu.

diambilnya handphone dan pigura. lalu ditidurkannya tubuhnya ke atas kasur berseprei cokelat tua. ditatanya kedua benda tadi di sebelah boneka micky yang tergeletak di sudut bantalnya. lalu ditariknya selimut sehingga menutupi seluruh tubuhnya.
rindu meringkuk lagi. ditatapnya mata cokelat bulat milik andri di sana beserta senyum lima jari yang mengembang bebas. rindu merindukan andri.

mata rindu mulai lelah. sedikit panas dan pedih. lalu ditutupnya kelopak mata dengan kantung hitam yang mengelilinginya sambil sesekali merintih menyebut nama andri.

"ndri.....rindu merindukan andri," leleh tangisnya, mengalir lagi membasahi pipi mulusnya sampai terhenti di sudut dagunya. dan rindu terisak lebih keras. masih dengan terpejam di raihnya boneka micky, didekapnya erat. diciumnya.

"seperti apa surga itu, ndri?"
Read more »

December 14, 2011

Bersama (sama) Sendiri

kalau bersama jauh lebih indah, kenapa harus sendiri?

sejenak ku pandang langit yang mendung di atas sana. di bawah halte depan kampus ku teduhkan diri. berusaha mencari perlindungan dari hujan yang sebentar lagi menderas. siaL. aku ada janji dengan orang. ah, sial.. aku mengumpat sambil menendang-nendang kaleng bekas cola di depanku. dan sialnya lagi mengenai tubuh seorang lelaki jangkung yang tengah berlari menuju halte. hik. aku memutar tubuh. berusaha menyembunyikan diri dari tuduhan yang segera terlayangkan. aku menunggu. lama. tidak ada perkataan apapun yang keluar darinya. jangan-jangan...lelaki itu tidak jadi berteduh di halte? ah asik. ku putar tubuhku lagi. hea....lelaki itu telah duduk di sebelahku dengan tenang dengan headset menutupi kedua telinganya.

hujan deras. langit gelap. hampir maghrib. ringtone Baby Soul - Stranger ft Wheesung memecah suara hujan yang keras jatuh sampai tanah. antara aku dan lelaki bertudung jaket cokelat yang duduk melipat lengannya ke depan di sampingku itu hanya diam. tak menyadarinya. namun beberapa saat dia menoleh ke arahku. menunjuk-nunjuk tasku dengan dagunya. aku tidak mengerti. dilepasnya dengan kasar headset yang nyantol ditelinganya. aku yang masih belum sadar itu bunyi berasal dari dalam tasku sendiri mengernyitkan dahi padanya.
"apa?"
"HPmu bunyi" katanya dengan suara datar,
segera ku lirik tas selempangku. layar HP nyala.

1 message received

pertarunganmu dengan langit belum usai
masih ada jejak air surga yang menghalangimu bermain mata dengan para dewa

aku membaca kalimat indah yang tertulis rapi di sms itu. namun, rasanya aku bisa mendengar kalimat itu nyata bermain-main di udara. bunyiannya nyaring seperti....aku menoleh kepada laki-laki di sampingku. namun aku lihat bibirnya mengatup rapat. aku menoleh ke layar HP lagi. membaca lanjutan tulisan dengan heran. tiba-tiba aku bergidik. ngeri ah...magrib gini kata orang banyak setan yang berkeliaran. omigod. help....

1 message received

aku bisa membaca keterasinganmu pada langit
ketersesatanmu membawaku kemari, wahai bidadari
lihat aku, malaikat bersayap abu-abu mendatangi bumimu
dan biarkan sekali saja aku merengkuh ragamu
menenangkanmu dari ketakutan-ketakutan yang selama ini menghimpitmu

aku terdiam. cuma bisa mengedik-ngedikkan mata. menelan ludah sesekali. membuang napas berkali-kali. dengan jelas aku melihat bibir lelaki itu bergerak-gerak. dia masih menutup mata. headset pun masih di kedua telinganya. aku hampir menjerit melihatnya. lelaki ini? 
dia membuka mata. lalu menatapku sambil mengangkat sebelah alisnya. 

"kkkkkaaamu....." kataku terbata
"iya" jawabnya santai.
"aku belum selesai tanya, kenapa sudah mengatakan iya?"aku sedikit berteriak.
"kau pasti akan bertanya, kamu yang ngirim sms kan?" dia tersenyum, sedikit nyengir.

sial. lelaki ini sukses membuatku malu.

"tidak perlu malu"

kamprett.

"tidak perlu bilang kampret"

kok tau?

"taulah....kebiasaanmu di sms kan seperti itu. hahahaha" tertawanya lepas ampai membuat kepalaku cenut-cenut

dasar...

"dasar lelaki ganteng" dijulurkannya lidahnya ke arahku. lalu dia beringsut menuju ke arahku sambil menyodorkan tangannya. memohon perkenalan...

"danil....kudanil"
mau tidak mau aku harus tertawa mendengar kata-kata konyolnya itu. dan ku ulurkan tanganku untuk membalas jabatannya.
"lili....liliput"
hahahahaha. kami berdua tertawa lepas. dan selebihnya obrolan gila pun mendadak menjadi perbincangan panas dan gila yang sukses mengusir dingin hujan yang masih belum reda.

tanpa malu ku rebut dompet yang tengah nyempil di saku jaketnya. aku obrak-abrik isinya.

Daniel Suprajayanto
"seperti nama sepeda motor aja nil?"
"papaku kan emang punya dealer sepeda motor itu"
"oya?"
"iya lil" jawabnya sambil nyengir
lalu kami tertawa

Universitas....Airlangga
"kok sama nil?"
"emang"
"udah lama tau?"
"udah"
"tau dari mana?"
"facebook"
"kamu tau facebookku?"
"tau lah"
"tau dari mana?"
"dari kamu"
"kapan aku ngasihnya?"
"kamu gak ngasih"
"lha trus?"
"lha wong kita jd friend udah lama kok"
"kok aq gak tau?"
"lha qm gak pernah tanya soal facebook"
"knp kamu gak bilang?"
"lha kamu gak tanya"
"ah...mbulett"
hahahahaha. danil ketawa lagi. dan deretan gigi - gigi gingsulnya membuatnya terlihat semakin manis. awawawawa. apa-apaan ini? no.
aku lirik wajah baby face itu. bersih. putih. sedikit kumis tipis di antara bibir dan hidung. alis tebal hitam yang hampir menyatu. hidung bangir. juga...loh. kenapa aku jadi terpesona dengan danil kaya' gini? ampunn.

040913193
S1 Akuntansi
"niL...." aku menatapnya
"hm...."
"sudah tau aku lama?"
"udah"
"tapi kita kan beda jurusan"
"emang"
"lalu?"
"apanya?"
"kok tau aku?"
"gak sulit lah nyari anak manajemen 2009 yang eksis di facebook"
"maksudnya?"
"temenku kan banyak lil. gak sulit lah, nyari liliput kecil kaya' kamu di Feb, apalagi manajemen. gampanggggg"
"sialan"
"kenapa gak bilang sih?"
"buat apa?"
"ya biar aku tau kamu"
"kenapa? penasaran ya?" danil meledek
iya. jawabku dalam hati. seperti apa sih laki-laki konyol bin aneh yang selalu menggangguku dengan joke-joke gilanya?

aku hanya bisa menggeleng. ingin bertanya pada hujan, tapi rasanya sia-saia saja. mereka terlalu sibuk membasahi bumi. sedang mau bertanya pada langit, ah sudah gelap, dia tidur. lalu, mau bertanya pada angin, ah dia juga sibuk, hanya mmapir sebentar lalu pergi entah kemana.
sedikit heran saja, kenapa lelaki yang seharusnya ku temui di fastfood delta plaza malah tengah berdiri di sampingku. sengajakah?

"aku memang sengaja lil, aku menguntitmu dari tadi"
"he? jadi....." tanyaku heran
"dengar lil....." diraihnya dompetnya dari tanganku dan dipegangnya tanganku.
"aku sudah tau kamu lama...aku juga sudah memperhatikanmu lama...aku sering menguntitmu yang senang menghabiskan waktu luangmu di lantai 4. aku hapal jam - jam kuliahmu. sampai....kadang aku sengaja masuk telat agar bisa melihatmu berlarian naik tangga sambil melirik-lirik jam tangan birumu itu. kadang....tanpa kamu tahu....aku sering mengikutimu makan soto ayam langgananmu di depan kampus. kadang....aku mengikutimu yang sendirian jalan - jalan di delta plasa dan duduk manis di deretan rak - rak buku itu. kadang....aku harus melihatmu dengan sedih saat tau kamu makan sendirian di dundee atau KFC"

deg. betapa terkejutnya aku mendengar pernyataan danil ini. sungguh. tak ada bayangan sama sekali kalau laki-laki yang sering iseng mengganggu harianku dengan lelucon - lelucon gilanya itu telah mengetahuiku sejak lama. dan bahkan....hapal kebiasaanku. kenapa kau tidak pernah mengatakan apapun?

