February 1, 2016

Mari Menjadi Asing

Aku menjauhimu. Kuputuskan untuk tak lagi memulai percakapan apapun denganmu. Aku takut, sebab jika aku mulai bicara aku akan menderita karena rasa sakit itu masih tersisa.

Tak bisa lagi kususun kata-kata gila untukmu. Tapi untuk hari ini, kenangan masa silam datang hingga membuat kepalaku menjelajah waktu. Mengupas kejadian memilukan sekaligus mengejutkan kala itu.

Hari ini tepat dua tahun yang lalu ketika aku menangisi kebodohan yang kuperbuat di stasiun kereta itu. Di kursi, sambil menunggu kereta yang akan membawaku pergi dari ibukota itu air mata tumpah ruah. Sakit hatiku mendengar kenyataan bahwa kau telah bersama perempuan dari masa putih biru yang jadi sahabatmu sejak dulu.

Kau tahu aku akan menangis. Kau tahu aku akan terluka. Tapi kau membiarkanku memiliki perasaan itu dan tak berusaha mencegahnya sama sekali. Tak pernah ada kata-kata untukku berhenti memiliki perasaan yang tak mungkin kau hiraukan.

Aku menyalahkanmu karena tak mampu meredam perasaan yang tak pernah jelas wujudnya. Aku membencimu karena tak mampu jujur tentang apa yang kau rasakan padaku. Semua semu. Kau terus saja begitu. Memperlakukanku seolah kau memiliki perasaan yang sama. Kau membiarkanku tumbuh dalam khayalan. Kau tak tegas atau kau hanya takut padaku karena aku lebih tua darimu?

Hari ini tepat ketika aku mengaku kalah atas cinta yang bertepuk sebelah namun malah merasa bungah karena kejutan kecil yang kau selipkan ke dalam tasku.

Hari ini, di dua tahun yang lalu aku berharap kau mencegahku untuk pergi. Hari ini, di dua tahun yang lalu ketika aku seolah menjadi tokoh cerita fiksi yang menangis di stasiun karena patah hati.

Hari ini, setelah dua tahun berlalu aku akan bilang bahwa semua telah kuakhiri meskipun tak mudah sama sekali. Meskipun aku terbiasa patah hati dan ditinggal pergi, tapi tak mudah untuk kali ini. Dan sampai saat ini kediamanku adalah cara terbaik untukku melupakanmu. Jangan mengajakku bicara agar aku tak terluka. Mari menjadi asing!

10 komentar:

ratih said... Reply Comment

suka... cukup mewakili... :)

Unknown said... Reply Comment

:")

Swastikha said... Reply Comment

Mari menjadi asing :)

Adibriza said... Reply Comment

mari mari...

Bibir Beku said... Reply Comment

Makasih...mari move on :)

Bibir Beku said... Reply Comment

Don't cry again. Let's move on :)

Bibir Beku said... Reply Comment

Mari :)

Bibir Beku said... Reply Comment

Hmmmmmm

Unknown said... Reply Comment

bagus banget.. paragraf lima sangat mewakili perasaanku sekarang. Aku tau banget rasanya..

Bibir Beku said... Reply Comment

Cowok gak jelas ya miss...bikin gemes..sudah mari move on berjamaah. Kita berhak bahagia :')

Post a Comment