January 18, 2014

Scandal by Ailee

Tururup Tururup Rapirapa Your Love Story
Tururup Tururup Rapirapa it’s not me
Tururup Tururup Rapirapa tear drops down
A perfect story when I’m not there
A rumor that spread without a noise
It’s not me, who you love
Bad rumors that I didn’t want to believe
Why’s everyone like this? Whispering lips
Can’t turn my face away no more, getting bigger story story story
Stories about your love that other people talk
So mellow, mellow, episode of a drama
So beautiful, so pitiful
The love story that was different than me
Don’t tell me
Tururup Tururup Rapirapa
Your Love Story
Tururup Tururup Rapirapa
it’s not me
Tururup Tururup Rapirapa
tear drops down
A perfect story when I’m not there
You two, looked like a couple to everyone
I was the only one didn’t know, story everyone knew
Didn’t even have the time to say my excuses
When was it that I saw you last time?
Even when I plug my ears, the story everyone talks about story story story
Stories about your love that other people talk
So mellow, mellow, episode of a drama
So beautiful, so pitiful
The love story that was different than me
(only if you say no) I
Really don’t like myself who’s been waiting for you again
Don’t need any words
Please just hug me again. Hey Hey Hey please
Stories about your love that other people talk
So mellow, mellow, episode of a drama
So beautiful, so pitiful
The love story that was different than me
Don’t tell me
Tururup Tururup Rapirapa
Your Love Story
Tururup Tururup Rapirapa
it’s not me
Tururup Tururup Rapirapa
tear drops down
A perfect story when I’m not there
Tururup Tururup Rapirapa
Now, goodbye
Tururup Tururup Rapirapa
Are you happy
Tururup Tururup Rapirapa
I loved you


Read more: http://www.kpoplyrics.net/ailee-scandal-lyrics-english-romanized.html#ixzz2qg8UPOif 
Follow us: @kpoplyrics_net on Twitter | kpoplyricsnet on Facebook
Read more »

January 6, 2014

Prinsip

JANGAN PERNAH MENCOBA UNTUK MENARIKKU KEMBALI KETIKA KAU SUDAH MELEPASKANKU PERGI

ATAU

AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMBIARKAN DIRIKU SENDIRI KEMBALI KEPADA SEGALA SESUATU YANG TELAH KUTINGGAL PERGI







by: lilisoedirman
Read more »

Aku Mengusirmu, Pergi!

Pergi! Menyingkirlah dengan sopan dari hadapanku. Segeralah enyah tanpa perlu mengucap sepatah kalimat perpisahan. Aku tidak butuh itu.

Berpeluk dengan rindu dan bercumbu dengan patah hati adalah dua hal gila yang selalu kulakukan ketika malam tiba. Aku tidak ingin ini, hanya saja teori klasik yang selalu bibir ucapkan kepada semua makhluk yang masih lengkap dengan napasnya terbantahkan oleh sekali waktu penampakan rupamu. Ah sial.

Dan aku mengusirmu, memintamu kembali pada penjelajahan tanpa arah itu. jangan pernah mencoba kembali jika tak ingin kusakiti. Aku adalah pendendam ulung, yang pandai membalas pada ketidakadilan yang dengan sumringah selalu menyambutku dalam kisah percintaan. Kau adalah bagian dari ruang yang tak pernah punya padang. Kau, hanyalah seonggok sepi yang kehilangan jati diri

Jangan kembali. Jangan pernah mengharapkanku kembali pada senyum dan tawa yang selalu liar kuudarakan ketika berbincang denganmu. Jangan berharap ada perlakuan sama dariku. Kita, bukan siapa-siapa. Bukan teman, bukan pula musuh. Kita, hanya sepasang manusia yang sempat kenal namun tak dalam. Seperti itu. Itu ketetapan yang sudah bulat-bulat kubuat. Jangan menyangkal. Sebab aku membenci penyangkalanmu sama seperti membenci beberapa hal yang telah kau lakukan di belakangku.





Para pujangga beramai-ramai menulis puisi. Aku tak mau kalah. Ingin kutulis beberapa larik kalimat yang akan kau simpan selama hidupmu.






