November 30, 2012

Lomba Cerita Cap Kaki Tiga

tentu saja cerita ini bukan fiktif. ini kisah nyata.

lomba ini seratus persen saya ikuti karena kakak saya yang sekarang sedang di rumah menikmati masa-masa kegendutannya. hehehe.

seperti biasanya ketika saya browshing lomba tiba - tiba menemukan lomba ini. saya senang, punya sedikit harapan untuk merealisasikan mimpi itu. semoga ya :)

nanti jika saya memang memang (amin), akan saya berikan persembahan itu untuk kakak tersayang.

tunggu ya kakak, mari berdoa semoga saya menang dalam lomba cerita ini :)


baca ceritanya di: Dari Adik Untuk Kakak


Read more »

November 27, 2012

Mimpi

Berusaha mengubur masa lalu dan menjadikannya tiada adalah salah. Yang benar adalah menjadikannya kenangan yang tidak ditiadakan. Karena suatu saat, kenangan macam apapun itu bakal kembali datang. Segala ingatan akan menguar ke permukaan tatkala waktu menginginkan dia kembali. Atau, opsi yang lainku mengatakan ingatan dan kenangan akan datang ketika masa - masa yang begitu dicintai sedang dirindukan. 

Iya, aku mencintai masa itu. Masa dimana aku hanya bisa merasakan sedih, senang, dan sayang secara bersamaan. Tidak ada kecewa di sana. Tidak ada rasa dendam dan sakit yang membuat kualitas otak dan hati menurun seperti setelahnya.

Eks. Aku memberinya nama Eks. Dia satunya satu kenangan terindah yang pernah singgah. Satunya satu kenangan yang memberiku mimpi ketika sama sekali tidak aku pikirkan dan bahkan bayangkan. Dia datang sendiri tanpa ku minta, tanpa ku undang. Dia adalah memori yang mengalir begitu saja mengikuti alur yang Dia tentukan.

Senang?
Tentu saja.

Kenapa bisa begitu? Entahlah. TanganNya menuntunnya untuk mengunjungiku meskipun di dalam mimpi saja. Jiwanya seperti masuk dan merasuk ke dalam tidur panjangku. Aku tidak bisa menolak dan bahkan membantah ke-ada-annya di sana. Aku senang sekaligus sedih.

Kenapa?

Senang karena lewat mimpi kami bisa berkomunikasi. Entah sudah berapa tahun aku tidak melihatnya, dan bahkan sekedar bercakap - cakap dengannya. Aku merindukannya. Sungguh. Dan sedihnya adalah karena aku tidak bisa menjumpainya lagi. Kapan mimpi itu datang lagi?

Seharusnya aku bercerita bagaimana caramu mendatangiku lewat mimpi itu. Sedikit menyesakkan, hanya saja aku masih bisa berpuas diri karena kau datang kembali. Meskipun kau dulu datang dengan wanitamu, selalu dengan wanitamu. Namun ketika ku dengar kalian putus, ternyata dalam mimpi pun kau datang sendirian. ketika kalian masih berpacaran, kalian datang bersama. Namun ketika putus, hanya kau yang datang. Pertanda apa ini?

kidung abadi? I wish. sebuah kisah kasih sekolah yang tiada duanya. torehan memori yang membuat hati menari - nari ketika merabanya kembali. aku jelas - jelas merindui memori yang satu ini. cukup dengan membayangkannya saja membuat senyum dan tawaku mengudara. inilah sebenar-benarnya kisah.
putih biru, jendela, parkir sepeda, lapangan basket, pramuka, sore, hujan, jebakan, kekonyolan, surat menyurat, dan lainnya. 
:)

@Surabaya, ketika pintu gerbang dibuka kembali ketika alam bawah sadarnya sedang merindukanmu :)
Read more »

November 25, 2012

Seperti Seharusnya

Luna terperanjat melihat Nathan mengemasi pakaiannya ke dalam koper. Mulutnya menganga karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Matanya mengerjap – ngerjap pelan. Ia tidak pernah berpikir bahwa lelaki itu bakal menepati perkataannya. Dikiranya, Nathan hanya membual. Ia hanya mengancam seperti biasanya. Namun tanpa disangkanya Nathan bakal senekat ini. Api cemburu membara di matanya. Kemarahan terpasung di dalam napasnya yang berkejaran.

