August 12, 2014

Senyum

kenapa kita tidak pernah gagal untuk membangun senyuman? kenapa tawa selalu takluk pada diri kita ketika bersama?


*

tak ada mantra khusus untuk mendatangkan bahagia meskipun keadaan berwujud sebaliknya. aku dan kamu adalah sepasang kebahagiaan yang ditakdirkan untuk mengisi satu sama lain di saat salah satu dari kita kehilangan senyuman. benar begitu? coba terangkan kapan kita berdua gagal tertawa terpingkal-pingkal ketika bercengkerama? saling mensen di twitter dan facebook pun tak luput dari tawa. pun bahkan dalam sambungan telepon selalu ada cara bagi kita untuk otomatis terbahak-bahak.

suaramu yang lembut, dalam, dan berat. suaraku yang kasar, cempreng, dan keras. suara kita adalah berkah yang membuat kita tersenyum. coba katakan padaku kapan kita tidak mesem-mesem saat berbicara denganku lewat telepon?

kalimat-kalimatmu yang khas sering typo dan aneh. kalimat-kalimatku yang selalu sempurna tanpa cela. kalimat-kalimat kita adalah keajaiban kecil yang Tuhan ciptakan untuk membangun senyuman. coba katakan padaku kapan kita tidak cekikikan saat saling berbalas pesan?

ketika kita berdialog, ketika kita saling memuji atau mencibir, ketika saling melemparkan cemburu diam-diam, ketika kita saling melempar kode, ketika saling memendam luka, ketika saling berbagi rindu, pun bahkan ketika kita sama-sama berdua dengan yang lainnya kita tak pernah gagal untuk mengulas senyum, menebarkan tawa dan bahagia.

mungkin Tuhan menakdirkan kita sebagai pasangan yang saling memberi kebahagiaan. kita tidak diberi gelar seperti pasangan lainnya. kita ya kita. kita tetap dengan koma yang tak bisa dijelaskan secara runtut awal mula dan kapan berakhirnya.


jadi, kita ini apa?
kita adalah sepasang kebahagiaan yang Tuhan ciptakan untuk menghapus duka dan lara :)


0 komentar:

Post a Comment