"mencoba menghubungiku, sama saja mencoba untuk membunuh dirimu sendiri. pergi!!! aku mengusirmu"







Read more »

January 5, 2014

Kau Pergi?

(backsound: Kehilangan - OST. Heart)

Tidak melihatmu di ruang yang biasanya kusinggahi, bukan berarti aku tak pernah melihatmu berkeliaran di serambi biru itu. Aku selalu melihatmu, pun bahkan ketika kau tidak pernah menginginkanku melihat keberadaanmu.

Jadi, ini toh yang sedari tadi membuat diriku kehilangan hasrat untuk tertawa dan menerima bahagia dari semesta? semesta? yeah, bahasa bangsat dari lelaki bangsat yang menyakiti sahabatku. 

Seharian tadi mendung memang dengan angkuhnya menutup rapat beberapa sudut langit kota Surabaya, hanya angit di atas kepalaku bernaung yang mataharinya menyengat minta ampun. Sebuah pertanda kecil dari Tuhan, sebagai pengingat bahwa nanti akan ada sesuatu yang bikin sakit hati.

Benar. Setelah membuka mata ketika kumandang adzan maghrib sayup terdengar di seluruh penjuru kota, firasatku meraba sesuatu yang tak jelas maksudnya. Berulang kali kubaca dan kutelaah maksudnya. Berulang kali kucoba cerna dan menerjemahkan bahasanya. Akhirnya bisa kusimpulkan kalau perempuan itu bukanlah aku.

Oh, bangsat. Eh biarkan aku memaki di sini, jangan melarangku dan jangan pedulikan makianku. Ini bukan untukmu, jadi abaikanlah.

Sakit hati, lagi?
Tidak, aku tidak sakit hati. Aku hanya kecewa. Biasanya kalau sakit hati, seketika itu juga aku akan menangis. Tapi tidak untuk kali ini, aku hanya menahan amarah liarku. Yep, jangan sampai amarahku membuncah seperti yang lalu-lalu. Aku kecewa, cuma kecewa.





Kita selesai ya.
KITA?







Bangsat. Aku menyukaimu, cuk. Aku masih menyukaimu. Harapan itu masih tetap kokoh berdiri di jajaran tertinggi hati, cuk. Sekalipun lidah ini berulang kali memintamu pergi dengan alasan klasik engineer dan awalan huruf A tapi nyatanya hati ini tidak bisa dibimbing untuk membohongi jengkal demi jengkal rasa yang sudah mengalir di dalam darah di tubuhku.











Setelah ini, jangan pernah menganggap akan ada episode anyar untuk kita. TIDAK. TIDAK AKAN PERNAH ADA. YANG TELAH KAU TINGGALKAN, TIDAK AKAN PERNAH KUAMBIL LAGI. KAU, TELAH MATI.











Cuk. Sakit cuk. Aku nangis.










Surabaya, 05 Januari 2014
Read more »

January 4, 2014

Panas, goblok!

Minatku pada gaduh hilang. Tertelan oleh samar-samar suara camar di penghujung padang. Ah gelap. Lebih baik sunyi ini kurekam lagi. Biar nanti ketika gaduh menyerang, aku punya senjata untuk perang.

Kurenda gelap ketika padang datang. Bagiku, nyala matahari adalah masalah pelik yang tak kunjung usai. Nyali untuk menatapnya langsung ciut ketika lengan buntungku menerima sentuhan kasarnya. Panas, goblok!


Read more »

Aku Cuma Bisa Ini

Kepada bedebah bertopeng pria dewasa, yang naluri lelakinya digunakan hanya untuk menyakiti wanita. Hai para lanang jalang. Kemarilah! Sudah kusiapkan onggokan sampah untuk kulemparkan kepadamu.

Kau adalah salah satu makhluk penjunjung tinggi bahasa seni, yang sedianya melontarkan kalimat-kalimat indah dengan kumpulan kata penuh rasa, yang selalu bisa mendadarkan cinta dari seorang perempuan muda yang kehabisan tenaga mencinta lelaki lainnya. Kau. Kau bagai oase, telaga hijau bersih penyedia air kehidupan pada semesta yang meronta minta penghidupan karena kehausan. Kau, seperti lanang yang mampu mencipta gairah rasa tanpa perlu banyak usaha, cukup dibumbu kata-kata bak pujangga lalu wanita jatuh melutut di depan tulang keringnya. Kau, bedebah.

