August 6, 2012

Takut

di penghujung serak seru dengung para makhluk malam aku berhenti memuja,
bukan karena telah menyerah dan bertekuk lutut pada waktu,
aku hanya berusaha jujur dan merebahkan seluruh mimpi gilaku padamu,
sekarang
saat ini juga,
sebelum mentari berhasil menggosongkan pori-pori perasaku

ya, sebelum langit cerah membumihanguskan getar-getar rasaku
yang selalu menumbuh di kala gelap hinggap
yang kini akan musnah seiring dengan berkungjungnya mentari di pagi hari

dan kali ini, aku benar-benar pasrah
tunduk pada waktu yang tidak mau mengerti sedetik saja,
untuk tetap berdiam dan membiarkanku berdiri di sampingmu,
kala malam - malam bertafakur akan sajak - sajak cinta muda gila

tapi,
tapi aku juga enggan untuk beralih sebenarnya
aku masih ingin tetap di sini,
memunggungi pagi dan mengintipmu dari balik jeruji
bisakah aku terus memeluk malam selamanya?
tentu saja tidak,
aku hanya bisa memeluk sebagian nyawanya
bersama denting - denting melodi sang rembulan

aku ingin berteriak,
mengaduh pada siapapun yang mau mendengarkan aduhanku
tapi siapa?
bahkan gelisah pun sangsi akan kegelisahan yang menderaku,
ketakutan untuk bertahan membuat nyaliku untuk
memunggungi pagi menciut,
aku takut...
takut tidak akan menemui malam di kala mata terpejam


0 komentar:

Post a Comment