April 24, 2015

Takut

Terkadang aku merasa sangat takut...
Bagaimana jika...
Bagaimana jika...
Ah sial. Aku takut. Sungguh takut.

Aku takut. Sungguh sangat takut.

Read more »

April 22, 2015

Berjanji

Aku tlah berjanji pada semesta untuk mengembalikan segalanya sebelum aku dijemput paksa untuk pulang. Aku tak akan meninggalkan utang dalam bentuk apapun.

Dan kepadamu, sudah kumantapkan hatiku untuk berkata jujur tentang semua yang ada di masa lalu. Aku tak mau mati dalam keadaan bimbang. Semua harus kuselesaikan.

Bukan begitu seharusnya aku?

Read more »

Banyak

Aku terlupakan karena aku mengarahkan mereka untuk melupakan. Aku tak lagi jadi istimewa. Aku biasa saja...

Tapi aku yakin kau tak mungkin lupa sebab aku punya tanggungan kepadamu. Dan aku sendiri tak mungkin melupakan itu semua.

Setiap malam kuhitung utang yang harus kubayar. Wow. Banyak.

Read more »

February 20, 2015

Shio Kuda Dalam Tahun Kambing Kayu




12 hours ago"Ini adalah bacaan dan bukan ramalan. Bacaan adalah pengambilan probabilitas segala unsur semesta, subyektif & tentu bisa salah" - Madam Azza (Twitter)

SHIO KUDA


Rejeki: The Fool. 


Tak apa mengambil risiko. Semua usaha sepadan dengan hasilnya.   








Kesehatan: The Moon.
Pindah terkadang jalan terbaik. Energi lama yang tak berguna, lepaskan.   









Keluarga: Chariot. 


Berjuang melalui masa sulit. Kelak akan jadi lebih kuat dan maju.   









Afirmasi: The Lovers. 


Saya berkomitmen memenuhi potensi diri. Yang saya inginkan bisa dicapai.   







Read more »

February 14, 2015

Happy Birthday, Dib!

Hallo teman, sahabat, saudaraku....
Selamat ulang tahun ya. Doa-doa terbaik kupanjatkan. Semoga bahagia dengan segala pilihan. Oh ya, maafkan belum bisa memberikan apa yang seharusnya diberikan. Tapi tunggu saja lah tanggal mainnya. Hehehehe.
Jangan mencariku. Aku masih di sini-sini saja. Keadaanku baik. Bahagia. Sehat.


Selamat tanggal 14 yang ke 24 ya.
Read more »

Menghilang?

"berhenti! cukupkan segala imajinasi itu. kau takkan tahan jika terus berbicara dengannya"

*
berhentilah segera setelah kau tahu bahwa di mimpimu muncul dia. kau tahu kau mulai memikirkannya, dan ini tak boleh dilanjutkan. kau sadar benar bagaimana posisimu sekarang. bagaimana bisa dengan mudahnya kau jatuh dan hanyut dalam setiap kata-kata yang dia buat? dia bukanlah tipe pujangga yang manis menyusun kata-kata puitis. bukan. tapi kenapa kau mudah untuk jatuh?

dia membuatku tertawa, itu saja.
hal-hal gila dan beberapa pengalaman yang dia bagi membuatku merasa bahwa orang ini WAH. guyonan konyol dan kata-kata jujurnya membuatku merasa nyaman. hey, bukankah seharusnya kau berteman saja dengannya seperti di awal-awal perbincangan kalian?

seharusnya berteman. tapi aku mulai sadar ada yang tak beres ketika tetiba dia mulai banyak bercerita soal mantannya. ya Tuhan, ada yang nyeri di sini, di hati ini. dan semua itu diperparah dengan kehadirannya di dua kali mimpiku. ini tak boleh, tidak. berhentilah sebelum kau kehilangan teman barumu.

haruskah aku menghilang?






oh sial. jatuh cinta yang menyakitkan harus segera dikuburkan.
jangan ditahan, tapi juga tak perlu diungkapkan.
diamlah selama kau bisa diam.
biar waktu yang menghapus jejakmu, kata Peterpan dalam lagunya.






Read more »

Bagaimana Jika

"bagaimana jika aku mulai rindu denganmu?"


*

dua anak tangga dilaluinya sekligus. ketika sampai di ujung, langkah kakinya mulai berat. tubuhnya kaku di tempat. dilihatnya Pram tengah menangis di pelukan seorang perempuan yang ia kenal sebagai mantan pacar Pram. Lara menahan napas menyaksikan mereka berpelukan, dan bahkan berciuman. mereka telah "kembali," seru Lara di dalam hati.

