February 18, 2016

Melewatkanmu

Aku harus meminta maaf pada perasaanku karena telah egois memilih yang "terlihat" siap dan mapan. Padahal sebenarnya itu cuma topengnya saja untuk membuatku menjauhimu.

Seharusnya aku tak gelap mata pada janji-janji membina masa depan bersama, melukis bahagia bersama, dan menghabiskan sisa masa usia berdua. Seharusnya aku tak memakan kalimat itu mentah-mentah. Dan seharusnya aku sadar dari awal bahwa semuanya hanya bualan belaka.

Demi segala kebahagian materi dan duniawi yang semu, aku meninggalkanmu, aku tinggalkan euforia rasa penasaran akan perasaanku terhadapmu, aku tinggalkan buncah-buncah rindu yang kurasakan tiap malam padamu, aku tinggalkan masa-masa senyum sendiri karena membaca isi pesan-pesan yang kau sampaikan padaku. Aku meninggalkan kesempatan untuk terus dekat denganmu.

Kini....yang tersisa hanya sesal saja. Penyesalan itu menghantuiku. Aku menyesal telah melewatkan proses pendekatan yang begiu indah dengan laki-laki luar biasa yang mungkin tak akan pernah kutemukan di waktu berikutnya. Pertemuan pertama itu adalah pertemuan terakhir kita. Aku menyesal tak bisa mengenalmu secara dekat lebih lama lagi. Kini, saat aku kembali semua sudah berubah dan kau terus saja mengambil jarak. Aku ingin menangis.

Aku kembali mendatangimu dengan banyak pertanyaan. Kupikir kau telah melupakan sosok perempuan yang menemanimu duduk di bus selama empat jam perjalanan itu, tapi ternyata tidak. Kau masih mengingatku sebagai perempuan yang kau kenal meskipun bukan lagi perempuan yang dekat denganmu waktu itu.

Rasa penasaran dan sesal itu menyakitkan. Dan di tengah rasa sesal melewatkan dirimu selama satu tahun, akhirnya aku memilih untuk tak lagi memperjuangkan perasaan itu. Sebab aku tahu bahwa kau masih memikirkan perempuan yang meninggalkanmu sebelum diriku datang mengisi kekosongan itu. Karena itu dengan berani aku mengakhiri semuanya, aku katakan padamu bahwa kau pernah membuatku menjadi seorang perempuan gila yang merindukanmu tanpa pandang waktu, kau yang membuatku sadar bahwa cinta tak semudah cerita di drama-drama Korea.

Darimu aku belajar satu hal yang pasti benar bahwa jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan meskipun kesempatan itu jalannya menyakitkan. Kau tak akan pernah tau akan berakhir bagaimana jika tidak mengalaminya sampai akhir cerita. Kesalahan terbesarku adalah melewatkan proses panjang menyenangkan itu demi sebuah ilusi masa depan yang instan.

0 komentar:

Post a Comment