"aku sengaja tidak mengatakan apapun lil. aku hanya ingin mencari tahu dengan cara yang sempurna. dan menurutku yang seperti ini sangat terlihat sempurna"

"jadi...lelaki yang akan aku temui....beneran kamu nil? kudanil?" aku mengernyit.
"iya put, liliput"
"ah...gak asik. curang. kalau begini caranya kan aku gak tahu apa-apa soal kamu"
"makanya cari tahu mulai sekarang. berbuatlah sepertiku. hahahaha"
"ih...njiplak donk. gah" aku cemberut.
"gak perlu lil. cari tahu dengan cara seperti ini...." digenggamnya tanganku tiba-tiba dan diajaknya aku berjalan menembus hujan yang telah rintik.
"aku tak akan membiarkanmu sendirian lagi menunggu angkot. aku tak akan membiarkanmu headsetan sendiri di lantai 4. aku tak akan membiarkanmu sendirian jalan-jalan ke delta. aku tak akan membiarkanmu sendirian makan di KFC. aku tidak akan membiarkanmu sendirian lagi terlambat masuk ke kelas. dan aku akan menemanimu ke manapun kamu selama ini sendirian"

"mari kita mulai semua itu bersama-sama. bukankah yang sama-sama jauh lebih asik dari sendirian, lil?"
aku menggigit bibir bawahku. dug dug dug. jantungku berlarian. lelaki ini sukses mmebuatku menjadi wanita paling diperhatikan sedunia. dan akhirnya wajahku merah karena malu. aliran listrik menjalar dari genggamannya. hangat. membuatku enggan untuk melepaskan.

 terlihat begitu romantis? atau membuatmu muntah? menurutku "indah"
Read more »

Saat Ku Pergi


dan lagi....
di bawah sinar lampu remang kamar berpetak 4x6. ditemani secangkir susu hangat dan keripik serta laptop yang terang di depan mata, sekalian headset kebanggaan menutupi telingaku dari suara-suara yang sama sekali tak ingin ku dengarkan.

playlist ; Dilema, Salahkah kita, Goodbye Days, BadGirl, Cinta Itu, Melepasmu
.
mulai memikirkan sesuatu yang membuat volume kepalaku menciut. korslet. otakku korslet. butuh solder. butuh tukang reparasi. woey adakah yang punya laundry khusus otak? atau kalau bisa hati sekalian? ada yang salah dengan semua ini. ada yang keliru. dimana letak jiwa manusiamu? di mana letak hati? oey...jawab donk, kalian yang masih bengong di depan televisi! panggilkan aku dokter jiwa. suruh dia periksa kejiwaanku. sehat atau tidak?

sebegitu mudahnya proses penguapan itu saat mentari telah terik di atas sana
sebegitu mudahnya embun menghilang dari pucuk-pucuk daun segar pagi hari

cinta? jalang. benar kata lelaki itu. kejalangan dimulai ketika kamu berhubungan dengan cinta.
cinta? bulsh*t. kemana kamu saat aku mengharapkan sesuatu? sesuatu yang ku agung-agungkan akan berlangsung lama kali ini telah lenyap juga. sirna ditempa hujan yang menemanku siang itu. sialan. aku hanya bisa mengumpat (lagi) saat mendapati hatiku KOSONG lagi. jambret.aku kehilangan warna (lagi). aku tak bisa bertahan dan mempertahankan. aku tidak bisa berusaha. sial. semuanya hilang.


LDR. apa harus menyalahkan jarak (lagi)? apa pantas mengkambinghitamkan benda mati? koplak. bukan jarak yang salah. hati kamu tuh yang gak bener.

ya. aku mudah suka. mudah jatuh. dan mudah hilang. dan itu adalah sebuah kesalahan besar dan membuat banyak dosa pada kaum pria. ah, aku meninggalkan mereka yang tak punya salah apa-apa. apa bisa disebut PLAYER? PLAYGIRL? whatever. sebut aku sesuka hatimu. maki aku sesuka lidahmu. anjingkan saja. jalangkan kalau perlu jika kenyataan memang begitu. aku tidak baik. tidak baik. pemain. aku pemain.

wahai dirimu pemain cinta..penikmat nafsu dunia. walau dirimu begitu indah maaf kau tak pantas bagiku (ada band)

benarkah jarak yang lagi-lagi jadi masalah utama? atau kamu memang BOSAN? atau kamu tidak yakin dengan ini? hahahaha. setan. benar kata temenku kalau aku ini setan. penjahat cinta.
setan tidak pantas mendapatkan cinta. dia hanya patut mendapat musuh. tempatnya di neraka. dijauhi oleh kebahagiaan. disirnakan dari ruang terang dengan warna - warni lampu yang menghiasi taman surga.
setan pantas di kegelapan. menyendiri ditinggal sepi. kesepian bersama sepi. terpojok di sudut ruang tak berpenghuni. terjerembab dalam lumpur dosa.

limbah dosa akan terus terkenang sampai tua. hasil perbuatan akan dituai di masa berikutnya. jadi, mendambalah balasan apa yang akan kau terima sepantasnya.
menyakiti >> disakiti. meninggalkan >> ditinggalkan.

hukum balas membalas, sebab akibat atau mereka sering bilang hukum karma selalu berlaku, barangsiapa berbuat dia yang menuai hasil sesuai perbuatannya. menyakiti, suatu saat bakal disakiti, dan itu jauh lebih sakit dari apa yang dirasakan orang yang kamu sakiti sekarang.

dan ku mohonkan pengampunan kepada kamu, resie. kepada kamu, septyan. kepada kamu, mas ali.
dosaku atas penghianatan hati sungguh besar. sekalipun aku berlutut di kakimu untuk memintakan ampun, mungkin sampai tangis mendarah dan kantung mataku hitam di sana tak akan bisa menghapus jejak kesakitan yang aku torehkan kepada kalian. namun, tidak ada salahnya kan aku memohon? jika pun kata maaf sama sekali tak bisa terlontar dari bibir kalian, aku bisa menerimanya.


ampuni aku atas ketidakberdayaanku dalam memperjuangkan CINTA, hubungan kita.
tertarik, suka, jatuh cinta....dan selalu berakhir di satu titik, satu ujung kesakitan. aku meninggalkan kalian yang tengah memiliki rasa yang menggebu. aku yang menelantarkan rasa yang kita bangun bersama-sama. ampun...ampuni wanita penyakitan ini.

bukan aku tak ingin cinta, tapi aku takut menyakitimu... (robinhood ft asmirandah)

sesungguhnya ku ingin dirimu tuk cairkan hatiku yang beku
tapi aku belum siap, aku jadi dilema
aku tak mau menyakitimu karena hati ini masih ragu
tapi aku butuh cinta, aku jadi dilema
(intan nuraini-dilema)

seharusnya ketika aku telah mengatakan : kita temenan aja ya, kita sahabatan aja ya, kita sampai di sini aja ya, maaf aku tak bisa melanjutkan ini, kita udahan ya.....seharusnya kau BUNUH aku saat itu juga. musnahkan aku agar lain kali aku tidak berbuat demikian lagi. agar aku tidak menimbun dosa pada lelaki lain lagi. agar aku wafat dan berhenti di ujung itu.


kau harus berubah, begitu katanya, katanya. sadarlah....kejahatan akan menuai kejahatan :'(
aku mati rasa. aku tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. aku buta. aku masih ababil, anak SMA
berubahlah....seperti itu katamu :'(

semakin ku menyayangimu semakin ku harus melepasmu dari hidupku. tak ingin lukai hatimu lebih dari ini. kita tak mungkin trus bersama (drive-melepasmu)

saat aku pergi....
lupakan aku kalau bisa, jika tidak maka kenang aku dengan cinta. jika tidak, kenang aku dengan sakitku, benci aku agar kau melupakan wanita yang pernah menyakitimu ini.
aku berharap, kamu, kamu, kamu mendapatkan wanita baik, yang memang pantas mendapatkan cinta tulus darimu.

selamat tinggal sayang...semoga...jika sesuatu itu diijinkan datang lagi, kita pasti bertemu dalam satu waktu (lagi)
akhir 2011 yang suram
Read more »

December 6, 2011

Ketika

ketika masalah berat menimpa kepalaku
ketika stres melanda
ketika ketakutan menjadi setan yang selalu menguntit hariku
ketika kebingungan tak dapat diatasi
ketika...
Ketika tak kau temui aku dimanapun

aku jarang melihatmu
aku tidak pernah menemukanmu di kampus
aku lihat absen mu banyak
'kamu kemana?'
pernyataan dan pertanyaan itu pasti mampir di kepala kalian

lilik berubah
tak lagi menjadi gadis diam dan taat peraturan
segala yang ada padanya telah berbeda
dan aku kehilangan sosoknya
yang kadang ngoceh atau cerita gajelas
dan kekonyolan yang dulu sering aku dengar darinya

lalu kemana lilik?
Apa yang sedang terjadi pada temanku itu?
Sedang ada masalah berat kah dia?
Sampai harus mengorbankan jam jam kuliahnya?

Aku sedang takut
masalah itu diam diam menghimpitku
membuatku sulit bernapas
dan rsanya dunia begitu sempit
sampai masalah itu mengejarku ke manapun
mmebuat kepalaku buntu
dan tak jarang membuat akalku ilang
dan membulatkan niat untuk

...mengakhiri hidup...

Aku hanya berusaha untuk menyelesaikan masalah itu sendiri
dengan cara seperti ini
salah ya?

menjauhi forum
menjauhi orang2
menjauhi kegiatan
jarang masuk
sering tidur lama


sering menyendiri
salahku juga
jika diam ku pikir akan merubah segalanya
ternyata tidak
mungkin tidak

aku kesepian
dan sekarang aku benar2 takut
sungguh

adakah di antara kalian
yang bisa ku pinjami bahu
untuk menangis?
Read more »

December 5, 2011

Biru Langitku

tidak tahu harus merangkaikan kalimat seperti apa untukmu, biru. sebab kamu terlalu indah menurutku
tatkala jari-jariku telah sampai di atas papan keyboard rasanya menjadi sedikit kaku, bukan karena apa. ini karena aku gugup dan hampir tak sanggup mengatakan apa-apa tentangmu yang terlanjur terekam sempurna di mataku. aku terharu oleh seluruh perlakuanmu padaku.

apakah aku terlalu memujikanmu? aku pikir tidak. sebab ini sebanding dengan apa yang kamu lakukan padaku. kamu, menawarkan cinta, menawarkan bahagia. menawarkan kenyamanan yang selama ini tak ku temukan pada laki-laki lain.
dan yang pasti keajaiban biru langit itu nyata. pemujian akan cerah dan indah itu tak ter-elakkan lagi. dan aku harus mengakuinya. pemujian itu wajib kau dapatkan, biru.

ada kesan keterbukaanku terlalu tiba-tiba? tidak. sebab aku pikir kaulah tempat berbagiku. tahu bagaimana beda penceritaan kepada seorang sahabat dan seorang istimewa?
kepada sahabat, tidak menawarkan rasa cinta wanita kepada pria. tapi kepadamu? ada asa lain yang menyeruak ingin dimintakan sentuhan. sentuhan cinta. aku bercerita padamu dengan penuh cinta seorang wanita kepada seorang pria.

kamu biru langitku. payung embun yang terus melingkupi dunia embun dengan warna terangnya.
biru...ada sesuatu yang meledak ketika aku mulai mendengarkan tiap penuturan katamu padaku, juga ketika kemanjaanmu mulai menghiasi percakapan kita. ah, aku mulai hidup.ada yang mulai aku nantikan selain sms, telpon, dan catatan cinta darimu yaitu kegilaanku terhadapmu. aku ingin gila, sekali lagi.

