October 31, 2016

ASDF

Aku kesepian. Yang kutahu aku telah kehilangan banyak hal, termasuk kamu dan kamu hingga akhirnya aku menjadi seperti sekarang ini.

Satu orang yang seringkali kucari tahu bagaimana kabarnya adalah kamu, satu orang yang kadang tak bisa kubinasakan kehadirannya. Dengan susah payah kuhapus semua hal yang berkaitan denganmu namun sesusah itu juga aku tak mampu mengendalikan perasaanku yang belum kunjung usai ini. Jujur, aku tak bisa menjadikanmu asing begitu saja. Masih ada yang belum selesai.

Ari, kalau kau membaca ini, andai saja kebetulan kau mengingatku dan membuka kembali blog ku tolong beri aku kesempatan untuk bertemu denganmu sekali lagi. Ada yang ingin kusampaikan padamu. Aku merindukanmu :'(

Ri, bisa kembali ke tahun 2012?

Read more »

April 16, 2016

Surat Kedua

Surat kedua ini tak lagi kutulis atas nama pemuja rahasia. Tidak lagi, sebab kau sudah tahu siapa aku. Kali ini akan kuatas namakan sebagai seorang pemuja. Iya, pemuja saja.

Pemujamu kali ini menulis surat tentang bagaimana ia cukup susah tidur setelah surat pertama tersampaikan. Apakah sudah kau baca? Harapan terbesarku adalah sudah. Tapi jika kau yakin surat itu tak penting dan mengusik hidupmu, cukup abaikan seperti layaknya para artis yang tak sempat membaca surat dari fans karena terlalu sibuk. Sungguh aku tak mengapa. Hanya saja, jangan mencoba untuk menghentikan kegilaanku ini. Sebab percuma, aku akan menulisnya sampai bosan.

Kau adalah orang pertama yang secara langsung kukirimkan surat. Tak seperti yang lain yang hanya bisa kutuliskan lewat blog atau note di facebook. Dulu, aku tak seberani ini. Tapi sekarang rasa malu dan takut pun hilang. Alasannya? Sulit untuk dijabarkan dengan kata-kata.

Aku memujamu tanpa banyak alasan, itu saja.
Surabaya, masih di 16 April 2016

Read more »

Kepada R

Belasan hari ternyata tak kunjung membuat rasa penasaranku sirna. Hingga akhirnya harus kuakui bahwa aku takjub dengan segala wujud yang kau sembahkan pada dunia maya. Aku yakin, banyak hal yang tak kutahu tentang siapa kamu di dunia nyata.

Kali ini aku harus menekan kuat rasa gengsi yang telah tertanam dengan sangat dalam. Juga malu yang nyatanya sampai detik kutulis ini masih menari histeris sambil menangis menahan diri. Aku mengabaikan mereka demi melayangkan beberapa kalimat tentang betapa takjubnya diriku terhadapmu. Kusingkirkan segala hal yang mugkin akan membuatmu mengernyit heran, “hei siapakah gerangan perempuan yang dengan gila menulis ini?”

Kepadamu, yang diam-diam kuperhatikan. Sungguh aku pemuja rahasiamu. Tertanda, L.

Surabaya, 16 April 2016

Read more »

March 10, 2016

Gummy - You Are My Everything (Eng)

From the first time, it's you
Who came to me
Even though me only pass by each other
My eyes let me know you

You pass by me like a gentle wind
I hope that it's not destiny
Like a fool, I couldn't say anything at first
I couldn't do anything

You're my everything
My destiny comes like shooting stars
Letting me meet someone like you
And deep in my heart
It's only my love for you
You are my everything

Appearing in the fog
You are tinged by white fog
My heart seems to stop at this moment
I come to you

You're my everything
My destiny comes like shooting stars
Letting me meet someone like you
And deep in my heart
It's only my love for you
You are my everything

Though my love couldn't start before
Now I can say
It's the miracle that nobody can have

You're my everything
My passionate love belongs to you
Even if the seasons change, I'll still be here
Deep in my heart
It's only my love for you
You are my everything

Read more »

March 4, 2016

Davichi - This Love (Ost. DOTS)

If time returned
Would memories be erased?
Those words that couldn't say
Do you know my words?

I made you feel tired
Making you live in tears
My heart feels sorry like this

But I have told you
I can't live without you
To me, it's only you
Time only passes if it is filled with you

I love you, thank you so much
Please warmly hug me
So I can live in this love

Love is like this, right?
No matter what you say
I feel like it can't fulfill my heart
can you hear my heart?

It's my greed
Even though I think again
This heart can't easily disappear

You also know, I have told you
I can't live without you
To me, it's only you
Time only passes if it is filled with you

I love you, thank you so much
Please warmly hug me
So I can live in this love

If I could come back, could I endure it again?
That very hard time
When I see that you are unshakable
My lip tremble

You also know, I have told you
I can't live without you
To me, it's only you
Time only passes if it is filled with you

I love you, thank you so much
Please warmly hug me
In this love, I can live
In this love, I can live

Read more »

March 2, 2016

Pendongeng Kelas Teri

Diceritakan oleh khayalan. Dibentuk oleh suasana hati. Dongeng masa depan kususun dengan air mata setelah menyaksikan romansa muda dalam film yang kusuka.

Paradise Kiss, film roman Jepang dengan soundtrack menyesatkan hingga membuatku menangis di akhir cerita. Aku mengutuk diriku sendiri setelah menonton film itu. Sebab kepalaku mulai liar berkhayal. Hei, kenapa cerita cintaku tak seindah itu akhirnya? Aku menginginkan cerita itu ada di hidupku. Aku ingin menjadi pecinta yang menangis ditinggalkan sebab jarak dan pilihan. Aku ingin menjadi pilihan yang dia rindukan. Aku ingin kembali bertemu dengannya dalam waktu yang tak pernah ditentukan setelah beberapa tahun ditinggalkan. Dan aku ingin memeluknya erat seraya berkata bahwa aku sangat merindukannya.

Aku tukang khayal. Pendongeng kelas teri.

Read more »

March 1, 2016

Mari Berbahagia

Setiap orang berhak untuk bahagia, bukan? Tidak perlu menyakiti diri sendiri dengan menggalau karena mantan pasangan atau pasangan atau calon pasangan. Memang bicara seperti ini mudah diucapkan tapi untuk dilakukan tunggu dulu, susah-susah gampang. Aku masih belajar untuk bangkit, aku masih merangkak untuk menemukan bahagia yang kuimpikan.

Dirimu terlalu berharga untuk disakiti. Benar. Jangan biarkan ego membunuh perasaanmu sendiri. Rasa sakit itu harus kau sembuhkan dengan usahamu sendiri. Kau harus mengingatkan hatimu terus-menerus agar sadar bahwa kau berhak bahagia.

Sudahi semua kesedihan. Jangan biarkan rasa sakit itu muncul karena ingatan. Lupakan semua hal yang membuatmu merasa benci. Jaga hati....dan mari berbahagia bersama.




Surabaya, di awal Maret.

Read more »

February 29, 2016

Never Ending Love Story

Cerita cinta ini adalah cerita tentang cinta yang tak akan pernah putus meskipun aku memiliki cinta lain. Cerita cinta yang tak pernah meminta balas dan pengakuan. Cerita cinta tulus dan murni dari mereka yang kusebut keluarga.

Bapak, Ibu, dan Kakak yang ada di rumah. Mungkin aku adalah salah satu orang yang susah sekali bicara cinta dengan gamblang di hadapan kalian. Tapi demi apapun aku mencintai kalian dengan sangat. Tak akan ada habisnya cintaku untuk kalian.

Untuk Ibu yang gampang menangis ketika melihatku bersedih, aku tahu bahwa hati Ibu lebih terluka daripada aku. Aku tahu pasti batin Ibu menjerit melihat anaknya kesulitan. Aku tahu semua dari raut wajah dan mata merah yang Ibu perlihatkan diam-diam. Aku merasakannya, Bu. Aku tahu Ibu cemas. Aku sadar Ibu sering memperhatikanku waktu tidur. Tapi Ibu selalu berusaha tegar. Ibu selalu menuturkan bahwa semua akan baik-baik saja. Ibu selalu memberiku semangat bahwa aku bisa bangkit. Ibu adalah wanita hebat, sosok terkuat yang harus kujadikan panutan kelak ketika aku jadi seorang Ibu juga.