*

Lara melukai diirnya sendiri ketika diam-diam mulai jatuh cinta dengan kawannya sendiri. Pram adalah penjelmaan seorang malaikat sekaligus setan dalam hidupnya, yang justru itulah yang menjadi daya tarik baginya. Lara sadar benar bahwa apa yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang salah, namun juga tak dibenarkan oleh sebagaian orang.

diam-diam menyukai sahabatmu sama saja dengan menggali kuburan bagi persahabatan kalian. Lara tahu itu dengan benar. namun apa yang harus dia lakukan ketika mendadak dadanya berdebar ringan waktu berdekatan dengan Pram? Lara sudah berusaha mengusirnya, namun semakin dia berusaha maka perasaan itu semakin menggila.

lalu puncak kegilaannya adalah ketika Pram bercerita bahwa Mel, mantan pacar yang sering dia ceritakan, memintanya untuk kembali lagi. Pram memang masih sangat mengharapkan Mel untuk kembali ke pelukannya. hubungan yang dia bangun selama lima tahun tak akan bisa sebegitu mudahnya dilepaskan. Pram tahu resiko mereka kembali. sesuatu yang sudah pecah, tak bisa diperbaiki lagi. meskipun dilem, bentuknya tak akan lagi sempurna. Pram sadar, namun dia akan berusaha untuk menjaga agar hubungan itu tak lagi retak.

maka sore itu, setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa mereka telah kembali, Lara berjanji bahwa segalanya harus dimusnahkan. dia harus menghilang dari Pram untuk sementara waktu.

*


Read more »

February 11, 2015

Untittle

selamat pagi, jendela. aku mau berkabar kepada langit bahwa penyakitku sudah mendingan. sedikit pengobatan aku akan sembuh. ah, aku rindu dunia "luar"

Read more »

Teruntuk Kesedihan

aku merasa lebih hidup karena kehidupanmu yang menenggelamkan, wahai kesedihan.

tahu tidak? aku berusaha sangat keras untuk bangkit namun lingkungan seolah bergeming dan berusaha membiarkanku tetap terduduk di lingkaran setan. lalu aku bisa apa? hanya menangis sesal dan mengutuk diri sendiri atas segala kelalaian.

lalu tiba-tiba aku merasa bahwa hidupku tak lagi panjang. lantas buat apa menangisi kesedihan? memanjakan penderitaan? marilah kita bersenang-senang. mari bergabung dengan gerombolan pemuda penguasa malam. bukankah kau sangat menggemari petualangan? bermainlah, tertawalah, berbagilah bersama mereka yang dengan senang hati mendengarkan segala kisah yang tertuang.

ragaku telah rapuh. organ-organku mulai didiami penyakit meskipun baru usia dua lima. ah, betapa sedihnya aku karena itu. raga yang kubanggakan tak bisa kujaga.

dan teruntuk kesedihan, aku berterimakasih dengan sangat atas segala bentuk kehadiran. terimakasih telah mengajarkanku untuk terus bertahan, untuk terus meluruskan jalan, untuk terus melebarkan senyuman, untuk terus membentangkan impian. kau tahu, aku tak kan pernah merasa sesendiri ini jika kamu di sini.





yang mencintaimu, Kebangkitan.





Read more »

February 10, 2015

End, Soon!

aku mabuk. mabuk sakit hati setelah pagi tadi Ted meminta mengakhiri hubungan pacaran kami yang sudah berjalan hampir dua tahunan. keparat, dia mengaku telah tidur dengan Sandy sejak dua bulan ini. sebagai perempuan tulen merasa terhina. kurang apa aku hingga Ted berpaling pada seorang laki-laki?

aku mencintainya. tapi tak begini caranya. mampuslah kau, Ted.

kubanting semua benda yang bisa dilihat oleh mata. kurusak semua perkakas yang mampu kujangkau. aku tak peduli dengan setan yang terduduk di pojokan menertawakan kegilaanku malam itu. biar dia meracau seperti sedang sakau. aku takkan bergeming, sebab aku telah kehilangan sadarku.

dua jam berlalu. kaki dan tanganku tak mampu kukenali lagi. perih. darah tercecer di lantai. lalu aku mulai terisak karena kesakitan. kulihat jam dinding tak lagi berdetak. ini jam berapa?

aku telah lama di sini. berdua bersama sebotol minuman yang kurampas dari warung Mak Koni di seberang kontrakan. dasar sial, oplosan. untung aku tak mati.

bicara soal mati, mendadak aku jadi takut mati. beberapa waktu lalu kuhantarkan rekan sejawatku tidur selamanya di pekuburan. aku tak pernah tahu dia bakal semuda itu pergi meninggalkan dunia yang digembor-gemborkannya sangat syahdu itu. dua hari sebelum kematiaannya dia bercerita panjang lebar soal hidup, kepadaku. ya, mendadak dia berceloteh bak pujangga dengan syair-syairnya.

masih ingat betul kalimat terakhir yang diucapakannya saat berpamitan sambil menendang bokongku, "Ra, lo gue....end, soon!"

aku lebih memikirkan soal kematian daripada putus cinta dari Ted. sejuta Ted bisa dicari, tapi mati? tak perlu dicari, akan datang sendiri.