kita sama. tidak seorangan. tidak bersebelahan. bukan begitu? ada semacam pemberian yang diberikan masing-masing. tidak sejurus hanya seorang atau kesebelahan. kita sama-sama memberi dan menerima. aku bisa merasakan itu darimu. give and receive,

ah biru....aku telah lama lelah sebenarnya. kepada laki-laki harus ku gantungkan kejiwaanku yang tak pernah terbalas atau bahkan tak membalas ketergantungan seorang lelaki terhadapku. namun kali ini, beda. aku sangat menginginkanmu, sangat ingin menggantungkan seluruh asa dan cintaku kepadamu.

aku jatuh, namun kali ini tidak sakit. malah terasa indah, nikmat. . ah, seperti inikah rasanya jika payung biru mulai membuatku betah berlama meneduh di bawahnya? terlindungi dari panas dan hujan yang menyengat dan berubah tak beraturan sepanjang waktu? ah biru. kau tepat datang di saat aku sedang kebingungan

biru, aku hanya berharap satu....sesuatu itu ada, sesuatu itu akan menyatu. semoga. ini adalah harapan Bi, bukan begitu? kau tentu mau kan kalau penyatuan sesuatu itu terjadi? hanya saja sekali lagi, proses itu penting, seperti katamu malam itu. kegegabahan kita bisa jadi akan membuat segalanya sia-sia. tunggu waktu....

namun satu hal yang pasti, aku padamu :)


Read more »

December 3, 2011

Dilema Dua Hati - Reshie




Seperti biasanya. Hobi mengintip membuatku tahu sesuatu yang kamu sembunyikan dariku. Low profile mu.
Reshiiiiiiiie, plis. Kamu membuatku semakin.....jatuh.
Iseng-iseng bergerilya di blog mu http://kenapaharusreshie.blogspot.com/ membuatku akhirnya menemukan sesuatu itu.Diam-diam membuat hatiku, ah....hatiku melek. Tersentuh dengan lembut oleh jari-jari magismu.

Tenang bi, aku tidak akan bilang padamu kalau aku telah menemukan ini. Aku akan diam saja. Dan jika kamu telah membaca postingan ini, berpura-puralah tidak tahu. Anggap saja aku tidak tahu apa-apa :)
Arh....aku ingin sekali sharing video ini ke Facebook, suer. Tapi...ah, nanti kau tahu bahwa aku mengintip. Hehe. 

Ah, kamu membuatku jatuh lagi, Res. Tidak cukup lewat tulisan-tulisan serta penuturanmu itu. Ini lebih membuatku bertambah gila. Membuatku bergulung-gulung gak jelas di lantai karena saking melting-nya dengerin permainan gitar sama suaramu yang merdu. Lagunya bagus dan dinyanyikan dari hati. Menghayati sekali sih Resh, Biruku....Sampai dadaku berdesir. Bergemuruh kecil.Membuatku melayang membayangkanmu yang sedang terduduk jauh di sana. Ah, tiba-tiba aku merindukanmu. Aku ingin menemuimu saat ini juga.

Benar. Aku ingin bersama denganmu, di hatimu. Di sanalah art itu aku temukan. Yang tidak ku temukan di pria lain. Di sanalah aku menemukan damai. Di sanalah aku tahu dan merasakan kalau kamu menerimaku apa adanya setelah peristiwa itu.

Reshie....Biru....
Aku berharap sesuatu itu terjadi. Aku....ah, jika ini terlalu dini dan ditertawakan oleh banyak orang, persetan. Aku tidak peduli. Cinta bisa saja datang dengan satu kedipan mata bukan? kecepatannya merambati hati manusia secara kilat, bukan begitu?

Tidak. Ini bukan obsesi. Salah. Untuk apa bicara masalah obsesi? Aku suka. Memang suka. Kalau orang tidak percaya dan bahkan menyangsikan perasaanku padamu, terserah. Yang pasti aku bahagia bersamamu. Aku menyukaimu Resh.

Aku jatuh Resh, aku jatuh cinta padamu.....
Biarkan embun terus bergelayut di pundak langit biru, biarkan kedamaian pagi menerima kedatanganku kepadamu. Biarkan setetesnya mewarnai harimu.


sayang kamu :)
Read more »

Sekali Cinta Tetap Cinta

Sekali aku mencinta
Tak kubiarkan jadi benci
Tergerak hatiku berkata
Cinta datang karna dirinya

Setelah lama berdua
Mengapa baru kini jujur
Tentang cinta yang kau inginkan
Dan kau menuntut kesucian

Reff:
Bagaimana bila aku
Bukan perawan seperti yang engkau mau
Mungkin saja dulu ku pernah ternoda
Apa bedanya bila aku mencinta

Bisakah bila kau hapus
Sempitnya pikiranmu tentang akhir cinta
Seandainya dulu kau berlumur dosa
Sekali ku cinta tetap cinta

Setelah lama berdua
Mengapa baru kini jujur
Tentang cinta yang kau inginkan
Dan kau menuntut kesucian
Read more »

December 2, 2011

AADC 3

Satu nafas terhembus adalah kata
Angan, debur, dan emosi tercampur
Dalam jubah terpautan

Tangan kita terikat... bibir kita menyatu
Maka setiap apa yang terucap
Adalah sabda pandita ratu

Di luar itu pasir
Di luar itu debu
Hanya pasir meniup saja lalu hilang
Terbang tak ada

Tapi kita tetap menari
Tarian cuma kita yang tahu

Jiwa ini adalah tandu
Duduk saja...maka akan kita bawa semua
Karena kita adalah satu
Read more »

AADC 2

Kulari ke hutan kemudian menyanyiku
kulari ke pantai kemudian teriakku
sepi, sepi dan sendiri
aku benci

Aku ngin bingar
aku mau di pasar
bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga
jika ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya
biar ramai
biar mengaduh sampai gaduh

Ah...ada malaikat menyulam
jaring laba-laba belang
di tembok keraton putih
kenapa tak goyangkan saja loncengnya
biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan
belok ke pantai .........
Read more »

AADC 1

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta

Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan

Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci

Baru sekali ini aku melihat karya surga
dari mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta

Tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya..

Bukan untuknya, bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu
Itu saja.
Read more »

Bukan Jalang

Didedikasikan untuk seorang teman. Sabar ya....:'(

Berdiam diri di halte. Malam menjelang. Kendaraan berjejeran di depan mata. Sampah. Gue menjerit dalam hati. Gue sampah. Sama seperti debu-debu yang beterbangan tak tahu malu di depan muka orang. Gue cengekeram busana yang masih melekat di tubuh gue. Jijik. Najis gue liat tubuh gue sendiri.

Gue ketemu sama orang yang bakal minjemin gue duit buat bayar utang. Temen telpon, sms gue. Orangnya baik. Anjing. Baik mulutnya doang, tapi setan kelakuannya. Gue juga yang tolol. Gue yang bodoh setengah mampus buat mau ketemu sama itu orang. Hei, ini Jakarta. Bukan Pekalongan. Hidup di sini keras. Jangan mudah percaya sama omongan orang yang belum lo kenal. Ajrit. itu perkataan temen gue waktu pertama gue nginjek stasiun Gambir. Ck.


Gue nyesel setengah mampus. Gue ngerasa hina. gue berdosa banget. Sama Tuhan. Sama orang tua gue. Sama kakak adek gue di rumah. Anjing. Gue tolol. Gue gak mikir sampai situ. Ya Tuhan, masih bisakah tobat gue diterima? Pengen mampus saja, rasanya. Nyeburin diri di Ciliwung atau lemparin diri ke aspal dari lantai 13 atau nubrukin diri ke mobil-mobil yang meluncur di Tol Jagorawi.

Gue diajak ke rumahnya. Gede. Lumayan. Sepi. Dia bilang orang tuanya lagi ke luar negeri. Adeknya kuliah di Jawa. Pembantunya lagi pulang kampung. Gue pikir, apa iya kebetulan pergi semua kaya' gini? Gue sempet curiga. namun karena dia begitu manis di hadapan gue, ya gue percaya aja. Lalu dia bilang mau ke dapur dulu buatin gue minum.

Sementara itu gue liat jejeran pigura yang nempel di dinding-dinding ruang tamunya. Keluarga bahagia. Hidup berkecukupan. Seneng sekali ya? Orang kaya. Kapan gue bisa kaya' gini? 5 tahun lagi? sepuluh tahun? mimpi aja lo.

Gak beberapa lama, dia udah duduk di sofa ruang tamu. Ditaruhnya sirup di atas meja dan mempersilakan gue minum. Sambil gue minum, dia cerita sama gue kalau adeknya itu penggila Kpop. Gue yang notabene freak sama Korea jadi excited banget. Gue dengerin detailnya gimana adeknya yang antusias banget waktu beberapa boyband dan girlband yang manggung ke Jakarta. Dia bilang, adeknya gak pernah absen buat nonton. Dibela-belain dateng dari Jogja cuma buat nonton konser yang ngabisin jatah hidup gue selama dua bulan itu. Orang kaya. Pekik gue.

Lalu, dia bilang adeknya juga ngoleksi DVD Korea. Karena gue tertarik, dia ingin liatin koleksi adeknya itu. Otomatis gue bungah. Seneng setengah mati. Gue masuk kamarnya. Dan gue langsung histeris waktu pertama ngeliat kamar bernuansa hijau muda itu ditempeli poster 2PM, f(x), SNSD, SuJu, JYJ. Trus gue liat rak buku yang nempel di dinding kanan kamarnya. Ajegile. Koleksi DVDnya banyak gila. Gue segera menghambur ke rak.

Mata gue agak perih. Gue mau tanya kamar mandi ke dia, pengen nyuciin mata. Tapi tiba-tiba dia menghambur ke gue. Dipeluknya gue dengan beringas. Apa-apaan ini? Gue berontak. Dia malah semakin ganas. Diciumnya leher gue. Wajah gue. bibir gue.Anjing. Sialan. Gue ngumpat terus. Gue berusaha lepasin pelukan dia. Sialan. Gue gak bisa. Lalu didorongnya tubuh gue sampai jatuh ke kasur. Gue menjerit minta tolong sampai serak. percuma. Gak ada orang.