Untuk Bapak yang tak pernah menunjukkan keluh kesah di hadapanku, aku tahu Bapak menyimpannya sendiri. Bapak menyembunyikan semua gundah yang anakmu ciptakan demi menjaga perasaanku agar tetap tenang dan tabah menjalani semua cobaan kehidupan. Aku tahu Bapak merasakan kesedihan melihatku jatuh sempoyongan di dunia yang keras ini. Aku tahu Bapak khawatir padaku tapi Bapak tak pernah bilang. Tapi untungnya aku bisa merasakan itu dan mencoba memahami bahwa Bapak adalah figur ketegaran. Terimakasih Bapak.

Dan untuk Kakak yang dingin dan jarang bercerita, aku tahu perhatian Kakak padaku sungguh besar. Kau terlihat acuh padaku tapi sebenarnya diam-diam kau peduli. Kakak tak pernah ragu untuk mengeluarkan uang atau pun tenaga demi aku. Rela menerjang panas dan hujan demi menjemputku pulang. Meskipun kadang kau membuatku jengkel dan berteriak karena kesal tapi aku menyayangimu lebih dari apapun. Aku tahu kalau Kakak adalah orang yang akan maju pertama ketika aku disakiti. Kau akan pasang badan untuk membelaku habis-habisan, seperti kasus itu kan? Terimakasih, Kak.

Kalian bertiga adalah nyawa bagi kehidupanku. Aku tak tahu lagi bagaimana jika aku tak dibesarkan oleh kalian. Cerita cinta keluarga ini terlalu panjang dan tak akan pernah ada akhirnya. Berpuluh-puluh halaman tak akan cukup untuk menceritakan semua hal yang ada di dalamnya.

Bapak, Ibu, dan Kakak terimakasih atas segalanya yang telah kalian berikan. I love you.

Read more »

February 28, 2016

Kangpos Cantik

Helo Kak. Mungkin ini adalah salah satu surat terpendek yang kukirim sepanjang 30 hari ini ini.

Kepada Kang Pos cantik dan kece, terimakasih banyak karena sudah menyisakan waktu untuk membaca, mengomentari, dan mengirimkan surat-suratku. Komentar-komentar singkat yang kau bubuhkan di akhir postingan twitter adalah apresiasi besar bagiku. Aku senang bukan main ketika mendapati komentar itu muncul di setiap malam. Aku merasa lega karena suratku sudah dibaca.

Sekali lagi, terimakasih Kak cantik. Semoga tahun depan aku bisa meramaikan #30HariMenulisSuratCinta lagi.

Read more »

February 25, 2016

Ini Hati, Bukan Warung!

Teruntuk kau yang hanya ingat kepadaku ketika ada perlu, mohon maaf kalau sekarang aku tak lagi mau jadi sandaranmu. Pergi cari orang lain. Aku tak mau membodohi diri sendiri dengan tetap berada di posisi tak mengenakkan ini. Sudah cukupkan segala permainan. Aku pun sudah lelah dengan huru-hara masa muda yang membosankan.

Aku bukan lagi sebuah boneka yang bisa kau mainkan ketika kau bosan dengan pekerjaan. Aku bukan lagi tempat yang bakal kau ingat ketika kau sedang susah saja lalu lupa ketika bahagia. Aku bukan lagi media yang bisa kau delete-add seenaknya setelah kau puas bercerita dan mengumbar kesedihan. Aku bukan lagi orang yang selalu ada ketika kau butuh teman bicara lalu kau tinggalkan ketika masalahmu selesai begitu saja.

Kau tak pernah ada ketika kubutuhkan. Kau selalu menghilang ketika aku membutuhkan sandaran. Kau pura-pura tak mendengar ketika aku memanggilmu meminta bantuan. Kau seenaknya saja datang lalu pergi tanpa pamitan. Buat apa aku selalu ada demi kamu yang egois itu? Kau tak pernah memikirkan perasaan si tukang mendengar ini. Lalu buat apa kupikirkan urusanmu yang begitu menyebalkan? Tolong jaga perasaanku. Ini hati, bukan warung!

Dari L untuk orang yang ngakunya teman tapi (ba****an) menyebalkan.

Read more »

February 24, 2016

Mari Move On

Hei hei aku sudah berani lari dari tempat menyesatkan itu. Aku tak lagi berdiam diri di tempat dimana aku tak bisa bangkit dari memori masa lalu. Aku...sudah bisa pindah.

Apa yang telah kau lakukan?

Ya. Aku berhasil meyakinkan diriku sendiri bahwa tak ada gunanya menangisi kepergianmu. Tak ada gunanya memikirkankan dirimu yang sama sekali (mungkin) tak pernah memikirkan bagaimana perasaanku. Tak ada gunanya merindukan lelaki yang tak pernah merindukanku. Dan tak ada gunanya lagi hidup di dalam kesedihan yang tak pernah ada ujungnya.

Bagaimana aku bisa move on? Apa yang sudah kulakukan?

Aku bertekad untuk membuang jauh-jauh pikiran dan kenangan tentang dirimu sepenuh hati. Aku berniat penuh untuk menghapus semua media yang bisa menghubungkanku denganmu. Aku sudah tak lagi ragu dan takut untuk kehilanganmu.

Aku telah berhasil men-delete nomor ponsel dan bbm mu.
Aku telah bethasil meng-unfriend dirimu dari daftar pertemanan di facebookku.
Aku telah berhasil meng-unfollow (dengan cara block-unblock) path dan intagram juga twittermu.

Aku telah lulus dari ujian patah hati berkepanjangan. Aku tak akan lagi menyia-nyiakan kesempatan untuk bahagia. Kalau mengingatmu adalah sebuah penderitaan, harusnya aku lebih cerdas untuk melupakan dan memilih jalan kebahagiaan.

Kini sudah tak ada lagi kamu di semua sosial mediaku. Aku sudah siap menjalani hidup yang baru. Lalu bagaimana dengan kamu? Mari move on!

Read more »

February 23, 2016

Gadis Dua Empat

Woey gadis dua empat. Apa kabar? Baik-baik saja kan? Semoga tak sakit-sakit an. Kan sudah ada yayang di sana. Hahay. Surat ke dua empat ini aku tulis khusus untukmu yang lahir tanggal dua empat dan tepat usia dua empat.

Oh ya bagaimana kabar ibukota? Aku berjanji akhir bulan akan ke sana, tapi sepertinya belum bisa. Maklum, aku masih sibuk menanam padi dan sayur-mayur di desa.

Sudah seminggu lebih sepertinya kita tak bicara. Kenapa? Alah kau dan aku pun sama-sama tahu tak pernah ada alasan khusus untuk itu. Tiba-tiba diam tak pernah jadi soal. Dan jika mendadak ada topik aneh, gila, gak masuk akal, unik, dan lain-lain kita pun akan bicara dengan sendirinya. Kau seharusnya sudah tau bahwa kapan pun kau membutuhkanku, aku akan ada untukmu.

Kau ini sudah kuanggap adik, teman, sahabat, keluarga, musuh, rival. Jadi kau adalah salah satu orang penting dalam hidupku. Kalau kau mendadak sakit, aku akan bingung meskipun itu cuma sakit flu. Kalau kau disakiti si itu si inu aku ikut gemas sendiri dan ingin menonjok pria-pria itu. Dan kalau kau diperlakukan tidak adil oleh si A si B aku ingin ikut bicara padanya bahwa kau tak layak diperlakukan seperti itu.

Aku tak bisa menjelaskan panjang lebar betapa berharganya dirimu. Tidak perlu dikatakan bukan? Tapi kau harus tahu bahwa kau sangat berarti bagiku. Gadis jutek yang pertama kali kutemui sedang duduk di pojokan lobby kampus sambil mengotak-atik ponselnya itu tak pernah kupikirkan bakal bisa sedekat ini. Sudah hampir enam tahun bukan? Semoga saja bisa seterusnya. Sebab kau satu-satunya orang yang bisa kuajak bicara gila, kotor, mengumpat, dan membicarakan banyak hal tanpa perlu pakai bahasa formal.