Read more »

Hai, kekasih

hai, kekasih...
kutemukan pelukan menenangkan darimu, kudapat kecup yang menanggelamkan, kuraih belaian memabukkan. aku tak pernah bermimpi bahwa pertemuan kita begitu luar biasa indah. kau tahu bagaimana bahagianya aku ketika meletakkan kepala ke pundakmu? dengan diam-diam memperhatikan sisa jenggot dan kumis yang baru saja kau rapikan, lalu menikmati dengan takjub matamu yang tertutup karena dilanda kantuk

kau nyata. bukan lagi sebuah imaji yang kuragukan keberadaannya. ya. aku bisa memelukmu, merangkul dengan bebas pinggang dan mencubit lenganmu, dan sesekali kugelayutkan diriku dalam kemanjaan yang kau suka itu.

benar. kau menyukai dengan sangat saat diriku mulai merajuk dan bermanja ria di pelukmu. secara otomatis akan kudekatkan diri ke dadamu dan menyadarkan dagu ke sana sembari mengerucutkan bibir. lalu kita mulai bicara, apapun, dengan seksama aku akan mendengarkan lalu mengangguk mengiyakan.

tahukah kamu hal yang paling kusyukuri setelah pertemuan itu? tinggi badanku tak melebihi dadamu. kenapa begitu? sebab dadamu adalah tempat ternyaman untukku mengeluh, bersandar, tidur, merajuk, dan semuanya. dadamu adalah milikku. bukan milik perempuan lain.

hai kekasih, aku tak bisa menjanjikan apapun sekarang...aku hanya bisa berdoa dan memantapkan diri bahwa kau adalah tempat terakhirku untuk menyandarkan tubuh lemahku. aku tak bisa berjanji menjadi perempuan sempurna. tidak, aku tidak bisa. tapi aku akan berusaha untuk menjadi yang terbaik di hadapanmu.

aku cengeng. aku ceroboh. aku penakut. aku gegabah. aku pemarah. aku cemburuan. aku kurang pandai. tapi kamu mampu menutupi semua kekuranganku itu dengan segala kelebihan yang kau punya. terimakasih telah datang, terimakasih telah memilihku.





Dear Mr. A, we were born as couple. Love.


Read more »

Biar!

dikabarkan petang bahwa malam telat untuk datang.
setibanya senja, matahari masih ingin mampir di bumi.
katanya bosan dihalang malaikat merah tua di batas hari.
biarkan kelana sebentar barangkali hidupnya tak lagi panjang.




Read more »

Surat Untuk Dian

Hallo, dek.
(jangan tertawa! apalagi sampai nyeletuk kata "pekok, goblok, edan, gendeng, koplak, dkk")
JANGAN!


Jangan tanyakan bagaimana keadaanku/kabarku kemarin, sekarang, atau pun besok sebab jawabannya akan berubah-ubah, namun tetap dengan inti yang sama....aku baik-baik saja (semoga) :)
Lalu jika kau bertanya apakah aku tidak merindukanmu (?) di hadapanku (tidak mungkin sekali kau akan berkata seperti itu di depanku, bahkan ketika diskonan di Matahari meledak sampai 80% per item, tidak akan mungkin) maka akan kujawab dengan lantang bahwa aku sangat merindukanmu. SANGAT (meskipun kau tahu dengan benar bahwa aku -kamu juga- bukanlah tipe manusia dengan dengan mudahnya bilang rindu di hadapan masing2)

"Perempuan muda...ah gadis muda usia 18an itu duduk sendirian di pojok lobby fakultas menggenggam ponsel Nokia QWERTY casing merah miliknya. Rambutnya panjang. Perawakannya kurus. Air mukanya datar. Dari seberang, kuamati diam-diam. Hm. Tipikal perempuan cuek, pendiam. Duh."

Lihat, eh baca...ingatanku masih begitu tajam. Aku masih ingat benar pertemuan pertama kita dulu. Ketika aku menjadi pendamping kelompokmu, kelompok absurd....(Hey si Maman apa kabarnya?). Dari belasan orang itu, ternyata hanya kamu yang "nyantol" denganku sampai sekarang. Aku tidak tahu kenapa, mungkin memang Allah sudah memberi takdir bahwa kita akan menjadi "saudara".

