May 10, 2014

(Katanya) Sok Menggurui

saya pernah menyesal. saya menyesal. saya sekarang menyesal.
pernah mengucapkan kata-kata itu dalam hatimu? harusnya pernah ya. sebagai seorang manusia dengan tingkat kesadaran tinggi yang tak pernah luput dari khilaf dan salah, tentu akan mengatakan kalimat itu ketika menemukan kenyataan bahwa dirinya telah berbuat sesuatu yang menyimpang dari jalan seharusnya.

menyesal-lah selagi masih ada waktu. berubahlah selagi masih belum berakhir usiamu. dan bertobatlah sebab Allah menyayangimu.

saya pernah. sering malah. saya sering tersandung, lalu jatuh tersungkur sampai tubuh saya terasa sakit, dan akhirnya saya menangis. tapi kebodohan paling parah yang sering saya lakukan (dulu) adalah ketika saya pernah tersandung di tempat sama, saya selalu mengulanginya. saya nyaman jatuh di tempat itu. saya tidak kapok sampai suatu ketika saya dikaplok (ditampar) oleh seorang asing yang begitu sangat peduli terhadap saya. dan sekarang saya menyesal.

saya bisa (sok) mengatakan banyak hal di sini (facebook) karena pengalaman. saya tidak mau ada perempuan-perempuan yang lena dan terbuai dengan perasaan kepada lelakinya begitu jauh sampai lupa bahwa masih ada Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa yang Maha Menentukan segalanya. saya seringkali merasa nyesek sendiri ketika menyadari betapa gelapnya masa lalu saya. tidak ada hal yang patut dibanggakan dari sana.

bangga pernah pacaran sama cowok paling populer di sekolah?
bangga pernah pacaran sama plaboy kelas teri di kelas?
bangga pernah pacaran sama anak pejabat daerah?
bangga pernah pacaran sama .... sama siapa aja deh.

tidak ada yang bisa dibanggakan dari sana, nak.

tahukah kamu bahwa hati kamu seringkali menjerit ketika kamu jatuh cinta tidak pada waktunya? apalagi kalau kamu sampai berpacaran sebegitu lamanya namun ujung-ujungnya putus. saya tidak mencoba untuk melarang kalian berpacaran, saya tahu percuma saja melakukan itu. jiwa muda, darah muda yang berapi-api sulit dikontrol apalagi di era seperti ini. saya pun sekarang masih pacaran. tapi saya adalah pejuang jarak. itu saja bedanya. saya tidak bertemu dengan pasangan saya apalagi saling wasting time dan money buat kencan dan jalan-jalan. kami masih punya banyak hal yang harus kami selesaikan dulu sebelum waktu untuk berjumpa itu tiba.

di sini, saya bukan ingin sok menggurui. saya cuma mau berbagi pengalaman karena saya sedang belajar menuju kebaikan. saya sedang berproses.
ah, saya jadi teringat seseorang yang pernah saya kritik begitu. saya bilang padanya kalau dia sok menggurui ketika dia bertanya satu masalah krusial tentang hidup saya. hellooooo. kenal saja tidak, buat apa ikut campur urusan pribadi orang?
percayalah, kalimat itu datang dari seorang penganut "egoisme". saya. ya saya itu orangnya. saya egois.

"orang egois, sudah tentu dia pemarah. kalau orang pemarah, belum tentu dia egois"

tahukah kamu, kalau orang egois itu susah menerima kritikan? orang egois sudah tentu dia akan marah ketika muncul sesuatu/seseorang yang tidak dia kenal mulai melancarkan saran dan nasehat. orang egois akan bilang "sok menggurui" "ini hidup saya, ngapain ikut campur segala?" "anda ini siapa? kenal saja enggak. tidak perlu repot-repot deh" "selama apa yang saya lakukan tidak mengambil hak dan menganggu hidup anda, sebaiknya anda diam saja" "blocked"

duh duh aduuh....itu beberapa contoh kalimat yang (dulu) sering saya katakan ketika ada orang yang memberi saya nasehat. hahahaha. betapa gilanya saya kala itu. saya malu lah.

saya bisa mengatakan semua ini karena saya baru saja "dihajar," "dikaplok," "ditampar," oleh orang asing yang begitu mempedulikan saya. lima jam saya "digodok". otak saya diguyur air dingin. nyessssss. ngilunya masuk sampai hati. treatment yang dia lakukan tepat sekali. dia tahu sekali bagaimana cara menghadapi orang egois macam saya. dia tahu bagaimana menghandle perempuan lebay ini. dia tidak menggurui. dia meluruskan. dia mencoba membuat saya untuk kembali ke jalur yang benar. dia tahu kalau hidup saya sedemikian semrawutnya hanya dari beberapa penggal cerita yang saya katakan padanya. hebat bukan?