Terimakasih sudah menjadi teman dan keluarga. Terimakasih untuk semua kebaikan, keburukan, kerepotan, kejengkelan, kekonyolan yang kau ciptakan. Kalau bukan demi dirimu mungkin aku tak akan serepot itu saat kau diwisuda dulu. Hahahahaha.

Oh ya, aku sudah berjanji padamu bahwa aku akan menyusulmu di ibukota, ya aku akan menyusulmu. Jadi tunggu aku di sini menyelesaikan tanggunganku. Kuharap kau jangan ingin menikah dulu. Mari kita menggila bersama sebelum sama-sama ke penghulu. Hahahahaha.


Salam sayang untuk Dii *Hueeekk*

Read more »

February 22, 2016

Kebodohan Berulang

Setiap malam, saat sendirian saja, saat kedua telinga tersumpal earphone, saat lagu yang terputar begitu syahdu didengar maka saat itulah ingatan akan dirimu datang tanpa diundang.

Hal ini terus saja terjadi setiap diriku didekap sunyinya malam tanpa teman. Diriku tiba-tiba dihampiri rasa kesepian, maka disitulah bayanganmu kembali muncul perlahan dan melesak masuk ke dalam hati hingga timbul rasa rindu yang tak tertahankan.

Kebodohan ini terus saja datang dalam waktu yang tak bisa kujelaskan kapan akan terulang. Kebodohan ini tak punya siklus pengulangan yang pasti. Semua serba tiba-tiba, tanpa direncanakan tentu saja.

Jujur aku tak mampu mengarahkan kemana isi hati harus melangkah. Aku tak dapat mencegah rasa rindu itu datang. Kuakui aku memang bodoh. Tapi memang tak pernah ada rumus mutlak untuk memecahkan masalah seperti ini, perihal rindu yang tiba-tiba datang tanpa diminta itu. Andaikan engkau berada di posisiku, bagaimana cara mencegah ingatan datang?

Aku tak bisa membohongi diriku sendiri bahwa selalu ada celah waktu dimana aku akan mengingatmu dengan sangat.
Kemudian aku akan menangis karena merindukanmu dan membodoh-bodohkan diri sendiri atas keegoisan meninggalkan dirimu yang memang menyebalkan. Aku ingin bertahan, menjadi perempuan kedua yang akan terus kau perhatikan. Tapi itu bodoh bukan? Dan bodohnya lagi, aku merindukan kebodohan itu.

Tapi ini hanya perasaan sesaat saja. Hanya semalam akan bertahan. Ketika esok tiba semua pikiran dan perasaan bodoh itu menghilang begitu saja. Aku akan lupa tentang tangisan semalam. Kekonyolan yang kutimbulkan karena perasaan sesaat itu akan membuatku tertawa esok harinya. Namun aku tak bisa menjamin bahwa suatu saat kebodohan perasaan itu tak akan berulang saat malam sunyi datang. Pasti akan terulang lagi, pasti.

Untukmu, A. Dari L yang bodoh.

Read more »

February 21, 2016

Dari Hamba, Untuk Tuhan

Hamba ini masih seringkali liar, nakal, dan bebal dalam mengikuti surat-surat cinta dalam kitabNya. Hamba ini masih jauh dari kata taat untuk menjalankan segala perintah dan menjauhi laranganNya. Hamba ini masih jauh dari kata sempurna sebagai "budak" yang rela sepenuh hati mengikuti segala titah Tuhannya.

Terkadang aku melupakanNya. Dan tak jarang aku menghindariNya. Seringkali aku berpaling ketika bahagia dan mendekat padaNya ketika menderita. Bersujud kala lima waktu "pertemuan" pun bisa dihitung jari, kadang genap dan kadang tidak. Ampun, ampuni hamba Tuhan.

Kata ampun dan maaf terus saja kuucap ketika aku berdosa dan membuat salah. Tapi kemudian aku lupa bahwa aku lalai lagi, bersalah lagi, melakukannya lagi. Aku melupakanMu lagi. Aku meninggalkanMu lagi. Kemudian aku menyerahkan diri lagi, bersujud sambil berair mata memohon pengampunanMu. Dan Engkau memberiku kesempatan lagi tanpa rasa benci.

Bagaimanapun aku, seburuk apapun diriku, sedosa dan sehina apapun aku Engkau selalu memaafkan dan memberi kesempatan memperbaiki diri berjuta-juta kali untuk hambaMu yang bandel ini. Engkau Maha Memaafkan, Maha Pengasih, Maha Penyanyang. Bagaimana aku tak bersyukur atas segala kesempatan dan kebaikanMu?

Kau tak pernah melupakanku. Kau mengasihiku seperti hamba lainnya. Kau tak membedakan. Kau memberikan semua hambaMu keadilan dalam segala hal. Kau tak pandang usia, harkat, derajat, martabat untuk memberikan kasih sayang, keadilan, dan segala kenikmatan. Kau terAgung dari seluruh keagungan, Engkau Maha Segalanya.

Engkau Maha Adil dalam setiap rezeki yang aku miliki. Engkau adalah Tuhan yang akan terus melimpahkan keberkahan bagi mereka yang terus bersyukur atas segala kondisi di hidupnya. NikmatMu bertambah seiring bertambahnya syukur yang aku persembahkan untukMu. Terimakasih, Tuhan. Alhamdulillah atas segala berkah. Segala puji bagi Allah.

Yang Maha Kuasa, wahai pemilik seluruh alam...hamba berdoa semoga ada masa ketika kelak hamba sepenuh hati patuh dan taat pada seluruh firman dan surat-surat dalam kitabMu, dan mengabdikan diri pada surgawi.

Terimakasih atas segala kesempurnaan ragawi yang hamba miliki. Terimakasih atas segala nikmat. Terimakasih atas segala cinta dan karunia. Engkau adalah sebenar-benarnya Pemilik Seluruh Umat dan seisi jagad raya.

Sekian.
Dari hamba yang masih bandel, untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Segalanya.

Read more »

February 20, 2016

Kepada Hujan

Hei hujan, sudah dua hari ini kau tak datang sampai membuat tubuhku gusar karena kepanasan. Matahari terlalu merajai semesta sampai kau harus menyembunyikan diri untuk membangun energi.

Hei hujan, datanglah ke tempatku. Turunlah dengan deras agar aroma wangi tanah basah bisa kucium kembali. Mungkin aku tak lagi bisa menikmati euforia mandi hujan bersama kawan-kawanku semasa SD dulu di sepanjang gang perumahan. Tapi paling tidak kini aku bisa melihat binar bahagia itu dari mata anak-anak kecil di sekitar rumahku.

Hei hujan, tidakkah kau ingat bahwa saat kau turun aku selalu menemanimu dengan sabar di balkon rumah sambil menyeruput madu hangat? Jangan lupakan kehadiranku yang selalu duduk manis menatap langit kelabu sampai kau menghilang dari pandangan.

Hei hujan. Denganmu aku bisa menjadi sendu, denganmu aku bisa ceria, dan denganmu aku bisa leluasa bicara tentang cinta yang tak kunjung tiba.

Hei hujan, aku menunggumu datang. Jangan pergi-pergi lagi! Aku sendirian, kesepian, dan keringetan.

Read more »

February 18, 2016

Melewatkanmu

Aku harus meminta maaf pada perasaanku karena telah egois memilih yang "terlihat" siap dan mapan. Padahal sebenarnya itu cuma topengnya saja untuk membuatku menjauhimu.

Seharusnya aku tak gelap mata pada janji-janji membina masa depan bersama, melukis bahagia bersama, dan menghabiskan sisa masa usia berdua. Seharusnya aku tak memakan kalimat itu mentah-mentah. Dan seharusnya aku sadar dari awal bahwa semuanya hanya bualan belaka.