Tidak terasa sudah empat tahun lebih aku mengenalmu. Sudah banyak cerita dan pengalaman hidup yang kau bagi denganku, yang kubagi denganmu. Terimakasih untuk semua sayang dan kepercayaan yang kau berikan padaku selama ini. Terimakasih untuk perhatian-perhatian kecil dan makian dan kegilaan dan ke-absurd-an yang kita buat. Terimakasih telah menjadikanku tak sendirian di saat aku diliputi kesendirian.

Padamu, kuajarkan kamu yang baik-baik saja. Denganmu, hanya kubagikan cerita-cerita dan pengalaman positif saja. Sebab aku telah bersumpah dalam hati, tak akan pernah kubiarkan kamu ataupun orang-orang terdekatku menjadi sebandel diriku. Biar aku saja, kamu nggak usah ikut-ikut.

Dulu saat melihatmu di"culik" si itu, aku ikut ngeri dan takut kau diapa-apakan. Dulu, saat aku mendengar kabar burung bahwa kau "sakit" aku cemas dan selalu berusaha mengingatkanmu untuk makan, oleh karena itu seringkali aku tak pernah menolak ajakanmu untuk makan bersama pun bahkan menghabiskan makananmu yang masih bersisa. Aku tak mau melihatmu tak makan. TIDAK.

Aku tak pernah gagal untuk excited mendengar semua cerita darimu. Mulai keluarga, calon gebetan, calon pacar, mantan pacar yang sekarang jadi pacar, sulit move on, masalah teman-temanmu, kuliahmu, skripsimu, sampai pada wisudamu. Hei....kangen upag-upug kita :')

Ya Tuhan....begitu bangganya diriku melihatmu wisuda. Cantik. Saat itu, aku terharu. Sungguh bahagia melihatmu berkebaya. Saat kau memberiku kehormatan untuk menemanimu dan hingga aku bertemu keluargamu yang sering kau ceritakan itu, aku senang. Meskipun dalam hati berkata "heh, lo kesalip tuh!" tapi jauh dalam hati terdalam aku bahagia. Kenapa? Sebab...Ya Tuhan...aku tidak membawa pengaruh buruk ke anak ini. Perempuan yang dari awal ospeknya kukenal itu akhirnya kulepas dulu. Alhamdulillah nduk, aku berhasil melihatmu sukses menyelesaikan sekolahmu :)

Oh ya, selama empat tahun kita kenal, cuma waktu wisudamu saja kita berfoto. Benar? Ah, kau ini memang bukan tipe manusia yang doyan berfoto, tak seperti diriku yang banci kamera ini. Huft. Cuma foto itu saja yang bisa kupajang di dinding kamar.

Selama empat tahun bersamamu, hanya ulang tahun di tahun pertamamu saja yang kuberi hadiah. Seingatku boneka kodok warna hijau ya? hehehhe. Maaf dek, yang berikutnya kakak tak mampu beli. Mohon dimaklumi :* nanti akan kakak kirim boneka beruang sebesar lemari kalau kamu nikah sama si itu. Ehem. Aku merestui kalian berdua *yay*

Rasanya ada segunung cerita di kepalaku, namun tentu saja tak bisa kutuliskan sekarang. Terlalu panjang, bisa jadi novel. Ehe. Maafkan atas segala keterbatasan. Dan untuk yang terakhir....Saat kupikir kau akan melupakanku, maka saat itulah aku menangis sejadi-jadinya. Aku menyayangimu melebihi sayangku pada mie ayam rica-rica yang sering kita makan di WTC (jangan tertawa, ini serius!). Tapi aku tahu, kau dan aku punya "hubungan" untuk tidak saling meninggalkan. Meskipun jauh, aku tahu suatu saat kita akan dipertemukan kembali. Aku merindukanmu, sungguh merindukanmu. Meskipun kadang atau bahkan jika nanti aku jarang memberimu kabar, percayalah bahwa dalam hati ini merindukanmu, aku selalu mengingatmu.  Melihatmu dari jauh. Dan saat kau telah bersama lingkunganmu yang baru, bahkan jika aku telah menjadi samar dalam kepalamu...ingat dengan benar kata-kataku ini, aku akan selalu ada saat kau membutuhkanku, kapanpun itu. Berbahagialah dengan duniamu, nduk.


Adalah langitnya malam yang dikubur kegelapan. 
Ada rintik kecil di matanya, tak pernah pudar oleh hadirnya gemerlap bintang. 
Aku adalah aku, jelmaan langit yang kesepian. 

Lalu datang bulan, terang dengan paras elok di hati.
Hingga buat musnah seluruh sepi, meski tak datang setiap hari.
Dan adalah kamu, jelmaan bulan yang menyinari.





Surat balasan untuk adek, Dian
With love, Your Sister.





Read more »