October 16, 2012

Aku gila


menyepakati perjanjian gila....yang sekarang ini telah ku langgar. secara terang-terangan kembali ku gamit dengan mesra lengan lelaki itu. meremas dengan gemas jari - jarinya yang sering basah. dan tanpa malu bergelayut manja di pelukannya.

menikmati keramaian tanpa ada pasang - pasang mata yang mengawasi. aku menyukainya sekaligus menikmati dengan bangga, bahwa tiada seorang pun yang kita kenal yang bakal melerai kecemasan yang kadang terpahat di masing - masing mata kita. apakah ada yang kenal? tidak. mereka tidak ada yang mengenal kita. jadi, lahan ini adalah ladang bagi kita untuk bersama.

menikmati matanya yang sipit namun menenggelmkan. menghirup aroma mint yang menguar dari lehernya yang membuatku jatuh tak berdaya. menggenggam mesra tangannya yang kadang berair. ah, sungguh indah. malam yang selalu ku nantikan. bisa bersamanya saat tidak ada seorang pun yang menyipit heran, sungguh aku menikmatinya. maka....

maka... rasa nyaman dan tenang itu kembali datang. juga ada rasa yang menohok kendali kepalaku, yang mengingatkanku pada satu kenyataan tak terbantahkan, dia milik wanita lain. aku? adalah selingkuhannya....bangga? tentu saja tidak. namun, namun aku suka seperti itu. lama - lama aku menikmati permainan gila ini. diam - diam bertemu di luar jamnya bersama wanitanya. ah, wanita macam apa aku?

wanita yang mendambakan hangat lelaki seperti dia. seperti dia, sesempurna dia. sampai aku menemukan pria seperti dia, maka aku akan dengan senang hati melepasnya. membiarkannya pergi bersama wanitanya. untuk sekarang, aku tidak bisa. bahkan dalam isi kepalaku, terbersit pikiran tolol. aku belum mau menikah ataupun punya pacar karena aku masih ingin bersamanya. masih ingin merangkai cerita - cerita gila yang tidak bisa dia lakukan bersama wanitanya.

biar saja aku gila. biar saja aku bodoh. aku buta, telah buta pada kenyataan menyakitkan itu. namun, namun aku menikmati semuanya. masih dengan senang hati menjadi keduanya. masih dengan senang hati menemaninya kala sepi. aku tidak peduli dengan embel-embel perempuan kedua. aku tidak akan pernah mendengar itu selama aku masih bisa bersamanya. terdengar konyol dan memuakkan bukan? hah.

wanita mana yang bakal rela kalau lelakinya bermain dengan wanita lain? itu urusan belakang. aku tidak peduli. selama rahasia tetap terjaga dengan baik, kita akan melanjutkan. meskipun terkadang aku iri dan ingin dirindukan. kapan kau akan bilang bahwa kau begitu merindukanku dan menginginkaku berada di sisimu?

Tuhan.... berikanku kesempatan untuk mencintainya, sekali lagi.




0 komentar:

Post a Comment