Demi segala kebahagian materi dan duniawi yang semu, aku meninggalkanmu, aku tinggalkan euforia rasa penasaran akan perasaanku terhadapmu, aku tinggalkan buncah-buncah rindu yang kurasakan tiap malam padamu, aku tinggalkan masa-masa senyum sendiri karena membaca isi pesan-pesan yang kau sampaikan padaku. Aku meninggalkan kesempatan untuk terus dekat denganmu.

Kini....yang tersisa hanya sesal saja. Penyesalan itu menghantuiku. Aku menyesal telah melewatkan proses pendekatan yang begiu indah dengan laki-laki luar biasa yang mungkin tak akan pernah kutemukan di waktu berikutnya. Pertemuan pertama itu adalah pertemuan terakhir kita. Aku menyesal tak bisa mengenalmu secara dekat lebih lama lagi. Kini, saat aku kembali semua sudah berubah dan kau terus saja mengambil jarak. Aku ingin menangis.

Aku kembali mendatangimu dengan banyak pertanyaan. Kupikir kau telah melupakan sosok perempuan yang menemanimu duduk di bus selama empat jam perjalanan itu, tapi ternyata tidak. Kau masih mengingatku sebagai perempuan yang kau kenal meskipun bukan lagi perempuan yang dekat denganmu waktu itu.

Rasa penasaran dan sesal itu menyakitkan. Dan di tengah rasa sesal melewatkan dirimu selama satu tahun, akhirnya aku memilih untuk tak lagi memperjuangkan perasaan itu. Sebab aku tahu bahwa kau masih memikirkan perempuan yang meninggalkanmu sebelum diriku datang mengisi kekosongan itu. Karena itu dengan berani aku mengakhiri semuanya, aku katakan padamu bahwa kau pernah membuatku menjadi seorang perempuan gila yang merindukanmu tanpa pandang waktu, kau yang membuatku sadar bahwa cinta tak semudah cerita di drama-drama Korea.

Darimu aku belajar satu hal yang pasti benar bahwa jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan meskipun kesempatan itu jalannya menyakitkan. Kau tak akan pernah tau akan berakhir bagaimana jika tidak mengalaminya sampai akhir cerita. Kesalahan terbesarku adalah melewatkan proses panjang menyenangkan itu demi sebuah ilusi masa depan yang instan.

Read more »

February 17, 2016

Kau Terus Saja

Kau terus saja meyakinkan dirimu bahwa dia mencintaimu. Padahal dia hanya peduli padamu. Tak lebih dari itu.

Kau terus saja bertahan pada posisimu, menjadi perempuan ke tiga yang suatu saat akan menjadi nomor dua. Padahal sudah jelas, dia tak akan meninggalkan perempuan yang sudah dikenalnya sejak bangku sekolah menengah pertama.

Kau terus saja berkhayal bahwa tulisan-tulisan singkat yang dia buat adalah petunjuk bahwa dia juga menaruh harap terhadapmu. Padahal semua cuma semu.

Kau terus saja menunggu dia mengungkapkan perasaan itu. Padahal kenyataannya, dia hanya mempermainkanmu. Kau jatuh tak berdaya pada kata-kata dan emoji mesra darinya. Padahal itu cuma permainan belaka.

Kau terus saja begitu, menjadi bodoh dan bangga akan hal itu.

Read more »

February 16, 2016

Kamu Lupa

Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau kabari ketika sakit. Yang kemudian kebingungan mencari referensi obat untuk sakitmu.

Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau ceritakan tentang kekonyolan yang kau buat pada teman-temanmu yang lain. Yang kemudian tertawa keras bersama karena ceritamu memang lucu.

Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau curhati dan cereweti ketika kau sebal dengan semua orang. Yang kemudian hanya diam mendengarkan sambil mengangguk-angguk tanda memperhatikan.

Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau beri kabar gembira karena kau berhasil melakukan segala hal yang kau inginkan. Yang kemudian memelukmu dan dengan bangga memberimu selamat.

Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau beritahu ketika kau jatuh cinta. Yang kemudian mengulum senyum tanda ikut berbahagia.

Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang tak menentang hubunganmu dengannya meski orang lain berkata jangan. Yang kemudian meyakinkanmu bahwa hubungan itu adalah milikmu bukan milik mereka.

Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau mintai bahu untuk bersandar dan menangis karena cinta membuatmu sakit. Yang kemudian mengelus punggungmu dan mengatakan bahwa segalanya akan baik-baik saja.

Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang tak menyalahkanmu atas kesalahan memilih pasangan. Yang kemudian meyakinkan bahwa suatu saat kau akan bertemu orang yang tepat.

Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang merasa sakit hati ketika kau disakiti orang lain. Yan kemudian diam-diam menangisi kebodohanmu karena terlalu tak peka dengan sekitarmu dan malah mencari sejauh itu.

Dan kamu tak akan pernah ingat bahwa orang inilah yang pertama kali mendaratkan kecupan di keningmu ketika kau pulas tertidur di sofa rumahku sepuluh tahun lalu.

Read more »

February 15, 2016

Untuk Ratih, finalis PI 2016

Hai Ratih. Senang berkenalan denganmu. Apa kabar di karantina Puteri Indonesia 2016? Surat ini saya persembahkan khusus untukmu, Ratih Anggraini wakil Sumatera Selatan di PI 2016. Kenapa? Karena saya mengagumi kamu.

Surat ini saya tulis karena senang melihat kesederhanaan kamu yang terlihat di media sosial. Caramu membalas mention dari para sahabat pendukungmu dan menjawab pertanyaan di ask.fm membuat saya yakin bahwa kamu tipe perempuan cerdas, lembut, santun, pemalu, sekaligus lucu. Caramu untuk tidak larut dalam perang photoshoot membuat saya takjub sekaligus takut, takut apakah kamu tidak semangat mengikuti karantina karena statusmu yang sudah sebagai SFA di salah satu maskapai?

Tidak Ratih, tidak. Saya pikir kamu tidak berpikiran untuk mengikuti karantina asal-asalan. Saya yakin kamu semangat dan sekuat tenaga berjuang untuk mendapatkan mahkota Puteri Indonesia 2016 ini. Saya mendukung kamu. Meskipun kamu dikatakan klemar-klemer di karantina, tapi saya pikir tidak. Kamu bukan tipe ambisius yang ingin show-off sebagai front-runners.

Ratih, kamu sudah punya modal fisik yang kuat. Tinggi menjulang dan wajah cantik. Jadi jangan berpikir bahwa kamu akan kalah dengan front-runners yang lain. Berjuanglah sampai akhir. Jangan ragu. Kamu punya banyak pendukung.

Dua hari karantina saya tak menemukan energi di setiap fotomu yang beredar. Kenapa Ratih? Masihkah ragu dengan potensi yang kamu miliki sendiri? Kumohon lebih percaya dirilah. Kamu dijagokan banyak orang. Tunjukkan bahwa kamu bisa. Dan pada hari ketiga kemarin saya akhirnya melihat binar semangat iu di matamu. Lanjutkan Ratih...lanjutkan.

Meskipun ada beberapa orang yang menanggap remeh dirimu karena status pendidikanmu hanya SMA, saya tetap yakin kamu akan memberikan yang terbaik. Saya tahu kalau kamu sudah pernah kuliah sampai semester tiga tapi memutuskan untuk berhenti kuliah karena lolos menjadi FA di maskapai itu. Jadi, jika ada orang yang menganggap kamu tidak layak karena status pendidikanmu berbeda dibanding finalis lainnya itu salah besar. Kamu sempat kuliah, berhenti sejenak, dan akan melanjutkan segera berdasarkan apa yang kamu tulis di ask.fm yang sempat saya baca kamu sedang mencari kampus di Bali tapi ternyata ada pemilihan PI jadi kamu mendaftar PI.