Luna berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah. Ia bersikeras untuk tetap berdiri tegar melihat Nathan dengan kasar melempar semua pakaiannya ke atas kasur dan menjejalkannya sembarangan ke dalam koper. Dada Luna mendadak diliputi nyeri. Ia ingin sekali berlari memeluk lelaki itu dari belakang, melingkarkan kedua tangannya ke pinggang seraya berkata “jangan pergi.” Namun lidahnya diam dengan sempurnanya. Mendadak bisu, seperti ada benang jahit yang membelit.

Benarkah lelaki ini bakalan pergi dari hidupnya? Bisa apa dia tanpa Nathan di sampingnya? Langit sepertinya mau runtuh. Bumi sepertinya mau terbelah. Dan dirinya sendiri sepertinya mau jatuh ke dalam jurang terdalam. Bisa dia berdiri kembali tanpa lelaki itu? Luna tak yakin tahu apa jawabannya. Ia menyangsikan bahwa hidupnya bakal baik – baik saja tanpa Nathan. Ingin ia menolak menikah dengan Daniel dan mengatakan padanya bahwa dia mencintai lelaki lain. Ia mencintai lelaki di hadapannya ini, cinta pertamanya. Namun Lullaby? Bagaimana dengan anak semata wayangnya itu? Gadis kecil itu membutuhkan ayahnya. Ia tidak tega memisahkan anak dan ayahnya di saat hidup ayahnya sedang di ujung persimpangan, antara hidup dan mati.

Masih tetap berdiri, perlahan ia mundur sampai menyentuh punggung meja. Tubuhnya gemetar. Matanya berkedip - kedip merah. Jantungnya berlarian begitu cepatnya. Tenggorokannya seperti dihantam martil. Sakit berjejalan memenuhi rongga hati. Ia berpaling untuk menyembunyikan air mata yang telah meleleh di pipinya. Kedua tangannya menyentuh meja. Jari - jarinya bergetar menahan emosi yang menggebu.

Luna ingin ambruk saat itu juga. Ia ingin menjerit dan menangis sekerasnya. Ia ingin bilang bahwa dirinya tidak menginginkan lelaki itu pergi. Ia menginginkannya berada di sampingnya, selamanya. Seperti dulu, dua belas tahun lalu ketika masa putih biru membuat hidupnya bagai langit siang yang cemerlang. Seperti dulu ketika ia dihadiahi tawa yang mengudara di setiap harinya. Seperti dulu saat binar - binar cinta remaja mulai tumbuh dan memasung harinya dengan sempurna. Surat cinta.

Nathan telah berhasil mengemasi semua barangnya. Ia berdiri di belakang Luna yang masih memunggunginya. Kakinya ingin bergerak menghampiri Luna. Namun rasanya seperti ada tangan tak terlihat yang mencengkeram kakinya agar tetap berdiri di tempat.

Nathan bisa melihat tubuh Luna yang lunglai. Ia bisa merasakan tubuh wanita itu melemah dan hampir ambruk. Napasnya tak beraturan. Bahunya naik – turun. Ia ingin mendekap wanita itu dari belakang dan berbisik bahwa dia begitu mencintainya. Ia tidak ingin meninggalkan dia lagi. Air mata Nathan mengambang dan hampir jatuh. Tapi kemudian dia menarik kepalanya ke atas dan mengedipkan matanya dengan kasar agar air matanya segera lenyap. Ia segera mengusapnya dengan punggung tangannya.

