February 18, 2012

Pada Dia

sore telah menepikan langkah
berarak menuju pelataran waktu
bersama para bidadari menunggu persembahan malam datang
diiringi oleh gelak tawa para kelelawar muda di sebatang pohon akasia

sore merapatkan cerah
ditemani sebatang lilin merah muda
hendak berguru pada cahaya malam raya
mengibakan rasa agar kembali pada alam maya

gemilang indah jutaan kunang
berkelip ria beradu pandang
sebelah mata berkedut manja
ada malaikat muda mencari wanita
melihatku getir menunggukan pria

terdiam bersama gemericik sungai di tapal batas senja
terngiang lagi bunyian bambu yang terpajang di teras rumah bercat merah
tungkai gemetar halus
air muka berubah muram
mata mengerling liar hamparan ilalang di seberang

lalu hujan menjelma menjadi makhluk paling menakutkan di antara gelaran pesta malam
diiringi nyanyian dan puisian cinta remaja muda
bertafakur ria menantang bintang yang gemerlapan di atas sana
gelaran layar maya terpampang di depan mata

proyektor masa lalu bekerja tanpa diminta
sang memori menari liar
bergairah menghujamkan panah rindu
pada dia yang namanya tak mau kutahu

0 komentar:

Post a Comment