Ratih Anggraini yang sudah ditinggal ayahmu pergi sejak usia delapan tahun adalah perempuan tangguh. Kamu, anak pertama yang menjadi tulang punggung keluarga pasti punya semangat juang yang tinggi. Jangan minder karena status pendidikan. Kamu satu-satunya yang istimewa. Dari 39 peserta, hanya kamu yang SMA dan seorang senior flight attendant. Betapa bangganya saya mengidolakan kamu. Saya turut berdoa semoga kamu mengisi salah satu spot top 3. Dan apapuj hasilnya nanti, saya senang karena pernah mendukung perempuan tangguh seperti kamu.




Salam kenal dan semangat dari L, penggemarmu di sebuah kota kecil di Jawa Timur.

Read more »

February 13, 2016

Tanah Yang Kupijak

Surat ke lima belas. Teruntuk tanah yang kupijak, negaraku tercinta, Indonesia Raya. Merdeka!

Dua puluh lima tahun saya hidup denganmu. Saya mengambil air dan udara secara gratis, kamu tidak marah. Saya menempati lahan subur yang bisa keluarga kami tanami untuk berbagai jenis tanaman, kamu pun sabar. Tanah yang saya pijaki, tanah airku Indonesia saya sungguh bersyukur hidup di atasmu.

Banyak yang mendzolimimu. Para penguasa rakus kekuasaan dan kepentingan serta antek-antek koruptor bertebaran. Saya sedih. Sesuatu yang bukan budaya jadi membudaya. Kamu pasti menderita karena mereka. Dan saya pun juga.

Terkadang saya iri dengan negara lain yang sungguh bersih, rapi, apik, merdeka dari banyak hal, minim penguasa yang berkepentingan di luar rakyat dan negaranya, punya pengelolaan baik terhadap rakyat dan segala fasilitas umum, rakyatnya yang hidup bahagia dan sejahtera. Sungguh saya sangat iri. Saya ingin hidup di negara mereka yang sempurna di mata saya.

Tapi saya kembali ingat bahwa bumi pertiwi inilah tempat pertama saya memijak, tempat saya dilahirkan, tempat kedua orang tua saya bertemu dan berkasih, tempat segala sumber penghidupan, tempat segala berkah. Jadi saya berpikir ulang. Saya tak seharusnya punya pikiran untuk meninggalkanmu.

Negaraku tercinta. Doa tulus dari rakyat jelata yang gemar berkhayal ini adalah bahwa suatu saat tidak akan ada lagi anak-anak kelaparan dan kekurangan gizi, tidak ada lagi anak muda yang kebingungan mencari kerja, tidak ada lagi pelayanan rumah sakit umum yang ribet dan menyesatkan bagi mereka yang tak mampu membayar, tidak ada lagi mereka yang tinggal di gubuk atau bantaran kali, tidak ada lagi anak-anak yang tak bersekolah, dan tidak ada lagi koruptor yang memakan hak orang-orang yang membutuhkan.

Wahai negara tercinta, kamu adalah negara kuat. Bersabarlah. Mungkin untuk memenuhi harapan si tukang khayal itu perlu waktu lama. Tapi ketika kau dipimpin oleh orang yang tepat, bukan tidak mungkin jika generasi cucu saya kelak mampu merasakan kenyataan atas khayalan-khayalan saya.

Read more »

Hei Kamu!

Halo...
Hai...
Kamu, tolong jangan pasang foto profil mukamu. Sebab aku selalu merasa gagal move on saat melihatmu. Pasang foto lain saja agar aku lupa bagaimana rupamu. Mustahil!

Mustahil. Cara senyummu sudah memaku di kepalaku. Ingatanku tentang rambut belah tengahmu yang membuatku tertawa pun masih jelas di ingatan. Gaya bicaramu yang sudah kehilangan logat Jawa pun sudah terekam jejaknya. Aduh, sialan. Karena menulis ini akhirnya aku stalking facebookmu dan kutemukan kenangan yang tidak enak. Alamak....neng baper, bang.

Hai kamu. Aku ingin meng-unfriend+delete+unfollow semua akunmu dari media sosialku agar jadi tanda bahwa aku sudah lulus dari sakit dan berhasil move on. Tapi sayang aku belum mampu. Sulit jika harus kehilangan kamu. Tunggu aku jatuh cinta dengan yang lain dulu, baru aku akan melakukan itu.



Tertanda: L yang belum bisa move on dari P.

Read more »

February 11, 2016

Kepada Permadi


"Jika kelak tak mampu kudapatkan hatimu, maka kupastikan diriku tetap dapatkan kenangan menakjubkan...yaitu pernah mengenalmu dalam ketabahan"

Terminal. Aku memuji keramaian di dalamnya. dipeluk oleh malam, kuabadikan kenangan menakjubkan. Aku terkesima, tak mampu kusembunyikan wajah kagum di hadapannya. Kegaduhan liar yang sebabkan pertemuan kecil tak terencana itu penuh artian. Aku tak mendamba pun bahkan mencoba menerka adegan yang bakal Tuhan skenariokan. Ini terlalu indah, bahkan untuk dijelaskan pun butuh kata-kata yang tak biasa.

Aku menunggu pertemuan. Seorang asing yang baru kukenal akan datang. Aku tak pernah menerka itu akan ada. Aku tak pernah mencoba membuat sketsa perjumpaan dengannya. Aku tak pernah membayangkan bakal tercipta kenangan, tak pernah. Dan sore itu, selepas adzan maghrib mengudara di langit kota tua aku berjumpa dengannya dengan penuh tanda tanya.

Aku masih ingat dengan benar bagaimana pertemuan tak terencana itu ada. Di persimpangan, berjejeran. Kita berdiri bersebelahan. Saling memegang telepon genggam. Kau di sampingku tapi aku tak menyadari itu. "ayo, aku di sebelahmu" adalah kalimat ajakan untuk ke mushola yang membuatku sadar bahwa orang yang berdiri di sebelahku adalah kamu.

Bisa saja kulempar jantungku sendiri jika saat itu tak lagi ada degup kasar yang berlompatan di dalam dadaku. Sebab pikirku aku telah kaku. Bisa saja kupejam segera mataku jika saat itu tak kutemukan kesima yang membuat pipiku sepanas ubi rebus. Sebab aku merasa malu.

Demi Tuhan Yang Maha Agung....kesima tak bisa kuabaikan. Berjalan di belakangmu, berjalan di sampingmu, bercakap denganmu membuatku takjub luar biasa. Ini lho Permadi....ini lho Permadi...ini Permadi. Permadi yang biasanya hanya kau lihat di akun facebooknya, yang ternyata kakak kelasmu ketika SMA yang sering berseragam pramuka sekarang berdiri di hadapanmu, duduk di depanmu, duduk di sebelahmu. Kau mengobrol dengan lelaki yang kau pikir pendiam namun nyatanya cerewetnya melebihi kau, kau diajaknya mengoceh sepanjang jalan. Kau ditemani, kau menemaninya dalam perjalanan pulang. Kau merasa dilindungi, kau merasa.....

qwertyuiopkageyajvdajajeyhagag

Luar biasa seru. Andai kala itu seluruh orang beku, aku akan berteriak semauku. Aku akan bilang pada dunia bahwa kejadian itu terlalu sempurna, itu terlalu indah. Skenario yang Tuhan ciptakan begitu luar biasa. Dan diam-diam aku cuma bisa bersyukur karena itu. Aku hanya bisa mensyukuri nikmat kecil yang memabukkan itu. Sudah kukatakan dari awal, tak ada rencana. Tak ada pikiran terhadap pertemuan. Tapi Tuhan berkata..tidak seperti itu.

Satu kesempatan itu mungkin tak akan lagi datang. Benar saja. Juli di hari ke dua lima itu adalah hari pertama dan terakhir kita berjumpa. Tidak ada lagi pertemuan. Semua hilang. Namun kenangan malam itu telah kubungkus dengan rapi, telah kusimpan dengan baik, telah kubahasakan dengan indah.

Kepada Permadi, kau salah satu tokoh penting dalam cerita cinta di hidupmu. Dan sampai saat ini aku masih mengharapkan ada pertemuan berikutnya. Tapi Borneo begitu jauh. Laut Jawa memisahkan kita. Tapi katamu, tak ada yang tak mungkin. Bisa saja suatu saat kita bertemu di hari yang tak disangka. Kau bilang, mari berjumpa, mari jalan bersama. Dan setelah mendengar itu, aku jadi berpikir bahwa aku akan menunggumu untuk pulang.