"kamu tidak akan menderita andai saja kamu nggak milih jalan yang membuat kamu menderita"

percayalah. jika kamu memilih jalan yang benar untuk hidupmu, maka kebahagiaan yang akan kau dapatkan. begitu sebaliknya. kalau kamu berpikir dan merasakan bahwa kamu adalah orang yang paling menderita di dunia itu ya karena kamu salah jalan. mana ada jalan yang benar bikin orang kesasar dan menderita?

lagi-lagi, topik yang paling hangat untuk dibicarakan tentang menderita adalah tentang pacaran dan perasaan. kenapa? karena sebagian besar orang yang (ngakunya) waras merasakan itu. hanya bedanya terletak pada manajemen hatinya. kalau boleh jujur, manajemen hati saya kacau sekali. saya adalah orang yang lebay dalam mendeskripsikan perasaan, saya berlebihan kalau menyangkut perasaan. yap..ujung-ujungnya saya galau. pasti.

sudahlah. nggak perlu wasting time. wasting money. wasting feeling untuk pacaran yang belum jelas arahnya kemana. masih punya Tuhan kan? masih ngaku nyembah Dia kan? masih percaya pada segala ketetapanNya kan? kalau mau pacaran ya silakan, tapi yang wajar-wajar saja. jangan berlebihan apalagi kalau sampai lupa batasan. lupa Tuhan. jangan! saya ini sudah nabung banyak dosa dari pacaran. ya. mana ada ceritanya pacaran itu nggak dapet dosa? tapi, bukankah Allah selalu membuka pintu taubat untuk hambaNya yang ingin kembali ke jalanNya?

oke. dari semua kalimat yang saya utarakan, mungkin komentar pertama yang muncul adalah: ngomong mudah, prakteknya booooook.
ah wis biasa. tapi mungkin komentar lain adalah KAMU INI NGOMONGIN APA, sih? hehehe. maaf, random banget ya tulisan saya ini?

saya cuma mau ngomong kalau suka sama orang, yang wajar-wajar saja (saya juga sedang mencoba). masih ada Tuhan, masih ada Allah. jangan berlebihan, jangan sok memiliki. sebab jika nanti kehilangan akan terasa sakit sekali. dan bagi para pejuang yang di dalam hidupnya tidak pernah ada kamus pacaran, kalian lebih tahu bagaimana men-treatment saudaramu untuk menjadi benar dengan cara kalian sendiri.

saya mohon maaf apabila menulis ini semua. saya cuma mau membagi pengalaman saya. kalau menurut kalian baik, ya monggo diambil sisi baiknya. tapi kalau menurut kalian saya ini sok menggurui ya abaikan saja kalimat-kalimat saya. beres kan? gitu aja kok repot? :)

sebenarnya semua hal yang saya bicarakan ini saya ambil dari orang asing yang dulu saya katai "sok menggurui" yang akhirnya membuat saya luluh dan jatuh. yang sampai pada akhirnya saya harus bilang ke dia "saya bersedia (jika) jadi istri kamu"





teruntuk lelakiku yang luar biasa, yang berada jauh di sana....saya yakin kalau apa yang kamu katakan pada saya tidaklah akan menjadi sia-sia, saya orang yang punya tingkat kesadaran tinggi. saya taubat. saya juga sudah berjanji sama kamu untuk tidak lagi memelihara sisi egois yang dapat merusak  hidup saya sendiri. saya mau merubah apapun dari dalam diri saya yang sekiranya itu buruk sekali di mata kamu. saya ingin menjadi perempuan yang pantas jika diizinkan Allah untuk menjadi pendamping hidup kamu.

apa yang kamu katakan pada saya memang benar semua...... bahwa untuk berubah, orang tidak butuh waktu, tapi dia cuma butuh niat. dan saya sudah berniat.










perempuan akan benar (baik) jika dipegang oleh laki-laki yang benar (baik) pula.




0 komentar:

Post a Comment