Aku akan menghabisimu. Dengan perasaan cinta yang sudah kubuat mati sebelumnya. Ini adalah bentuk pengakhiran tentang pembalasan. Ya. Aku hendak membalasnya. Sepertinya melihat kau terluka dan melutut di hadapanku adalah cara terjitu untuk berburu.

nappeun saekkia! gae saekkia! mampuslah kau segera.





Surabaya, saat mendengar ada lanang bajingan menghampiri kehidupan teman.
Read more »

January 2, 2014

She is

She is just an immature girl who never knows what really she does. She loves craziness thing like that. She likes observe anything for learning. She knows everything are wrong but she don't care and that is really she. Don't try to act like her if you are not ready for people's judging to you.

She is....absolutely me :)
Read more »

January 1, 2014

Selamat Datang 2014

aku mau menulis lagi. aku mau membukukan seluruh kisah harianku di sini. tak akan kulewatkan satu kisahpun. akan kubagi. akan kuindahkan sendiri dengan kalimat-kalimat tak masuk akalku seperti dulu. aku tidak mau mati suri seperti tahun lalu, aku ingin tetap menulis, aku ingin tetap mengabadikan momen-momen kecil yang kulewatkan. ya, siapa tahu aku nanti mati tahun ini? jika itu terjadi, paling tidak ada sesuatu yang bisa teman-teman dan sahabatku baca untuk mengenang keberadaanku kembali.

mengenai 2013 lalu, adalah tahun tergelapku. tahun jahiliyahku. maka dengan senang hati aku bisa bilang "selamat, kamu telah melewati ujian dan cobaan seberat itu. tahun lalai dan mangkir telah berlalu. tahun ini adalah tahunku, tahun memulai segala sesuatunya dengan doa dan harapan. bismillah"








Read more »

Perempuan Gila

wahai perempuan gila, sudikah engkau meracik kata cinta untukku? dadaku berdesir pilu tatkala memandang kedua bola mata anda bergerak liar menelusuri satu per satu halaman buku setebal bantalku, di sudut ruang baca yang setengah ramai itu.

wahai perempuan gila, adakah sedikit saja ruang bagiku untuk bergabung denganmu sembari menikmati secangkir kopi pahit yang selalu kau pesan pada pelayan bergincu merah itu? mataku rasanya lelah memandangimu dari jarak sejauh ini. aku ingin memandangmu melebihi ini. sekaligus ingin kuhirup aroma kayu manis yang menguar di anakan rambut yang jatuh rapi di pucuk pundakmu ketika melewatiku.

wahai perempuan gila, mari kita berbagi kretek bersama. bagaimana rasa nikmat yang dihasilkan kretekmu? apakah bisa kunikmati juga ketika kretek kita saling disulut api? ah, aku ingin berbincang denganmu. aku ingin meluapkan kagumku padamu lewat penggalan-penggalan syair syahdu yang tentu saja tidak mahir kubuat untuk perempuan secantik kamu.

wahai perempuan gila, kau bisa mendengar kata hatiku?







Surabaya, ketika perempuan gila menggila di sudut ruangnya.



Read more »

Caraka

aku mendendam.
bisu kutanamkan pada hati yang tak lagi bisa diberi janji.

kau adalah manusia teguh dengan segenap rapuh.
kau adalah pasung bagi hati yang telah mati.
dan kau adalah lara yang memenjara.

aku terpenjara.
rindu kuhaturkan pada jeruji besi tempat kita mati.
aku ingin memetika luka.
dan menghadiahkan semua pada semesta.

nelangsa.
ribuan kata cinta menghambur meninggalkan tempatnya.
diisukan mati rasa dan kehilangan sadarnya.

kelahiran dan kematian rasaku padamu.
awal dan akhir di dadamu
apalah daya bagimu tak merindu?

lidahku pandai melukis seribu alasan palsu.
kataku lupa, kataku padamu hina
tapi hatiku bilang cinta,
rindu membabi buta

aku mendamba di pengkhiranku denganku




kepada Caraka, yang telah pergi 2005 lalu.
Read more »