Read more »

February 10, 2016

Yang Tak Sempat Terucap

Kau bergegas pulang sebelum aku sempat katakan tentang perasaan yang kusimpan. Aku hanya bisa terpaku di situ. Diam membatu tanpa mampu berkata apa-apa. Tahukah kamu bagaimana hancurnya aku melihat punggungmu yang hilang di kejauhan?

Otakku berusaha keras untuk mengartikan maksud dari hati. Jantungku berdegup liar tatkala mataku berhasil mengunci jarak sedemikian dekat. Aku tak tahu lagi harus memulainya darimana. Lidahku kelu, menggulung malas untuk bicara tentang cinta. Kau yang seperti biasanya, tak acuh pada sekitar dan hanya sibuk menyeruput kopi hitammu. Sejujurnya aku ingin segera mengakhiri degup aneh yang kurasakan ketika tak bersua denganmu. Perasaan asing yang mengalir bebas tanpa kuminta untuk datang. Kali ini aku ingin memastikan bahwa perasaan ini bukan hanya rasa penasaran.

Tapi tetap saja, aku takut dan bimbang. Seluruh kata tentang cinta terkunci rapat di ujung tenggorokan. Keringat dingin terasa mengalir di bagian belakang tubuhku. Degup jantungku berlarian lagi. Bagaimana caranya untuk memulai percakapan sederhana? Dan kemudian yang terjadi hanyalah percakapan ringan dan banyolan seperti biasanya.

Lalu aku pun akhirnya duduk sendirian menghadapi gejolak di dalam dada yang semakin tak tahu kemana arahnya. Kau pergi meninggalkanku tanpa rasa curiga sama sekali. Kau tak bertanya apapun tentang diriku yang menjadi sedikit berbeda dari biasanya. Dan dari situ aku sadar bahwa aku selalu sama di matamu.

Aku tahu bahwa aku tak mampu mengatakan segala tentang perasaan. Masih ada rasa takut kehilangan jika kau pergi meninggalkanku karena sebuah perubahan. Tapi dalam hati yang paling dalam aku sangat ingin bicara bahwa aku cinta. Ya, aku mencintaimu...kawan.

L

Read more »

February 9, 2016

Calon Masa Depan

Hei kamu ada dimana?
Sampai kapan kau menyembunyikan diri?
Rasanya aku sudah lelah mencari.
Bolehkah aku pergi?

Aku terus saja dilanda takut kalau suatu saat aku tak akan menemukanmu, calon masa depanku. Kenapa? Entahlah. Kau begitu asing ada di pikiran. Tak ada bayangan bagaimana wujudmu kelak. Akankah seperti mantan-mantan sebelumnya? Atau malah berbanding terbalik dari mereka?

Aku belum benar-benar pasrah andai saja beberapa kawan terdekatku belum berpasangan, melangsungkan pernikahan, dan bahkan telah mempunyai anak. Tapi rata-rata dari mereka telah berkeluarga. Lalu aku harus bagaimana? Dimana jodohku berada?

Ah...aku mulai lelah mencari di kota ini. Haruskah aku berkelana ke barat? Untuk mencarimu di sana?

Hei, calon masa depan. Aku pasrah saja padaNya. Aku harus bersabar. Mungkin kita belum ditakdirkan untuk berjumpa karena sama-sama belum pantas. Lagipula mungkin kita masih harus menyelesaikan beberapa masalah yang ada di hidup kita. Dan kemudian mungkin kita akan berjumpa secara tak sengaja setelah semua beban dan tanggungan hilang.

Aku tidak khawatir. Hanya saja sedikit lelah. Aku pasrah tapi aku tak akan lengah. Mari kita sama-sama saling mencari. Mungkin tiga bulan lagi kita akan bertemu di sebuah tempat diskusi.

Tertanda, L yang mencari jodoh.

Read more »

February 8, 2016

Kutukan (?)

Aku tak mungkin membencimu tanpa sebab. Aku tak mungkin menuliskanmu ke dalam daftar yang tak boleh diucap tanpa ada alasan yang tepat. Kau seperti kutukan. Membuatku ketakutan ketika akan memulai kisah percintaan.

Benar juga. Kau adalah pertanda kegagalan dalam berkisah. Romansa yang kukira akan berjalan lancar tanpa hambatan selalu berakhir dengan mengenaskan. Semua lelaki dengan pengawalan nama yang sama akhirnya hanya jadi mantan belaka.

Ada apa dengan "A"? Apes? Kukira terakhir kali aku menjalin kasih dengan pemuda bernama "A" akan berakhir bahagia, tapi nyatanya sama saja seperti sebelumnya. "A" pergi lagi. Meninggalkan kenangan menyakitkan. Aku ditinggal lagi bersama kesepian. Dan seperti tiga "A" sebelumnya, kau membuatku semakin membencimu tanpa ragu.

Bagiku sekarang tak akan ada lagi "A". Itu nama yang tak lagi boleh disebut. Katakan saja dalam kata kau-tahu-siapa. Sebab jika kuteruskan aku akan tetap menerima kutukan kegagalan. Sekarang aku sudah memasukkanmu ke dalam daftar penolakan. Jangan sekali-sekali mencoba mendekatiku, A. Atau kalau kau nekat akan kubuat sekarat. Konyol memang, tapi aku tak akan menanggapimu lagi, A. Biarkan abjad lain saja yang datang. Aku akan mengusirmu walau kau sangat tampan (wkwkwkwk)

Tertanda, L yang sangat membenci A.

Read more »

February 6, 2016

Cinta (?)

Dari bukit kecil bernama cinta aku bersua dengannya,
dan mengabdi pada lembah ketabahan mencinta.
Aku resah didauni gelisah yang jatuh pasrah di atas tanah.
Kenapa begitu gelisah?

Demimu kupenjara rasa.
Tak kering rinduku padamu lima ratus malam tanpa kepastian.
Rasanya lorong kepatuhan pada takdir pertemuan berikutnya begitu panjang.
Lalu sampai kapan aku harus berdiri menanti di ujung seberang?

Aku menyerah pada keagungan jarak yang tak tahu diri.
Pasrah kuhadapi.
Ingin kutimbun ingatan dengan segunung es himalaya agar aku lupa.
Tapi sia-sia saja, semua rasa tak kunjung sirna.
Datanglah. Segeralah mendatangiku
Biar aku bicara cinta.

Read more »

February 5, 2016

Desainer Masuk Surga

Hei hei...mataku memang mata wanita jeli yang bisa memandang mana makhluk rupawan dan mana yang bukan. Saking jelinya beberapa temanku menjulukiku si mata elang pencari pria idaman. Tapi sayang sampai detik ini aku belum menemukan dimana pria idamanku bersembunyi.

Setiap pergi kemanapun kepalaku tak pernah diam bergerak ke kiri dan ke kanan. Mataku tak pernah menuju pada satu arah. Bahkan ketika naik kendaraan umum atau kendaraan pribadi, mataku tak pernah diam.

Suatu ketika saat awan hitam sudah menggantung sangat dekat dengan tempatku, mengikuti perjalanku menuju terminal dengan mengendarai ojek online aku menemukan satu bentuk karya Tuhan yang luar biasa.

Sebenarnya aku tak ada niatan untuk melakukan kebiasaan celingak-celinguk ku ketika dalam suasana terdesak sebab hatiku cemas. Karena mungkin saja hujan besar akan turun sebelum aku sampai ke terminal. Namun ketika sampai di perempatan lampu merah, kepalaku diam terhenti di sisi kiri. Arah mataku mengunci obyek misterius di samping motor yang aku tumpangi.

Tepat suasana sore itu memang sedang ramai-ramainya karena jam pulang kantor. Tentu saja ditambah macet. Kecemasanku akan terlambat sampai terminal bertambah karena di samping akan hujan juga jalanan macet luar biasa. Kemudian semua rasa cemas hilang diganti oleh rasa penasaran pada makhluk hidup di sebelah.