Dan lo pasti tahu kejadian apa yang nimpa gue setelah itu. Gue bangun dari kasur dengan tertatih. Selangkangan gue sakit. Tubuh gue nyeri setengah mati. Gue ambil baju gue yang berserakan di lantai. Gue nangis. Anjing. Keparat. Dia minta maaf sama gue. Dia bilang dia khilaf. Bajingan. Gue tampar muka dia. Gue bilang sama dia, sehina-hinanya gue, gue gak bakalan rela keperawanan gue diambil orang cuma gara-gara duit. Anjing. Setan.Dia bilang bakal tanggungjawab kalau gue sampe hamil. Najis. Najis gue nikah sama orang macam lo. Gue punya pacar. Deg. Gue jadi inget pacar gue di Bandung. Sialan. Don, gue sayang sama lo. Maafin tingkah bejat gue.

Gue ke kamar mandi. gue nangis di sana. Gue liat selangkangan gue. Gue raba. Gak ada darah. Tapi, tadi gue liat ada bercak merah dikit di kasur. Tapi gue gak ngerasa apa-apa. Gue gak ngerasa keperawanan gue udah ilang. Gue ngerasa gak ada yang robek. Gue ngerasa...anjing. Gue belum mens. Gue takut. Keparat laki-laki itu. Jahanam.

Dia nyodorin uang buat gue, 200ribu. Sialan. Penghinaan. Gue lempar tuh duit ke mukanya. Dengan gemas dijejalkannya itu duit ke kantong jeans gue waktu gue udah nyampek pager rumahnya. Dia mau anter gue. tapi gue nolak. Najis gue bareng sama orang macem lo.


Gue jalang. Menjijikkan. Terbuang di pinggiran jalan. Sesat. Hitam. Gelandangan menyesakkan.

Gue nangis gak karuan di halte. Keparat. Gue sumpahin itu orang gak selamat. Mati konyol. Anjing. Hidup gak tentram. Dan sampai gue pulang, gue masih kepikiran. Gue masih perawan atau gak? gue gak ngerasa ada darah yang ngalir di selangkangan gue. Gue juga liat dia ngocok di luar sebelum akhirnya dia muntahin itu cairan sialan di perut gue. Anjing. Nasib gue? Gue belum mens. Gimana kalau gue sampai beneran hamil? Setan. Bakal gue gugurin. Memalukan. bakal gue bunuh itu janin kalau gue sampe beneran hamil.
Tuhan, ampun. Tuhan, jangan biarkan gue hamil. Gue gamau. Ini bukan salah gue. Sepenuhnya bukan salah gue. Plis, datanglah mens. Datang. Kalau sampai gue beneran hamil, gue bunuh diri aja.
Yah, Ibu. Maafin saya :'(
Read more »

FlashBack 2011

kejahatan yang dilakukan banyak. dosa pun menumpuk seperti tumpukan sampah di TPA. entah, sudah berapa puluh ton sampai bisa menggunung seperti itu. kalau hujan tiba, longsor pasti tak terelakkan. banjir sampah. banjir dosa.


flashback 2011
sepertinya ini tahun paling busuk yang pernah dilaluinya sepanjang sejarah napasnya kembang-kempis. pasalnya, buku kejahatan dan kebaikan berbanding terbalik. buku kejahatan punya interval lebih tinggi dari buku kebaikan. coba ingat? kejahatan apa yang pernah dilakukan? 1, 2, 3, 4, 5??? lebih. 10? lebih. 50? lebih. tak terhingga saja.

masalah paling krusial yang membuat kejahatan menumpuk adalah akibat GALAU (orang bilang begitu) masalah percintaan. kenapa krusial? entahlah. pikir gue, itu satu-satunya hal yang paling.....tau ah.


januari > gue masih nyantai jalan sama Mbing. bulan seneng-senengnya sama dia. maen. ketawa-ketawa seru. gak ada badai sama sekali. pikir gue, kami akan terus jalan sampai tak terbatas waktu.

februari > ada angin topan. merobohkan rumah. sehabis perayaan ulang tahunnya, semua berubah. dia mulai jauh dari gue. dan gue ngerasa ada sesuatu yang dia sembunyiin.


maret > ada jarak di antara kami. ah. gue kangen sama dia. sial. tapi semua telah berubah. tak ada perhatian apapun lagi darinya. nelangsa rasanya. what the hell.


april > semakin jauh. jauh sekali sampai tak mendapatkan kabar apapun. sms nya pun judes. kasar. entahlah. apa perubahan itu karena kegagalannya tes? hah. bikin gue nangis darah.


mei > bukan lagi ada angin topan. ini sudah turun hujan gede. lebat. ada bledeknya juga. nyesek. liat dia sama cewek laen yang gue tahu memang dekat dengannya sebelum kenal gue. lah, gue ditinggalkan. fu*k m*n. situasi semakin genting ketika gue mulai berhubungan dengan ceweknya. mbulet. pengen ngaplok tu orang. sok suci. sh*t


juni > situasi genting. panas. gue putuskan buat lepasin dia. kisahku berakhir. capek. sakit hati. gimana gak sakit hati coba kalau liat dia bermesraan sama cewek itu? sakit. kenapa gak bilang kalau cuma anggap gue adek? atau teman? kenapa dulu seperti ngasih harapan? ck. matio wae mas!

masih juni, gue dideketin sama orang yang udah gawe. well. dia rajin telpon gue. rajin pokoknya. hm. dia ngajakin gue nikah. entah itu beneran apa kagak. yang jelas gue mupeng banget kalau diajakin nikah gitu. dia baek. suer. but, ada sesuatu yang bikin gue ga bisa sama dia. ga bisa dan sangat prinsipil. sorry, you should let me go away man. akhirnya dia mundur setelah gue jadian sama anak malang (juli). gue ngerasa bersalah. tapi..mo gimana lagi? I'm sorry man.

juli >PDKT sama anak malang cuma bisa diitung jari harinya. dia yang awal chat. hu. asik kayaknya ni orang. nyoba ah. sampai gue bela-belain ke malang buat kencan. hah. terpaksa melewatkan momen bersama sahabat gue. kampret. sehari dua hari cukup buat bikin gue suka. jadian. tapi...mampus. dasarnya gue mudah BOSAN atau gue yang TOLOL ya? perasaan suka itu ilang dalam dua hari setelah jadian. PLASSSSSSSSS. menguap. itu bisa disebut suka? well. gue sukses bikin dia PATAH HATI. sorry. suka gak bisa dipaksa. dan gue ngerasa bersalah. BANGET.

masih juli. gue ketemu temen baru. anak jogja. di yang ngaterin gue ke pantai. abis gue pulang dari jogja. gatau kenapa, rasanya gue pikir dia suka sama gue. SORRY mas, gue cuma anggap temen. semua temen yang gue temuin di jogja semuanya sama, gak ada rasa. just ordinary friendship. gue KAPOK kalau ngerasain lebih.

masih juli. gue ketemu Caraka yang sukses bikin gue klepek-klepek. nice person. tipe pria idaman. tertarik.


agustus > masih berkisah sama caraka. sweet. gue suka dia. cuma suka. gak niat macem2. dia baik sama gue. gue udah bilang sama dia kalau gue suka. hehe. caraka bilang makasi ke gue. ah, caraka gak marah. kirain dia bakal nendang gue kalau tau gue suka. dan caraka pun balik ke habitatnya. gue kehilangan.


masih agustus. gue balik sama kisah lama gue. sama tetangga gue. gue suka sama dia. dan dia...juga suka? gatau. sinyal sih ada. tapi basa-basi aja mungkin. secara hatinya lagi sakit. jadi...kalau gue dateng lagi mungkin dijadiin buat pelampiasan. lagipula, dia ngeselin. huh. gak peka jadi cowok. abis lebaran n kita balik ke kota belajar masing2, lost contact. bener kan? dia ga inget ma gue? ah. lupain deh kalo gitu. nyebelin. lama2 mikir dia bikin rambut gue semakin putih.

september > datenglah willi. awalnya...willi menarik. lucu. gemes. bisa bikin gue idup sebentar. bisa napas. seneng. jadian. hari-hari gue diisi sama sms dan telpon dari willi. TIAP HARI. no absen

oktober  cuma.....sebulan setelahnya putus. penyakit kronis kambuh. gue BOSAN dengan hubungan ini. ternyata gue gak bisa suka. jahat ya gue? perasaan sukanya ilang. ya maklumlah. secara gue belum pernah ketemu sama dia. dunmay doang. akhirnyaaaa gue balik temenan lagi sama dia. dan ternyata gue gak bisa temenan normal kaya' dulu lagi.gue putus sama willi. setelah perjuangan keras buat bisa suka sama dia, ternyata...gue gak bisa. mungkin gue orangnya kurang terimaan ya? udah disukai gitu masih ngerasa kurang aja. kurang ini kurang itu. yah. mau gimana lagi? gue mau yang sempurna menurut gue. dan dari dalam diri willi ataupun anak malang itu gak ada. juga di tetangga gue. juga caraka. dan juga lelaki yang lagi stay di luar negeri itu (november).

november > gue ketemu orang paling menyebalkan sedunia. ini cowok yang paling parah yang pernah gue temui sepanjang idup gue. kasar banget. seenak jidatnya kritik tulisan2 gue dengan bahasa yg tak lazim. hah. sakit mata kalau sampai liat dia nulis jorok sama nulis kata2 kasar ke gue. tapi....akhirnya terjadi sesuatu juga. karena gue deket ma cowok orang, akhirnya si cewek hubungin gue. ealah. gue kagak ada apa2 sama laki lo. huh. risih. tapi...tiba2 aja gue tertarik sama itu cowok. gue ketagihan sama omongan2 dia. dan akhirnya gue suka. dan dia....suka juga(katanya sih gitu) hoax? gatau. mulut laki kan gak pernah tau benernya gimana. wah...jadi hubungan remang2.

