February 11, 2015

Teruntuk Kesedihan

aku merasa lebih hidup karena kehidupanmu yang menenggelamkan, wahai kesedihan.

tahu tidak? aku berusaha sangat keras untuk bangkit namun lingkungan seolah bergeming dan berusaha membiarkanku tetap terduduk di lingkaran setan. lalu aku bisa apa? hanya menangis sesal dan mengutuk diri sendiri atas segala kelalaian.

lalu tiba-tiba aku merasa bahwa hidupku tak lagi panjang. lantas buat apa menangisi kesedihan? memanjakan penderitaan? marilah kita bersenang-senang. mari bergabung dengan gerombolan pemuda penguasa malam. bukankah kau sangat menggemari petualangan? bermainlah, tertawalah, berbagilah bersama mereka yang dengan senang hati mendengarkan segala kisah yang tertuang.

ragaku telah rapuh. organ-organku mulai didiami penyakit meskipun baru usia dua lima. ah, betapa sedihnya aku karena itu. raga yang kubanggakan tak bisa kujaga.

dan teruntuk kesedihan, aku berterimakasih dengan sangat atas segala bentuk kehadiran. terimakasih telah mengajarkanku untuk terus bertahan, untuk terus meluruskan jalan, untuk terus melebarkan senyuman, untuk terus membentangkan impian. kau tahu, aku tak kan pernah merasa sesendiri ini jika kamu di sini.





yang mencintaimu, Kebangkitan.





0 komentar:

Post a Comment