Motornya matic mirip vespa. Rambutnya yang tipis panjang terurai sampai tengah punggung. Kulit tangannya putih bersih. Tunggu sebentar, aku curiga dia satu jenis denganku. Kemudian kuperhatikan kakinya, lumayan besar dan panjang. Tapi ini bukan kaki seorang perempuan. Tiba-tiba motor yang kunaiki bergerak pelan dan jreng....aku berhasil melihat kumis tipis beserta bibirnya yang berwarna merah jambu serta alis tebal yang hampir menyatu.

Ya Tuhan, ini laki-laki atau bukan? Sekali lagi kuperhatikan. Benar. Dia laki-laki tampan, rupawan, yang tentu saja menggoda iman. Dia bukan laki-laki sembarangan. Buktinya dia biarkan rambutnya menjuntai panjang. Jangan...jangan...dia....ENGGAK. Virzha Idol rambutnya juga panjang.

Kemudian mataku bergerak menuju helm yang dipakainya. Ada tulisan milintang di sisi kanan kepalanya yang sepertinya dicetak sendiri yang menarik perhatian yaitu Desainer Masuk Surga. Apa maksudnya? Apakah dia seorang desainer? Desainer apa? Baju? Grafis? Tapi apapun itu laki-laki ini sepertinya menyukai seni dilihat dari desain helm yang dipakai dan tulisan yang dibuat. Ya keduanya adalah bentuk seni, si pemakai adalah bentuk seni yang diciptakan Tuhan dan helmnya adalah buatan manusia. Sungguh indah. Aku terpesona dibuatnya.

Dan setelah itu juga entah kenapa setan dalam tubuhku melompat kegirangan. Senang bukan main dipertemukan oleh dia yang tak tahu darimana asal dan tujuan perjalanannya. Tapi tunggu sebentar, bukankah aku bisa melihat plat nomor sepeda motornya? Mungkin saja suatu saat aku bertemu kembali dengannya atau mungkin saja aku bisa melacaknya di kantor polisi (pikiran gila!). Dan tentu saja bisa melihat nomornya dengan hanya mengintip sedikit dari balik masker yang kukenakan. Konyolnya, sepanjang perjalanan menuju terminal aku menghapalnya. Benar. Menghapalnya karena tak bisa menuliskannya di memo handphone.

Kepada lampu merah yang menyala lama, biasanya aku memohon agar segera berganti hijau. Tapi kali ini tidak. Aku meminta agar tetap merah, agar aku lebih lama bisa menikmati karya cipta Tuhan yang luar biasa. Doaku tentu saja tak dikabulkan. Hanya sekitar 2 menit lampu merah berubah hijau. Dan kemudian motor miliknya melaju lebih kencang mendahului motor si driver ojek yang kutumpangi.

Aku sedih, tentu saja. Aku kehilangan dia. Tapi aku tak berkecil hati. Aku bahagia karena sempat menikmati salah satu bentuk keindahan seni.

Dan kepada si pemakai helm Desainer Masuk Surga yang mana tulisanmu adalah doa, bagiku kamu adalah surga sementara di dunia yang sebenarnya. Terimakasih telah membuatku takjub barang sekejap. Mari berjumpa kembali dan masuk ke surga bersama-sama.

Read more »

February 3, 2016

Kau Berhak Bahagia

Sudah kawan. Sudah cukupi ratapanmu pada lelaki itu, hentikan tangismu, hentikan rengekan untuk memintanya kembali. Sudah biarkan saja dia pergi. Kau berhak bahagia.

Lelaki itu telah meninggalkanmu sendirian menangisi perpisahan. Dia tak mengacuhkan segala alasan logis yang kau berikan. Dia tak bergeming dengan keputusan. Dia tak ingat bagaimana asam manis perjalanan enam tahun kebersamaan kalian. Dia tak sadar bahwa bahwa dirinya adalah cinta pertama yang kau agungkan. Dia lupa, kawan.

Kau berhak bahagia. Jangan menyakiti diri sendiri. Sulit memang untuk segera bangkit. Tapi kau punya aku, keluarga, dan teman-teman lain. Kami akan mendukungmu habis-habisan. Kami adalah barisan penyemangat yang akan siap sedia ketika kau butuhkan. Jangan jatuh terlalu dalam, kawan. Cintamu padanya jangan sampai menjerumuskan sampai kau lupa pada Tuhan yang menciptakan cinta diantara kalian.

Menangislah sesukamu, sepuas hatimu. Tapi jangan berlama-lama mengurung diri dalam kesedihan. Jangan dimanjakan. Obat terbaik untuk menyembuhkan luka adalah dirimu sendiri. Kaulah yang harus menguatkan diri, kaulah yang harus menciptakan pikiran positif untuk masa depan.

Hei...masa depanmu masih panjang. Tak ada guna menangisi lelaki yang tak pantas disandingkan denganmu itu. Kau bukan untuknya dan dia bukan untukmu. Tuhan Maha Adil, kawan. Jodoh telah Dia tetapkan sebelum kau dilahirkan. Jangan khawatir dan kebingungan. Bukankah selalu ada pelangi sehabis hujan?

Kau berhak bahagia, kawan. Bahagiakan dirimu sendiri agar luka segera hilang. Meskipun sulit untuk bangkit, bukan berarti waktu tak memihakmu bukan? Yakinlah, seiring berjalannya waktu luka-luka yang ada akan sirna. Bangkit dan buktikan pada semesta bahwa kau mampu bahagia tanpanya.

Read more »

Mimpi Yang Sempurna

Ada jembatan penghubung dalam ketidaksadaranku yang membawaku ke dalam sebuah pertemuan tak terduga di saat malam tiba. Mimpi itu. Ya, mimpi itu adalah pintu rahasia Tuhan dimana hanya Dia yang punya kuncinya.

Aku sudah tak lagi merindukanmu. Aku tak lagi mengharapkanmu sama sekali. Tapi dalam sekejap mata aku akan merasakan kebalikan dari keduanya ketika aku terbangun dari tidurku.

Mimpiku begitu sempurna karena ada kamu di situ. Semua begitu indah. Ada banyak hal yang tak kita lakukan ketika kita pernah bersama terjadi di dalam mimpi. Kita bahagia di sana. Ada banyak tawa. Ada cinta. Ada banyak adegan yang membuatku terheran-heran sampai harus bertanya kenapa, ada apa, bagaimana bisa ketika aku telah terjaga. Firasat yang tersirat dari kejadian di alam bawah sadarku bicara bahwa masih ada sesuatu yang tersisa. Namun bagaimana bisa saat kenyataan berkata bahwa kau telah meminang perempuan lainnya?

Sepuluh tahun telah berlalu dan kita sama-sama pergi ke jalan yang kita pilih sendiri. Terus terang aku ragu jika kau masih memikirkanku. Kau telah bahagia bersamanya. Sedangkan aku? Masih berkutat mencari kebahagiaan itu. Kau tak akan pernah tahu bahwa kau adalah mantan terindah yang pernah aku miliki.

Mantan terindah yang tak akan pernah digantikan posisinya oleh mantan lainnya. Satu-satunya mantan yang membuat hidupku menjadi seperti drama anak muda di layar kaca. Mengharapkanmu adalah satu bentuk kesemuan yang nyata. Kekasih pertama masa putih biru. Masa pertama dimana aku merasa memiliki dan dimiliki dengan bahagia. Segala kenangan masa muda belia yang sangat berharga telah kudapatkan darimu. Terimakasih, mantan terindahku.

Hei celaka, aku mulai merindukanmu karena mimpi-mimpi itu. Ada perlu apa mendatangiku? Masih adakah yang belum tuntas? Aku pikir tidak. Aku pikir ini hanya bunga tidur yang punya makna apa-apa seperti apa yang dikatakan oleh kebanyakan orang. Tapi aku penasaran, bagaimana bisa tanpa emosi apa-apa sebuah mimpi bisa tercipta?