akhir november. gue dikejutkan pengakuan luar biasa dari temennya temen gue yang notabene nyimpen perasaan buat gue dari zaman gue masih pake' rok merah. gue bingung. gue ngerasa bersalah sama dia. gue harus ngapain? lagi pula dia juga gak bilang secara langsung kalau dia suka sama gue. trus pikiran gue kacau. jadi galau malem-malem. gue suka sama si luar negeri (aslinya nganjuk) tapi gue juga ngerasa gak enak hati sama temen gue. akhirnya pikiran buat going to jogja nyerempet. gue mau nyuruh dia ngomong. lha trus si luar negeri itu? entahlah. satu2 dulu. dia remang. yang ini terang.

masih akhir november dengan waktu yang hampir bersamaan. gue ketemu sama ini cowok. gue tau dia udah lama. sering share note. sering nulis sesuatu yang kadang dia tag ke gue. gue juga. gatau datengnya darimana...tiba-tiba aja dia ngasih angin segar. dia dateng waktu gue galau. waktu gue hampir putus asa sama hubungan terlarang dengan si remang dan hbungan membingungkan dengan si terang. well, gue nerima kedatangan dia di idup gue.

desember > dia yang gue mau. dia tipe gue (sepertinya) archhhhhhhhhhhh. gatau ntar jadi sesuatu atau kagak. jalani aja dulu. gue suka dari caranya buat ngerayu. hehe. tulisan. suer. gue kagak betah kalau dibikinin tulisan manis sama laki kaya' gitu. jreng jreng...

dan gue pikir, ini adalah penghujung tahun yang manis (mungkin). rasanya gue idup lagi meskipun....masalah lain menggunung di otak gue.

buat seluruh laki yang udah gue sakiti, gue minta maaf. mungkin kalian pikir gue PLAYER. terserah mau anggap gue gimana. yang pasti, gue cuma nyari cowok yang bikin gue nyaman. yang bikin gue gak minder sama kecemerlangan otak kalian. yang sealiran ma gue. yang bisa bikin sesuatu ma gue. art. gue suka seni. dan itu gak ada di kalian. 

buat yang udah nyakitin gue (mbing). gue maafin. cuma, sorry, gue masih benci sama lo dan cewek lo. gue kagak bakalan pernah lagi nyoba buat buka akses pertemanan dengan kalin. gue anggap kalian mati. lo----gue----end

buat calon, gue harap bakalan terjadi sesuatu sama kita. hanya saja....gue gak berharap terlalu banyak....gue cuma berharap gue bisa bahagia sama lo. suka sama lo :)
Read more »

December 1, 2011

30 Malam, 1 Pagi

30 November 2011
21.45

Di depan halte kampus A Unair
Sendirian

Merasa jijik sama diri gw sendiri. Merasa sangat tidak berguna. Banyak salah. Banyak dosa

Gw pengen lompat dari jembatan penyebarangan di atas situ atau nubrukin diri ke mobil yang lalu lalang di depan gw. otak gue ilang dari tempurung kepala

Di halte sepi, cuma beberapa orang tukang becak yang masih nongkrong dan seorang remaja yang mungkin menunggu pacar atau keluarganya. gw duduk agak jauh darinya. bukan duduk di kursi halte. tapi di lantai. sambil menyandarkan punggung busuk ini di kursinya

Nangis. sesek. gw tolol. gw cewek paling bodoh sedunia


gw gak peduli orang bakal liat gw nangis. pers*tan dengan semuanya. biarin aja gw nangis
Tiba-tiba gw inget Biru. Ya Tuhan, biru.... :'( tambah sesek. lalu gw ambil HP. gw sms Biru

Biru, aku suka kamu <3
tangis gw malah menjadi, sesek ni dada

:'(
gw sayang lo Res
 
rasanya sakit sekali....kenapa gw jadi gini? gw ngerasa bersalah sama lo, Biru :'( maafin gw,. gw ga ngerti maksud gw ini apa. namun, gw ngerasa telah ngelakuin suatu kesalahan besar, entahlah. atau karena gw lagi punya banyak pikiran? tapi yang pasti, mau lo ada di sisi gw, cuma itu :'(

Lalu, gw telpon biru. dengan sedikit tekanan biar suara gw terlihat normal, gw telpon Biru
Deg. denger suaranya buat pertama kalinya,. bikin gw jantungan. air mata gw leleh lagi

biru ada di warung....gw di pinggir jalan. gw abis jalan sama temen2....biru lagi ngopi kayaknya. mau pulang gak ada jemputan....sebentar lagi biru juga pulang.
 
tuuuuuuuuuuuuuuut. sialan, pulsa abis

Sampai di kos. biru nelpon gw balik. itu biru udah di kos juga. itu gw juga udah mandi, udah bersih, udah tenang. gw seneng dia telpon. gw ngobrol banyak. suaranya merdu, santai, enak didenger, gak ada tekanan, bikin gw nyaman
gw bingung mau ngomong apa, dan sepertinya biru juga bingung. akhirnya gw nyanyi aja....

cintai diriku seperti aku mencintaimu
sepenuh jiwakuu...
Reza (Cinta Kita) 
 
lirik selanjutnya gw lupa, dan sukses bikin gw ngakak (malu)

Lagi....

semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya menahan rasa ingin jumpa
percayalah padaku aku pun rindu kamu, ku akan pulang
melepas semua kerinduan yang terpendam
Dewa (Kangen)

Lagi...
 
ketika kau lewat di tempat ku berdiri. kedua mata ini tak berkedip menatapi
pesona indah wajahmu mampu mengalihkan duniaku. tak henti membayangkanmu terganggu oleh ....mu
tujuh hari dalam seminggu. hidup penuh warna ku coba mendekatimu. memberi tanda cinta. 
engkau lelaki terhebatku yang pernah ku temukan. wajahmu mengalihkan duniaku
 
gw pikir hari gw begitu kelabu. suram. penuh tangisan.
namun nyatanya, TIDAK
ada Biru
ada Biru yang bikin gw senyum, yang bikin gw ngakak
yang bikin gw ngerasa ada seseorang yang nungguin gw
ada yang bikin gw berarti, selain ortu gw pastinya
makasih , Biru

gila, malam ini perasaan gw campur aduk. dari yang tadi nangis gak karuan, berubah jadi seneng. gw gila. gw jatuh, rasanya....
setelah telpon usai. dilanjut sms. dan Biru nganterin gw tidur. gw tidur dengan senyum yang terus mengembang. gw bayangin Biru ada di sini :)



1 Desember 2011
09.04


ringtone JYJ-in Heaven maen. nyaring di sebelah telinga gw. masih setengah merem gw liat si pemanggil
mata gw langsung melek waktu liat nama Biruku muncul di sana. Ayeyeyeye....
telpon pagi yang...GILA. secara yang ditelpon baru bangun jam segini, dan .... yang nelpon juga gitu, baru bangun dan sama-sama belum mandi. Ahehehehe. Arch....kenapa sama?

gw jadi mikir, gw sama Biru punya lumayan banyak kesamaan. Biru suka nulis, gw juga (meskipun gw amatiran). Biru (kadang) jarang mandi, gw juga. Biru (kadang) jarang makan, gw juga. Biru suka begadangan, gw juga. Biru suka tidur abis subuh, gw juga. Biru bangun siang, gw juga (kalau gak ada kuliah pagi)

gw bilang dunia malam lebih asik dari siang. Dan biru juga mengiyakan. Ahihihihi, gw jadi ngerasa gimana gitu. Duh, laki-laki ini sukses bikin wajah gw merah. Ah, gw senyum2 sendiri.
Akhirnya telpon berakhir, soalnya Biru mau ngampus eh mau mandi sebelum ngampus. Gw? ntar aja ah meskipun biru nyuruh2 gw mandi. Gw cuci muka-gosok gigi aja. Hehehe. Males, Biru...masih pagi :D
Ini adalah awal hari yang baik sekali. Gw seneng, Biru...dan waktu gw buka facebook, gw liat missedcall dari Biru. Nulis di wall gw

Embun.. :)
 
Arch...klepek-klepek gw. balasan segera dikirim ke wall Biru..... jreng jreng....

Biru... :)
 
Lalu gw baca note yang dia tulis 1 Desember yg sungguh menyenangkan.. :D
di situ ada nama gw (Embun) disebut juga. gw otomatis mimisan. jatuh gak berdaya, otomatis.
makasi Biru....gw suka, gw seneng. dan gw harap, ini bakal jadi sesuatu seperti apa yang kita inginkan :)

30 malam dan 1 pagi yang menyenangkan :)


Read more »

November 30, 2011

Kepada Remang dan Terang

Kepada remang :

Maafkan saya,
Saya pergi kali ini atas kehendak sendiri. Kali ini saya tidak akan memohon pada anda untuk tetap berada di sisi saya. Kali ini saya yang memutuskan untuk enyah dari kehidupan anda. Jujur, saya sangat merasa rikuh dengan "cap" sebagai orang ke tiga meskipun (mungkin) anda tidak pernah menganggapnya seperti itu. Hanya saja, saya sangat menghargai wanita anda. Saya tahu benar bagaimana perasaan wanita apabila lelakinya menyukai wanita lain. Karena itu saya putuskan untuk pergi. Sakit. Itu pasti. Dan lagi, saya juga tidak mau melihat dia menyuguhkan status "sayang"nya untuk anda. Saya memang sempat cemburu setengah mati (kemarin) namun tiba-tiba entah ada angin apa, si Biru datang tanpa saya minta. Syukurlah. Paling tidak ada secercah sinar yang bakal membuat hidup saya lebih bahagia, di sini.

Terima kasih atas semuanya. Atas kejalangan yang pernah saya buat pada anda. Atas segala nasehat gila. Atas segala makian mematikan yang selalu anda tujukan pada saya. Atas keremangan yang pernah kita buat, terima kasih.....saya tertarik pada anda, saya menyukai anda. Hanya saja....saya harus sadar, saya orang ke tiga. Dan tidak mudah sekali menjadi orang ke tiga, apapun alasannya orang ke tiga tak pernah benar. Saya, yang pernah datang di kehidupan anda cukuplah menjadi bagian terkecil dari kisah hidup anda. Atau kalau anda begitu jijik pada saya, yah...lupakan dan buang jauh-jauh segala akses yang bisa membuat saya atau anda saling "melihat". Maaf sekali lagi jika saya tidak bisa bertahan dengan keremangan itu. Maafkan untuk semua kesalahan yang pernah saya perbuat pada anda.
Terima kasih banyak. Kembalilah pada kehidupan anda sebelumnya. Berbahagialah. Dan, anda menang. SELAMAT.