Luna berbalik. Meskipun air mata telah hilang, namun mata dan hidungnya yang merah kentara di mata Nathan. Luna membuang muka. Berusaha untuk tidak menatap mata yang selalu dia rindukan. Ia takut kalau ia sempat menatapnya, ia bakalan berteriak dan memintanya untuk tetap tinggal.

Jarak mereka semeter. Nathan bisa melihat dengan jelas wajah wanitanya yang pucat. Bibirnya bergetar. Nathan kemudian membuang muka. Ia tidak tega melihat Luna seperti itu. diletakkannya dengan kasar koper yang ia tergantung di tangannya. Ia bergerak mendekati Luna.
"aku pamit" Nathan mendekati Luna.
Luna diam. Hatinya hancur. Ia tak kuasa menahan air matanya untuk tidak jatuh di hadapan Nathan. Segera Nathan meraih tangan Luna. Ia meremasnya dengan lembut. “ikutlah bersamaku. Mari kita mulai segalanya dari awal. Mari kita bangun kehidupan baru. Aku, kamu, dan Lullaby”

Luna menarik tangannya dengan halus. Nathan melihatnya getir. Sakit. dadanya sakit.
"aku nggak bisa ninggalin Daniel dalam keadaan seperti ini, Nat...."

Nathan melirik Luna yang tengah bersimbah air mata. Ia tidak tega. Sesegera mungkin ia ingin menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Ia ingin menenangkannya segera. Mendekapnya ke dalam pelukan dan mengusir semua kegundahan yang ada dalam hatinya. Namun pilihan Luna untuk tetap tinggal bersama lelaki itu membuat dadanya bertambah sakit. Itu adalah sebuah penjelasan bahwa Luna tidak menginginkannya lagi.
“kamu milih Daniel”
Luna ambruk.
"bukan...bukannya aku milih Daniel. aku hanya..."
"hanya?"
"Daniel adalah ayah dari anakku...."
"lalu aku?"
"anakku butuh Daniel"
"lalu aku?"
"aku nggak mungkin misahin mereka"
"lalu aku?"
“Daniel sedang sekarat, aku nggak mungkin ninggalin dia”
“lalu aku?”
Nathan mencengkeram lengan Luna dengan gemas. Ditatapnya dengan nanar kekasihnya yang kini bersimbah air mata di bawah kakinya.

"anakku butuh ayah"
“memangnya aku tidak becus jadi ayah buatnya?”
“anakku butuh ayah kandungnya”
"tapi kau butuh aku"
Luna menggigit bibir bawahnya. Ia tidak munafik jika dirinya memang membutuhkan Nathan. Tapi Lullaby? Akankah dia seegois itu membiarkan anaknya jauh dari ayah kandungnya sendiri?

“sebegitu mudahnyakah kau mengorbankan cinta pertamamu?” hati Nathan diliputi lara mendalam ketika menyebut cinta pertama. Seharusnya ia tak kembali. Seharusnya ia tak berusaha untuk merebut Luna lagi. Seharusnya ia puas diri dengan hidupnya yang sekarang ini. Seharusnya ia sadar bahwa cinta pertama hanya milik dongeng semata. Tidak ada cinta pertama baginya. Semua sudah ditakdirkan untuk saling berpisah dan menjalani hidup sendiri - sendiri.
“cinta adalah pengorbanan”kata Luna, bibirnya bergetar. Ditatapnya nanar mata Nathan.
“bukan. Cinta adalah apa yang dulu pernah aku berikan padamu. Cinta adalah aku, rumahmu”
Luna tidak bergerak. Hanya air matanya yang meleleh jatuh ke satu – satu ke lantai. Dadanya seperti dihantam ribuan ton besi. Sakit dan hampir kehilangan detak teraturnya.