Mungkin memang hanya Tuhan yang tahu bagaimana bisa mimpi itu datang ke dalam tidurku. Tuhan mungkin tak pernah menggariskan takdir kebahagiaan untukku bersamamu di dalam kenyataab hidupku. Namun Tuhan begitu sayang padaku sampai membiarkanku berbahagia denganmu di alam bawah sadarku. Kalau kusebut mimpiku yang sempurna adalah hadiah terindah atas perpisahan, tentu tak salah bukan?


Read more »

February 2, 2016

Untukmu, Aku.

Kau berpotensi. Kau cerdas. Kau bisa. Hanya saja kau terlalu takut untuk melangkah keluar dari dunia yang membuatmu nyaman. Ayolah, bangun!

Kau tak perlu takut untuk pergi dari situ. Kau tak perlu dengarkan apa yang orang lain katakan. Kau cukup menutup telinga dan membayangkan bahwa dunia luar akan jauh lebih menyenangkan dari duniamu sekarang.

Kau cukup menghapus kata-kata "bagaimana jika" dalam pikiranmu. Kau tak perlu ragu akan hal itu. Kau tak perlu banyak berpikir dan berangan akan kejadian yang belum tentu bakal ada di masa depan. Kau cukup lakukan apa yang harus dan bisa kau lakukan sekarang. Jangan ragu, sekali lagi jangan takut.

Jangan gundah. Jangan menangisi masa lalu yang membuatmu jatuh begitu dalam sampai kau melambat dan lupa bagaimana cara berdiri. Bersyukurlah karena "keterlambatanmu" membuatmu lebih dewasa dan tanggung jawab akan masa depanmu. Bersyukurlah karena kebohongan besar yang kau lakukan menyadarkan banyak orang bahwa sebenarnya kau terlalu peduli pada mereka. Tak tak perlu menyesali sampai menangis berhari-hari dan ingin mati karena kesalahan masa silam. Lihat, Ibu...Ayah...Kakak... dan segenap keluarga besar mendukungmu habis-habisan. Mereka tak marah atau bahkan memandang rendah dirimu. Mereka malah mengasihani. Mereka menyesalkan kenapa anggota keluarganya berkorban sebegitu besarnya demi menutupi beban yang dipikulnya. Mereka menyesalkan kenapa dirimu tak jujur dan membiarkan mereka membantu sebisa mereka.

Kau tak perlu berusaha untuk lari lagi. Kau tak perlu sembunyi. Hadapi dunia ini. Kau telah menciptakan masa lalu berharga untuk anakmu kelak. Kau telah mengukir sejarah untuk hidupmu. Kau telah mendapatkan banyak pelajaran bahwa di masa depan kau harus kaya, kau harus punya banyak uang agar anakmu bersekolah tak perlu bingung memikirkan biaya darimana dan harus bekerja paruh waktu demi membantu hidupnya hingga sekolahnya terlambat dengan sangat. Di masa depan kau harus jadi orang tua yang bersahabat, yang akan mengajarkan pada anak-anakmu agar tak takut pada kejujuran, kau harus jadi orang tua yang tak akan membuat anaknya merasa bahwa dirinya adalah beban. Maka dari itu, jadilah kaya akan harta dan jiwa.

Kau....adalah salah satu manusia beruntung yang diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk berbuat salah dan menyesali kesalahannya dan mampu berdiri untuk memperbaiki diri. Kau adalah manusia luar biasa yang diberikan amanah oleh Tuhan untuk menceritakan pada anakmu kelak bahwa ibunya pernah mengalami krisis, pernah salah, dan pernah ingin bunuh diri namun akhirnya sadar bahwa Tuhan begitu menyayangi hidupnya. Kau adalah manusia penuh rasa syukur karena memiliki orang tua yang begitu sayang, pengertian, dan memaafkan. Maka kelak, jadilah seperti mereka.

Untuk kamu, diriku sendiri...bergegaslah lari agar sepuluh tahun lagi kau berada jauh di depan mereka yang menggapmu tak bisa apa-apa.

Read more »

February 1, 2016

Mari Menjadi Asing

Aku menjauhimu. Kuputuskan untuk tak lagi memulai percakapan apapun denganmu. Aku takut, sebab jika aku mulai bicara aku akan menderita karena rasa sakit itu masih tersisa.

Tak bisa lagi kususun kata-kata gila untukmu. Tapi untuk hari ini, kenangan masa silam datang hingga membuat kepalaku menjelajah waktu. Mengupas kejadian memilukan sekaligus mengejutkan kala itu.

Hari ini tepat dua tahun yang lalu ketika aku menangisi kebodohan yang kuperbuat di stasiun kereta itu. Di kursi, sambil menunggu kereta yang akan membawaku pergi dari ibukota itu air mata tumpah ruah. Sakit hatiku mendengar kenyataan bahwa kau telah bersama perempuan dari masa putih biru yang jadi sahabatmu sejak dulu.

Kau tahu aku akan menangis. Kau tahu aku akan terluka. Tapi kau membiarkanku memiliki perasaan itu dan tak berusaha mencegahnya sama sekali. Tak pernah ada kata-kata untukku berhenti memiliki perasaan yang tak mungkin kau hiraukan.

Aku menyalahkanmu karena tak mampu meredam perasaan yang tak pernah jelas wujudnya. Aku membencimu karena tak mampu jujur tentang apa yang kau rasakan padaku. Semua semu. Kau terus saja begitu. Memperlakukanku seolah kau memiliki perasaan yang sama. Kau membiarkanku tumbuh dalam khayalan. Kau tak tegas atau kau hanya takut padaku karena aku lebih tua darimu?

Hari ini tepat ketika aku mengaku kalah atas cinta yang bertepuk sebelah namun malah merasa bungah karena kejutan kecil yang kau selipkan ke dalam tasku.

Hari ini, di dua tahun yang lalu aku berharap kau mencegahku untuk pergi. Hari ini, di dua tahun yang lalu ketika aku seolah menjadi tokoh cerita fiksi yang menangis di stasiun karena patah hati.

Hari ini, setelah dua tahun berlalu aku akan bilang bahwa semua telah kuakhiri meskipun tak mudah sama sekali. Meskipun aku terbiasa patah hati dan ditinggal pergi, tapi tak mudah untuk kali ini. Dan sampai saat ini kediamanku adalah cara terbaik untukku melupakanmu. Jangan mengajakku bicara agar aku tak terluka. Mari menjadi asing!

Read more »

January 31, 2016

Hai, Bibir Beku

Hai...Sudah lama ternyata kita tak berjumpa. Hampir tiga ratus hari aku meninggalkanmu. Tak ada tulisan yang bercecer seperti dulu. Bukan karena aku tak rindu, tapi keinginan untuk menulisku hilang seperti perasaanku kepada lelaki itu.

Apa kabarmu? Lama aku tak menengokmu. Lihat. Tak ada satupun tulisan yang membuatmu hidup. Kau seperti makhluk usang yang sengaja dipelihara oleh pemiliknya. Aku sedih. Aku tak bisa merawatmu. Keinginanku untuk velajar dan mengembangkan tulisan-tulisan anehku hilang.

Bagaimana bisa aku membiarkanmu menjadi kosong begitu? Bagaimana bisa aku membuatmu beku dengan bibir jahatku? Bukankah kebekuan hanya diberlakukan untuk sementara saja? Kenapa berlanjut sebegitu lama? Iya aku jahat. Sungguh jahat.

Padahal dulu ketika aku baru membuatmu, aku sungguh gembira sampai-sampai aku lupa untuk tidur demi membuat satu tulisan. Aku bereksperimen. Mencoba menggali segenap perasaan dan menuangkan dalam tulisan. Namun sejak April itu semua di diriku berubah. Aku jadi enggan menulis. Enggan mengungkapkan.

Maafkan aku. Dengan segala rasa bersalah, aku minta maaf telah meninggalkanmu selama itu. Aku berjanji kali ini akan kutulis lagi kata-kata dengan kosa kata gila dan tak masuk akal seperti dulu di halamanmu. Aku berjanji untuk menulis apapun. Tak peduli satu atau dua kalimat sekalipun aku akan menulis lagi.

Bibir beku, aku akan membuatmu hidup kembali.

Read more »