Satu kata terakhir untuk KEKASARAN anda sampai detik terakhir saya menulis ini secara baik-baik dan anda malah (seperti biasanya) mengumpat KOTOR, untukmu : FUCK YOU, BABY


Kepada terang :
Dengan berat hati saya harus katakan, saya minta maaf...
Saya sangat tahu benar bagaimana anda mencintai saya, bagaimana anda menyayangi saya. Hanya saja, saya benar-benar tidak bisa mengatakan apa-apa. Perasaan yang saya punya untuk anda adalah remang. Saya mengatakan anda terang, karena saya tahu dengan pasti bagaimana anda menganggap saya. Namun, saya harus berulang kali minta maaf karena menyakiti anda. Saya mohon, berhentilah menyiksa diri anda sendiri. Saya tidak meminta anda untuk melupakan saya, saya tidak menyuruh apapun kecuali tolong jangan siksa diri anda. Maafkan, saya tidak bisa membalas apa-apa. Saya tahu, anda sakit hati atas kelakuan saya. Hanya saja, ya seperti inilah saya. Anda tahu benar bagaimana saya kan? seorang egois dan keras kepala? Saya, wanita ini tidak lebih baik dari wanita yang mencintai anda dengan tulus itu. Cobalah, sekali saja buka hatimu. Bukankah tidak baik jika mencintai orang terlalu dalam?

Terima kasih atas cinta yang anda punya untuk saya, terimakasih untuk semuanya. Untuk ketabahan dan keikhlasan anda menerima saya apa adanya. Jujur, saya terlalu bejat untuk anda. Dan saya harap anda mendapatkan wanita yang sama dengan anda, wanita baik-baik pastinya. Terimakasih....maafkan jika saya tidak memilih anda. Kita tetap menjadi saudara kan? anda adalah sahabat saya.

Lanjutkan hidup anda, wahai sahabat. Saya menyayangi anda seperti saya menyayangi teman-teman yang lain.

Untuk remang dan terang :
Saya putuskan untuk tidak menjadikan kalian berdua sebagai sumber "kegilaan" saya, sebab jika saya melakukan "kegilaan" pada kalian, bakal ada yang sakit hati, segi empat emas. Saya care dengan terang, tapi tidak bisa mencintai terang. Saya suka pada remang, tapi saya tidak bisa melanjutkannya. Maka dari itu, saya memilih pergi dan memilih si Biru yang tiba-tiba datang tanpa saya minta. Yang membawa sesuatu untuk saya.
Saya akan bahagia. Pastinya. Bye.....


Saya yakin, si remang bakalan muntah membaca tulisan saya ini. Well, gak apa-apa kali ya? sekali dan untuk terakhir kali muntahlah. Kalau perlu muntah di lapak saya juga boleh. Asal, jangan lupa dibungkus plastik muntahannya dan jangan lupa untuk dibuang.



Read more »

November 29, 2011

Si Biru

tidak salah kan jika aku harus bergelayut dalam kebiruan yang kau ciptakan?
aku tidak mau remang, si abu-abu
juga tidak mau terang, si putih
aku ingin masuk dalam kegelapan yang kau ciptakan itu, Biru
biarkan aku masuk dan berdiam diri di sana :)

Aku melihatnya berbeda.
Gelitikan tulisan cadas dan apa adanya yang meletup dari dalam hatinya itu membuatmu merasa berbeda.
Sesuatu itu diam – diam mengusik sehariku.
Mencobaku untuk terus mengintip tulisan – tulisan gila itu.
Berjibaku dengan kejujuran yang keluar dari setiap katanya.
ah, kecewa hati lelaki ini meledak.
Gaya bahasanya yang natural memiliki daya magis untukku ingin terus membaca karya – karyanya.
Terkadang, aku ikut merasa sakit saat mencoba masuk lebih dalam ke setiap tulisannya.
Sang sastrawan menangis
Kesakitan merambati seluruh hatinya.
Kenangan itu


Sekedar memeluk tulisan itu ternyata tak lantas membuatku puas.
Hasrat lain pun muncul dari dalam diriku.
Menguar tanpa bisa dicegah sama sekali.
Sepenuhnya menuntut sesuatu yang lain .
Meledak tiap kali ku perhatikan sepasangan mata yang tertutupi acak adut rambut si penulisnya.
Dan kadang tak segan untukku ingin merasakan kelembutan jarinya.
Merasakan coretan tangannya tertujukan untukku dengan gaya bahasa yang lebih manis, tentunya.
Ah, aku terlalu bermimpi.
Dan lelaki jurusan sastra Indonesia ini membuatku sedikit…. Ah terpesona  :)

Biru ….

Aku sering menemukannya dalam tulisan - tulisan liar yang tertulis rapi di jajaran note orang – orang dalam lapak biruku.
Sering menemukannya di Bisikku Bukan Hantu dengan macam – macam kebiruan yang mengharu.
Keinginanku untuk menjamah tidak pada tulisanmu pun semakin membuncah, Biru
Gelora di ujung-ujung sarafku membuatku ngilu.
Ah, aku tergoda untuk menjelajahi kisah-kisah hidupmu.
Juga terdorong untuk mencoba memasuki hatimu yang kelabu itu.

Menyelami selubungan duniamu yang tampaknya begitu mempesona.
Bolehkah?
Bisakah?


Bisakah kita mulai sesuatu itu dengan sesuatu seperti ini? :)

Rentangkan tanganmu.
Buka lebar.
Agar aku bisa leluasa jatuh di pelukanmu.
Dan menikmati degup keras jantungmu di akhir senja.
Dan bergelayut manja di sana.

Dan menikmati aroma mint yang menguar dari tubuhmu.

Singsingkan lengan bajumu
Ajak aku berduet dengan waktu
Menari bersama kesempatan

Mari bermesraan dengan pasir
Mari berdansa bersama buih - buih putih
Lantai itu milik kita

Mari menari sampai pagi
Dan ketika fajar menyongsong di langit timur sana
Kecupkan salam termanis untukku, sekali saja


Namun lagi-lagi aku harus bertarung dengan sesuatu

Siap kalah seperti sebelumnya?
Entahlah, Biru
Namun,
Sematkan sesuatu padaku

Sesuatu itu, Biru
Read more »

November 24, 2011

Romance - Soulmate

Tolonglah berilah aku jalan
Untuk kembali dari sisi dunia
Yang gelap tanpamu kini
Saat kau pergi dari hidupku

Ku hanyut dalam mimpi-mimpiku
Saat kau pergi hilanglah semua
Tersesat aku melayang
Dan hilang bersama bintang-bintang

Malam ini ku menunggumu…
Kuslalu rindukan tuk bersamamu…

Reff
Oh cinta.. kau mutiara yang kucari
Semua yang tlah ada di diriku
Tlah hilang bersamamu…
Datanglah… cepatlah hadir disisiku
Jiwaku tlah hilang bersamamu
Peluk erat diriku…
Ow…Oh… Uh…
Read more »

November 23, 2011

Tuhan, Tolong

ku rasa getaran cinta
di setiap tatapan matanya
andai ku coba tuk berpaling
akankah sanggup ku hadapi kenyataan ini


oh tuhan tolonglah aku
jangan lah kau biarkan diriku
jatuh cinta kepadanya

sebab andai itu terjadi
akan ada hati yang terluka
tuhan tolong diriku


walaupun terasa indah
andaikan ku dapat juga dirinya
namun ku harus tetap bertahan
menjaga cinta yang tlah lebih dulu ku jalani


Berusaha memaknainya sendiri. Berusaha membacanya sendiri. Menganalisa masalah yang muncul dari dalam diri sendiri sebelum menemukan solusi pemecahan dan pengambilan keputusan yang tepat.
Di sinilah kepandaian berlogika diuji. Seberapa hebat dirimu membaca pikiranmu sendiri. Tidak hanya berusaha merasakan apa yang sedang terjadi, namun menemukan keganjilan yang pastinya akan didapatkan dan berusaha mencari solusi terbaiknya.

Pengambilan keputusan tidak terstruktur terjadi sini. Sebuah keputusan yang melibatkan subyektifitas pelakunya. Sebuah keputusan yang tidak jelas bagaimana struktur permasalahan dan pemecahan. Sebuah keputusan yang sangat tidak rutin terjadi di kehidupan dan tidak memiliki panduan dalam pemecahan. Abu-abu.

Sebelum pengambilan keputusan terjadi, dalam hal ini berkaitan dengan "isi hati", terlebih dahulu hendaknya seseorang mampu mengidentifikasikan problem yang sedang terjadi, apa problemnya dan bagaimana problem itu bisa muncul. Masalah hati, apa masalahnya? galau. Hati sedang galau ketika memikirkan si dia. Lalu bagaimana galau itu bisa muncul? Galau bisa terjadi ketika keadaan emosi seseorang sedang labil -ababil. Bisa jadi, kegalauan terjadi karena ekspresi berlebihan dari pelakunya (aku) juga. Terlalu banyak menonton film drama dan lagu-lagu sendu. Atau mungkin karena TREND galau itu sendiri yang sekarang menjamur di masyarakat (siapa sih yang menciptakan kata galau? *gatau)

Ketika sebuah problem kegalauan ditemukan, lalu muncullah beragam alternatif solusi untuk menghentikan kegalauan itu sendiri. Contohnya, coba hindari kontak telinga dengan lagu-lagu mellow, dan coba mulai dengarkan lagu-lagu rock, reggae, atau metal sekalian. Bisa juga pikirkan hal-hal indah. Mulai menonton drama komedi atau horor mungkin? Satu lagi, coba ajak bicara si dia biar hati tenang. Dan masih banyak alternatif pilihan pemecahan masalah galau.

Setelah alternatif solusi kegalauan diketahui, silakan dipilih, mana yang menurut kamu paling efektif dalam mengusir galau. Kemudian implementasikan, pastikan bahwa pilihan dari solusi pemecahan masalah galau karena cinta berjalan sesuai rencana.

Kenapa ngelantur bicara soal galau? Bukankah tadi menyinggung masalah "Tuhan, tolong" seperti lirik di atas? Entahlah. Lirik dan lagu itu muncul karena terjadinya kegalauan sebelumnya. Ketidaktahuan diri sendiri dalam memaknai perasaan macam apa yang sedang berkembang dan menuntut penyelesaian itulah yang menjadi penyebab galau.