Perlahan Nathan melepaskan cengkeramannya di lengan Luna. Ia melepasnya dengan getir. Ia pasrah dengan pilihan Luna. Keadaan memang tidak pernah berpihak pada mereka. Seperti dulu ketika mereka berpisah tanpa tahu alasan kenapa harus berpisah.

Kemudian ia menyeret kakinya menjauhi Luna yang terduduk di lantai. Hatinya sakit jika harus berlama - lama di hadapan Luna. dadanya bergemuruh keras. Air matanya meleleh. Ia masih saja mengharapkan bahwa Luna bakal memilih dirinya. ia masih saja bermimpi bakal mendapatkan kembali cinta pertamanya itu. Nathan berbalik, ia masih melihat Luna yang terdiam. Kali ini ia harus mengatakan selamat tinggal padanya, bukan lagi sampai jumpa seperti biasanya.

Nathan hendak meraih gagang pintu, namun ia menyentuhnya dengan ragu. Ia berbalik lagi namun masih menemui Luna yang diam menyeribu bahasa. kali ini ia harus benar – benar pergi. "aku terbang ke Milan sore ini"

Luna menggerakkan kepalanya. Nathan ke Milan?
Ia ingin berdiri. Bangkit dan berlari ke arahnya. Namun kakinya seperti kehilangan tulang juga sendi. Ia tidak bisa bergerak. Bunyi pintu yang ditutup berhasil ditangkap oleh telinga normal Luna. Ia menoleh. Nathan sudah tidak ada. Ia telah pergi. Benar – benar pergi. Luna mengerang Ia ingin bilang bahwa ia sangat mencintainya, ia tidak ingin cinta pertamanya itu kembali pergi.

Ia bangkit dan menyeret kakinya ke arah pintu. Ia ingin membukanya. Ia ingin mengejar Nathan. Namun keraguan meraung - raung di sekujur tubuhnya. Kemudian ia lemas. Terduduk kembali di lantai sambil menjerit. Ia remas kepalanya yang hampir pecah. Ia meraung. Menangis.

Nathan masih di depan pintu. Tangannya masih menggantung di udara, ia hendak meraih gagang pintu itu lagi namun tak cukup mampu. Ia tidak mungkin menghalangi keputusan Luna untuk tetap bersama Daniel. Kemudian ia mendengar suara Luna menjerit. Dan setelahnya ia jatuh ke lantai.
 

Read more »

November 22, 2012

Cowok BANCI


bapak bilang: masalah laki-laki itu gampang, yang penting selesaikan skripsi dan kerja, bagus kalau bisa membantu kakakmu juga. lelaki yang datang dulu itu, bapak sudah tahu kalau dia cuma "melihat-lihat" saja. 

aku: iya Pak, saya tahu kok. sekarang saya sudah tidak berhubungan dengan dia lagi.
(dalam hati) tentu Pak, laki-laki bagi saya gampang. saya tidak mikirin mereka sekarang. fokus skripsi saja. persetan dengan makhluk yang namanya lelaki. lidah mereka lebih nista dibanding lidah wanita (bagi saya). dan siapapun nanti yang menjadi jodoh saya, insya Allah dia yang terakhir. saya juga tidak mau dan bahkan tidak minat dengan laki - laki yang ada di masa lalu saya, tidak terkecuali dia, dia atau bahkan si bangsat itu.

dan nanti, jika saya menikah di usia yang lebih dari 25 tahun, bukan berarti saya pilih-pilih atau bahkan TIDAK LAKU. tapi saya memang berniat dan bertekad bahwa saya tidak akan menikah sebelum saya sukses membuat ketiga orang di rumah saya tersenyum akan keberhasilan saya! itu janji saya. dan bahkan dalam kepala batu saya, saya tidak berminat untuk menikah. saya ingin melajang lama. gila bukan? tapi itulah kenyataannya. bagi saya, lelaki ya seperti itu....lelaki yang berhasil mereka petakan menjadi dua itu masuk di kepala saya berdasarkan pengalaman pribadi saya, kalau nggak bangsat ya banci. kebanyakan bangsat, tapi saya menemukan satu yang banci.