Sesi curhat:
Suatu ketika, kamu merasakan sesuatu yang aneh yang tiba-tiba muncul ketika kamu tidak menemukan seseorang dalam lapak birumu. Ketika kamu....ah, sulit diungkapkan. Ketika kamu....mulai mencari yang tidak ada. Ketertarikan terjadi di sini. Ah. Galau lagi.

Ketertarikan terjadi di sini. Sepertinya yang tertarik hanya seorangnya saja. Aku. Ya. Aku sedang tertarik dengan seorang lelaki (beberapa hari yang lalu). Tahu gak sih bagaimana rasanya tertarik? Sulit dijelaskan. Seperti ini....ehm, ketika kamu....tadi sudah dijelaskan....tertarik adalah permulaan dari sebuah hubungan, kombinasi antara...apa ya? Begini, tertarik itu ketika kamu melihat seseorang itu luar biasa di matamu, berbeda dan unik, sehingga kamu merasa betah untuk melihat atau bahkan bercengkerama dengan dia. Well, sudah tahu kan tertarik? Itu loh...ya kamu merasa gemes dan geregetan gitu kalau ada dia. Tahu?

Setelah ketertarikan itu muncul, maka yang terjadi setelahnya adalah rasa ketergantungan. Waow. Ketika kamu mulai tidak bisa lagi menemukan dia dan bmengobrol ria dengan dia, pasti kamu akan mencarinya dan mulai merasakan RINDU. Nah, itu melibatkan rasa, perasaaan telah ikut campur di dalam sebuah ketertarikan. Ya. Seperti aku beberapa hari yang lalu. Dan level ini dinamakan sebagai suka. Hm, tapi aku ragu....apa aku suka padanya?

Setingkat lebih tinggi dari suka. Salah satu level dengan tingkat kegalauan tertinggi. Jatuh Cinta. Aku tidak mau jatuh cinta. Well, tahu bagaimana rasanya kan? Indah, iya. Sakit, juga iya. Lalu, pertanyaannya adalah....apa hubungannya dengan lirik lagu "Tuhan, Tolong"? Begini, seperti yang tertulis jelas di dalam lirik itu, Tuhan, ehm....tau ah, gelap.

Jadi intinya adalah aku terlalu takut dan mungkin belum bisa untuk mendefinisikaan dan mengidentifikasikan problem yang muncul ini, maka dari itu aku tidak bisa mengambil keputusan dengan benar. BUTA.
Aku cuma tidak mau melangkah lebih jauh saja, sebab ini semua bakal sia-sia dan .....endinganya pasti sakit hati saja. Hahahaha.
So, enjoy aja lah. Nikmati perasaan yang ada tanpa mengusik hubungan siapapun.

Masalah suka? Biar jadi urusanku saja.
Kalau ada yang tanya, "apa kau menyukainya?"
aku hanya bisa menjawab "Tau ah, gelap"
Read more »

untittle

butir halus itu menyemai.
mulai menyembul ke permukaan.

tanpa ragu menguap
menyebarkan noktah noktah

sedikit ujung raganya mengudara.
menghentak perlahan tubuh-tubuh ringkih tak berdaya.

terpengarah pada cahaya malam.
sedikit silau tertahan sentuhan.

menikmati rasa tertahan.
yang semua berakhir dengan kelam.

hanya aku menangis saja
bersama bayang sendu raga

tertikam sebilah ragu
menghantar penyakitan pilu

teriring tangis haru
segala bimbang bercampur jadi satu.

kepada makhluk bernyawa.
ku persembahkan cinta.


Read more »

November 22, 2011

Ruang Rindu

Persekutuan antara perasaku tidak berhenti sampai di situ, sebab segalanya akan tetep seperti itu selama kejalangan masih berdiam di sini, hati.

Sesuatu menyapu wajahku, sejuk. Angin semilir menggelepar, membuatku tanpa ragu menutup mata demi merasakan kenikmatan belaiannya. Di bawah teduh pohon mangga satu-satunya di antara semak yang menutupi aliran sungai kecil itu aku tertidur, menidurkan diri, merebahkan punggung di atas rerumputan liar. Headset mungil warna hitam masih menancap di kedua telingaku. Sekumpulan bunyian merdu mengalun indah, melodinya bermain-main lincah. Apik didengar telinga.

Di daun yang ikut mengalir lembut. Terbawa sungai ke ujung mata. Dan aku mulai takut terbawa cinta. Menghirup rindu yang sesakkan dada.

Mataku terbuka, pelan. Mencoba mengumpulkan sinar. Mengerjap-ngerjap pelan. Lalu ku perhatikan langit di atas sana. Biru. Di sisi langit lain ku lihat gumpalan awan putih menjelma menjadi sekelompok kawanan sapi. Sapi? Dahiku mengernyit. Kok sapi? Bibirku mengerucut. Lalu aku bangkit dan mendongak ke arah langit sebelah utara itu. Mengucek-ucek mataku yang pandangnya masih belum sepenuhnya normal. Kenapa semakin dikucek semakin timbul banyak bayangan sapi? Ah...kenapa harus sapi?

Bayangan lelaki itu muncul tiba-tiba. Di depanku. Seorang lelaki tanggung dua puluhan tahun sedang berjongkok memperhatikan tanganku yang tengah menari-nari di atas keyboard. Dengan kaca mata lebar frame hitam kotak itu dia memperhatikan setiap gerakan tanganku dengan seksama. Tak ada yang tertinggal. Bahkan ketika nyamuk berhasil menggigit tanganku, dia tahu. Sejenak disandarkannya dagu kecilnya ke meja lalu merebahkan kepalanya kemudian. Aku meliriknya sekilas melalui celah kaca mataku. Aku tersenyum geli mendapati dirinya tengah menguap.
"pulanglah....kau pasti lelah" bujukku tanpa meninggalkan mata dari layar laptop.
"nanti ah, nanggung...." balasnya tanpa mengacuhkan omonganku. Lalu setengah jahil dia memainkan puplen yang tergeletak di atas meja. Tok Tok Tok. Sampai menimbulkan bunyian menjengkelkan.
"sapi....berisik ah, nggak konsen nih" gerutuku tanpa menghentikan ketikanku.
"biarin. Emang lagi nulis apaan sih? serius amat? sampai aku dicuekin? lama nih nunggunya" dia merajuk
"siapa yang menyuruhmu menunggu? bukannya dari sejam yang lalu aku telah memintamu untuk pulang?" Kali ini aku harus melihatnya, mau tidak mau memandang wajah konyolnya yang menggemaskan itu.
"aku mau pulang bareng kamu" jawabnya singkat.
"aku masih lama pi, tugasku banyak, harus diselesaikan sekarang juga"
"gak bisa diselesaikan di kos saja?"
"gak bisa. Aku musti browshing terus. Modem lagi nggak ada pulsanya. Aku butuh wi-fi. Di kantin kan 24 jam. Jad........" belum sempat melanjutkan kalimatku, dia telah menutup paksa laptopku, sambil tersenyum penuh kemenangan, dia mengambil paksa laptop dan menaruhnya ke dalam ransel yang tergeletak di samping kanan meja dan menaruhnya di pundak. Aku berteriak padanya.
"sapiiiii!! apa-apaan sih? tugasku....arch......"
Tanpa berkata apapun, dia menyeret lenganku, memaksaku untuk mengikuti langkah panjangnya.
"sapi, tugasku! sialan. ilang itu ntar. Ya ampun...." aku memukul-mukul kecil bahunya.
"diam!" tiba-tiba suaranya meninggi. lalu dihentikannya langkah kakinyanya sampai membuatku tanpa sengaja menginjak kaki kanannya. Dilihatnya aku dengan gusar.
"apa?" aku menatapnya judes. Dia menatapku aneh.
"Paris"
Ces. Jantungku rasanya meninggalkan rongga dada, seperti masuk ke perut dan menghentak-hentak tak karuan. Detakannya membuat perutku mulas. Sampai keringat dingin mengucur. Kabar buruk muncul.

Jalanku hampa dan ku sentuh dia. Terasa hangat oh di dalam hati. Ku pegang erat dan ku halangi waktu. Tak urung jua ku lihatnya pergi

Ku tutup mataku lagi. Berharap bayangan lelaki itu menghilang. Dadaku berdebar ringan. Denyutannya normal namun cukup baik untuk membuat sebagian tubuhku terguncang. Ku telan ludahku sendiri. Ku hela napas panjang lalu membuangnya perlahan. Mataku terbuka lagi. Dan pemandangan malam itu muncul lagi.

Lama aku mencoba mencerna kalimat terkahirnya di lapangan basket tadi. Aku sempat menggigit bibir bawahku saat telah benar-benar menyadari tidak ada gurauan di dalam kalimat-kalimatnya. Dan aku sedang tidak bermimpi.
"baby....maafkan aku karena telat memberitahu ini. Bukan maksudku untuk mengagetkanmu. Bukan. Aku hanya berpikir bahwa...bahwa inilah waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya. Ehm....jangan menangis ya.....kita masih bisa ketemu kok, kan ada YM, ada facebook, ada twitter, ada koprol. Ya kan?" Safi berusaha tersenyum, mencoba meremas tanganku agar aku tenang, namun segalanya malah tak menjadi tenang setelah mendengar perkataannya tentang Paris, kota impianmu.

Dua hari sejak perkataannya tentang Paris. Aku mengurung diri. Tidak menerima sms atau panggilannya. Dan bahkan menolak untuk menemuinya. Aku tak peduli. Kejahatanmu terlalu besar. Kesalahanmu tak terampuni. Aku tak ingin menemuinya lagi. Paris telah membuatku benar-benar jengkel sebelum aku mendengar teriakanmu siang itu.

"kalau kamu gamau buka pintu kamar, ya sudah. Hm, aku berangkat jam 3 sore nanti by.....datang ke bandara ya, kalau sempat. Oya, aku mau memberimu ini. Aku taruh di rak sepatu ya By...aku pulang. Bye Baby Gracia....eh sorry, bukan Bye tapi See You. Kalau bye, aku nggak bisa ketemu kamu lagi donk By. See You ya, By...I'll miss you"
Aku tersenyum geli mendengar ucapan perpisahan darinya dari balik pintu kamarku yang terkunci. Safi....sapi gila. Di saat perpisahan seperti ini masih saja melucu. Namun, senyum tak bertahan lama di bibirku, sebab sesaat setelahnya aku menangis. Tubuhku melorot di lantai. Ku cengkeram kerah bajuku, mencoba menahan sakit. Hei, jangan menangis.