saya akan mencoba buta dan tuli pada perkataan orang nanti. ini hidup saya. dan saya yang berhak mengatur jalannya. masa bodoh dengan segala hal yang mereka bicarakan. ya selama apa yang saya lakukan tidak mengganggu mereka pastinya.

perbincangan ini adalah akibat dari datangnya seorang lelaki paling bangsat yang pernah saya temui. dia lebih bangsat dari berbagai macam lelaki yang pernah mampir di hidup saya. dia memang tidak menyentuh saya. hanya saja, dia "memukul" keluarga saya dengan sangat keras. lelaki ini semacam merendahkan keluarga saya. oke. terimakasih karena anda telah melebarkan mata saya bahwa saya tidak PANTAS untuk anda yang kaya raya seperti itu. bapak saya sadar akan hal itu sejak anda menjemput dan datang ke rumah saya. hahahaha. saya memang tidak berminat dengan anda. dan ketika saya menerima tawaran anda untuk dijemput, ya saya biasa aja. tapi, yang membuat saya tidak biasa adalah.... ANDA, lelaki paling bangsat yang pernah saya kenal. saya tidak perlu menceritakan detail nya. tapi, urusan strataa (ini gaya bahasanya Vita) memang benar adanya sekalipun saya bergelar S1 (nanti). orang miskin gak pantes sama orang kaya, gitu kan?

anda ini lelaki macam apa? anda yang datang menawarkan diri dan pergi begitu saja setelah melihat kami yang seperti ini. hahahaaaa. dan saya baru tahu kalau anda mendekati saya ketika anda sedang putus dengan pacar anda. sekarang ternyata sudah balikan. maksudnya apa? anda berniat menjadikan saya pelarian tapi gagal? WOW

saya tidak suka dengan anda, saya hanya tertarik, dan itu sedikit. saya tidak marah karena anda tidak tertarik dengan saya. yang saya sesalkan hanya satu. sikap BANCI anda itu. anda yang meng-invite akun FB dan bbm saya dan anda juga yang mendelcont dan memblock akun FB saya. well well well, saya salah dimananya mas dokter hewan yang sombong dan kaya? *bersyukurlah karena anda berhasil menjadi obyek dalam tulisan saya.

ingat saja, Suatu hari akan ku paksa dia berlutut di bawah kakiku. Suatu hari nanti, dia akan merangkak di atas puing - puing keangkuhannya untuk memohon belas kasihanku.

lihat saja, perbuatanmu padaku akan mendapat balasan yang layak, tidak melalui lidah atau tanganku sendiri, tapi lewat orang lain. keangkuhan dan kesombongan yang kau perlihatkan di hadapan keluargaku akan kau bayar nantinya. kami memang tidak kaya seperti anda wahai dokter hewan. anda boleh saja melecehkan atau membuat saya sakit hati, tapi jangan sekali - sekali anda membuat keluarga saya tersakiti dan direndahkan seperti itu. anda akan menyesal, anda akan bermasalah dengan saya.
Read more »

November 21, 2012

Sembilan

Yang saya inginkan adalah pemuda seperti ia. Ya ia. Ia yang pernah membuat jantung saya melemah, bukan malah berlari riang ketika saya bertemu dengannya. Dia lebih dari istimewa. Saya pikir saya mimpi jika mendamda seorang suami sesempurna ia. Ia sulit dijangkau jika saya tetap tidak mengubah "abu2" yang bernaung di dalam diri saya menjadi sedikit "putih" #AS
Read more »

Delapan

Masa lalu adalah setumpuk kisah usang namun dirindukan. Ya. Ia hanya bisa dirindukan saja tanpa pernah bisa diminta untuk kembali. Lagipula, siapa juga yang mau kembali?
Read more »