Tak pernah ku ragu dan selalu ku ingat. Kerlingan matamu dan sentuhan hangat. Ku saat itu takut mencari makna. Tumbuhkan rasa yang sesakkan dada.

Kembali menekuri memori dua tahun lalu. Kembali merasakan sakitnya kehilangan. Bersama desau angin yang melambai-lambaikan rerumputan gajah liar, ku benamkan seluruh perasaku ke sana. Mencoba mengingat segala kejadian yang terekam dengan sempurna bersama Safi, lelaki cerdas dengan mulut cadas, seorang pengguru yang hebat, seorang penutur yang ulung, seorang kocak, seorang gila. Tiba-tiba saja hawa gerah menyelubungi tubuhku meskipun jelas-jelas angin tidak malas untuk bergejolak. Seluruh tubuhku seperti tertikam gersang. Semua terasa panas. Bahkan terik matahari di atas sana tak sampai hati membuat keringatku mengucur deras, namun perjalanan singkat ini membuat peluhku jatuh berlarian, berjatuhan, dan membuat poniku menggumpal.

Sesaat kemudian, setelah tak ada suaranya lagi. Aku berdiri dan membuka kuncian pintu kamarku. Ingin melihat sesuatu yang dititipkan Safi di rak sepatu. Namun sebelum aku melongok ke rak, jantungku melonjak tak keruan ketika ku dapati Safi masih berdiri di depan pintu kamarku lengkap dengan senyumnya. Tanpa aba-aba aku memutar tubuhku. Menyembunyikan sesuatu yang tak boleh dilihatnya.


Debar aneh menelusup dada. Meringkuk. Memberontak saat mencoba ku bangunkan. Ingin rasanya meninju kuat-kuat sesuatu yang menumbuh tiba-tiba di dalam hati. Rasa itu muncul tanpa sempat ku cegah sama sekali. Duhai waktu, aku ingin memberontak padamu. Kenapa putar jam begitu cepat? Kenapa per jamnya hanya 3600 sekon? kenapa tidak 3.600.000 sekon saja? Ah, andai....andai aku bisa memutar balikkan waktu. Tak akan ku biarkan lelaki ini pergi. Hey, aku ingin dia tetap di sini. Meskipun kadang tingkah gilanya membuatku ikut gila namun aku menyukainya.


Kau datang dan pergi oh begitu saja. Semua ku terima apa adanya. Mata terpejam dan hati menggumam. Di ruang rindu kita bertemu.

Ku pukul-pukul tanah bertikar rumput itu. Mencoba melampiaskan kekesalan yang masih menggunung di dalam hati. Mencabut paksa rumput-rumput dini yang baru beberapa hari meninggi. Lagi-lagi aku memberontak, bukan pada waktu, namun pada rindu. Aku merindukanmu.
Aku merindukan setiap tutur busuk yang keluar dari bibirmu. Juga gumam tak jelas yang kadang meluncur saat aku sedang merasakan cinta. Seperti katamu dulu, dan jalang ketika cinta mulai masuk ke dalam ruas-ruas hatimu. Seperti kata pengguru yang meludahi setiap kata soal cinta. Ini omong kosong. Dia perbudaki otakmu sendiri dengan kelainan perasamu.

Sekarang, aku adalah jalang. Sebab telah merindukanmu dengan kejalangan itu.
Read more »

November 21, 2011

Aku Terbiasa

karena aku terbiasa jatuh, karena aku terbiasa terluka, karena aku terbiasa sakit, karena aku terbiasa menangis. karena itu, aku baik-baik saja.

Ku telusuri jalanan pangsud sampai raya darmo sepanjang sore tadi. Seperti biasanya, aku sendirian saja. Ditemani mp3 butut sambil bersiul sesekali. Ditemani pekak klakson-klakson kendaran yang tanpa ampun membisingkan jalan. Ditemani asap pekat yang membumbung di angkasa. Ditemani....kamu, malaikat kecil yang terus berlarian kecil di sampingku, senyum simpulmu menguatkan langkah gontaiku.


Lututku tiba-tiba melemas, persendianku rasanya terlolosi. Aku limbung dan hampir tersungkur di atas badan jalan. Tubuhku gemetar mencari pegangan. Lalu ku robohkan sebagian tubuhku di trotoar lebar depan rumah sakit Darmo. Mataku berair. Merabun seketika pandangku. Dadaku sesak. Aku terisak.


Napasku tersengal. Sesuatu mencengkeram kuat dadaku. Tenggorokanku sakit bukan main menahan tangis. Aku ingin berteriak pada setiap orang, aku ingin berontak padaNya, melampiaskan kekesalan yang telah naik sampai ke ubun. Aku ingin memaki. Ingin menjerti pada langit.

Tak ada wewangian, pun harum mawar, pun parfum seperti biasanya yang ku pakai. Tak ada ranjang tidur seperti di kamarku, tak ada meja, tak ada kursi. Aku meraba, cuma sepetakan bilik tanpa jendela.

Aku mencium sesuatu yang tak pernah tercium oleh inderaku sebelumnya. Bukan obat, bukan juga rumah sakit. Pengap. Aku hampir kehilangan napas. Dimana oksigen? dimana? aku hampir kehilangan napas.

Aku tak bisa melihat apapun, bahkan dari jarak pandang satu meter sekalipun. Padahal mataku telah melebar selebar-lebarnya. Ini dimana? kenapa semuanya gelap? buta kah aku?

Aku terisak sendiri di atas jembatan penyeberangan raya darmo dengan keadaan mata tertutup. Aku mengigau. Aku terbangun. Aku menengok kiri kanan. Jalanan ramai, langit masih di atas sana. Dan semuanya terang. Lalu ku sembunyikan kepalaku, menunduk memeluk lutut. Aku terisak, lagi.


oh, ini sakit Tuhan, sakitnya melebihi apapun, melebihi kehilangan seorang lelaki sekalipun.
tiba-tiba saja seorang anak jalanan menghampiriku. Tahu aku terisak, seketika dia lagsung menunduk, memperhatikan wajahku yang basah "kakak kenapa ?"


gadis kecil penjual koran berusia sekitar delapan tahun itu mengamati wajahku yang kusut. aku tersenyum padanya "gak apa2 kok dek, kakak cuma sedih aja" . 

dengan antusias dia bertanya lagi "sedih kenapa kak?". 
setelah mendesah sekali baru ku jawab "kakak merasa gagal" . 
dia bertanya lagi "gagal kenapa kak?" 
aku tersenyum padanya "gagal karena jadi anak bodoh dan tidak berguna" . 
dia bingung dengan jawabanku, aku lihat dahinya mengernyit tidak mengerti..  
sudah ya, jangan tanya lagi atau aku akan benar-benar menangis

lalu aku bangkit dari dudukku dan menyodorkan uang lima ribuan kepadanya. sambil tersenyum aku berkata "kakak beli korannya, tapi korannya buat adek aja" dia melompat girang. sambil berlalu aku masih bisa mendengarnya berteriak "kakak, terimakasih...." ku hentikan langkahku sejenak, lalu memutar bahuku dan melambaikan tangan untuknya. dalam hati aku berkata "jangan jadi sepertiku sayang, kau lebih berguna daripadaku, sesungguhnya..." dan dadaku kembali sesak, terguncang, sakit.

aku sudah berdiri di depan gramed. ada rasa enggan untuk memasukinya. namun aku harus masuk. aku ingin menenangkan diri. aku ingin berkutat dengan puluhan novel yang telah menantiku di rak-rak toko buku. aku ingin menyudutkan diriku di dalam sana. ya, menyendirikan diri dalam kesendirian...


karena aku terbiasa jatuh, karena aku terbiasa terluka, karena aku terbiasa sakit, karena aku terbiasa menangis. karena itu, aku baik-baik saja.


aku baik-baik saja. percayalah. jangan lagi kau bualkan katamu padaku dengan selentikan "semangat ya, sabar ya". oh, aku tidak membutuhkannya. aku telah terbiasa seperti ini. jiwaku lebih kuat dari apa yang kau bayangkan. aku lebih tegar dari apa yang kau pikirkan. biasa saja menanggapinya, jangan berlebihan. jangan menganggapku seolah rapuh dan patut dikasihani. aku bisa. sebab aku masih berdiri dengan kedua kakiku sendiri....


jangan menangis gadisku yang manis, jangan menangis sayang....semua akibat karena sebab, semua berjalan beriringan, hubungan timbal balik selalu ada, setiap kesalahan ada hukuman. bukankah kita telah mengerti? dan bukankah Tuhan telah menciptakan keadilan di sini? :')

aku memang terbiasa jatuh. namun, aku tidak pernah lupa bagaimana caranya berdiri (lagi)
aku baik-baik saja
Read more »

November 16, 2011

Terpenjara

Bersembunyi di balik tudung jaket coklat tebal, 
membiarkan pelupuk mata tertutup sebagian, 
menghimpit badan di pojok ruang berpetak. 
lalu bertanya pada malam, 
kemana larinya terang yang menyangga bumi tadi siang ? 

Memutar kepala, 
menengok kiri kanan mencari kepastian. 
Meraba pergelangan tangan, 
melirik arloji yang terpasang. 
Lalu menggerutu ringan, 
"sampai kapan aku di sini?"

Duduk dengan satu kaki 
menjuntai di tepi ranjang reot 
di sebuah bilik berpenghuni laba-laba beserta sarangnya. 
terkurung bersama debu yang menebal di atas meja dan kursi sebelahnya. 
tak ada nyawa yang bebas menahan napas di sana. 
sebab indera tak dapat jalan apa-apa untuk meraba udara. 
pengap...

pekik tolong menggema dalam ruang. 
tak ada sahut, pun juga sapa...
aku terpenjara.

Dan pada malam yang kelam, 
bersama debu dan teman - temannya, 
ku habiskan sisa malamku dengan ragu, 
akankah aku tetap di sini seperti musim yang lalu ? 
dan aku tak tahu itu
Read more »