"aku takut"
"takut kenapa?"
"takut membuat kaktus kecil itu mati"
"makanya disiram setiap hari"
"aku rasa tidak punya banyak waktu untuk melakukan itu"
"tapi aku pikir kau bukan tidak punya waktu, tapi tidak punya kemauan"
*
kupandangi kaktus kecil di dalam pot seukuran gelas es teh seperti yang ada di warung-warung dengan gelisah. kuambil pot (gelas) itu. kuperhatikan dengan seksama kaktus itu seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru. aku senang, sekaligus takut. senang karena mendapatkan hadiah baru, takut karena kemungkinan...
May 20, 2013
May 18, 2013
Perempuan Tanpa Pasangan (1)
"aku menginginkanmu, nona"
"aku?"
"iya"
"untuk?"
"ehm...."
*
di luar sana pagi. dan nona masih saja betah terpejam. baju-bajunya berserakan di lantai berubin yang dingin. tubuh tanpa bajunya masih meringkuk di balik selimut halus beludru hijau. matanya yang manja enggan membuka sekalipun tirai jendela sudah tersibak dan matahari pagi telah menyengat dinding - dinding di sekelilingnya.
aroma kopi menguar sampai masuk ke dalam hidungnya. menghantarkan sensasi luar biasa hingga matanya yang manja terbuka dengan lebarnya. nona suka kopi. matanya...
May 17, 2013
Kataku
"aku bahkan bisa menendangmu kapan pun aku mau"
"kau tidak akan melakukan itu padaku"
"kata siapa?"
"kataku!"
*
jalang ini kembali. perempuan ini sudah duduk lagi dalam sesinggahan pribadinya. taring giginya yang keemasan sudah menghiasi sudut - sudut bibirnya. meruncing dan siap menerkam semua mata di hadapannya.
ia menyeringai. dilihatnya pemuda itu diam mempersiapkan pidato terakhirnya.
"sudah satu jam kau duduk manis di kursi itu." kata perempuan itu mempermainkan ujung rambutnya yang menjuntai. lalu berdehem keras.
"kau tidak bosan merangkai...
Seperti Itu...
"kau lihat awan hitam yang bergolak di atasmu?"
aku mendongak sesegera mungkin. mencari awan itu.
ku lihat sekumpulan awan abu-abu gelap menaungi diriku, seperti akan menjatuhkan hujan tepat di atas kepalaku.
dadaku berdesir melihatnya.
aku takut, hujan.
"akan hujan"
ku jatuhkan diriku di atas trotoar. ku cengkeram kuat-kuat ujung bajuku lalu ku gigit.
rasanya ngilu.
kau tahu bagaimana rasanya ngilu mampir ke dalam gigimu ketika segumpal es batu kau coba gigit kuat-kuat?
ya seperti itulah.
bedanya yang ngilu dadaku, di dalam dadaku ada sesuatu...
May 8, 2013
Sepuluh
Kunang - kunang melerai bayangan prosa.
Ia ceraikan selarik puisi yang saling menyiratkan rasa.
Ia pegang kendali hati keduanya.
Sampai subuh esok tiba......
Tak Bisa Melihat
"aku tak bisa melihat"
"hei, kau masih punya mata"
"tapi aku tak bisa melihat dengan benar. tolong lihatlah lagi mataku"
*
kau menangis. kau sedang kesakitan, tapi kau berusaha membantahnya. kau berusaha tegar, tapi kau gagal.
kau tersedu, tapi mulutmu mengatup rapat. tak ada suara gaduh yang muncul dari sana. tenggorokanmu seperti ditendang. dadamu seperti dijejali batu-batuan kasar.
kau sakit.
kau bisa melihatnya.
kau hanya berpura-pura buta. kau berusaha mengabaikan sesuatu yang jelas-jelas kau rasakan. kau menikmati kesedihan itu. kau...
May 6, 2013
Sama Saja
"sama saja"
"apanya?"
"otaknya"
"maksudnya? kapasitas otak? bukankah tiap orang berbeda?"
"bego! bukan kapasitas"
"lantas?"
"cara mereka berpikir"
*
diam saja. lidahku sukses bersekongkol dengan hati. kepalaku juga sepertinya mengiyakan isi hati yang menolak untuk diajak kerja sama. sudahlah, biarkan saja. mari bersantai di bibir pantai demi menikmati sepoi angin yang tak kau temukan di tengah metropolitan.
hmmm, anggap saja mereka sekumpulan paduan suara dengan kualitas suara bebek yang tengah mengoceh asal-asalan di hadapanmu. anggap saja...
May 1, 2013
Rupanya

"aku cemburu, ternyata"
"oh ya?"
"pada siapa?"
"siapapun yang dekat denganmu"
*
dalam satu bidang yang sama, kotak yang sama, dinding yang sama, dan tubuh yang sama. kita saling berpandangan, namun mata kita tidak saling menunjuk arah yang sama, hati. semuanya terlihat beku, aku merasakannya. ya, tidak ada cinta di dalam ruangan itu.
cinta? masihkah dia hidup setelah kubakar habis-habis rumahnya beberapa bulan lalu? masihkah ada nyawa tersisa di dalamnya?
aku ingin mengelak. menahan perasaan yang berkecamuk seperti cambuk. aih, ingin ku...
Terima Kasih

aku lelah. sepertinya sudah tidak punya kekuatan untuk melangkah ke arahnya. aku hanya ingin mengabdi pada sesuatu selainnya. sesuatu yang mendekatkanku pada yang lain, bukan padanya. dan menghabiskan sisa-sisa waktu yang berharga bersamanya.
sudah ku cukupkan halamanku untuknya, sudah ku penuhkan coretan hitam dalam buku terakhirku. dan sekarang adalah masa yang tepat untuk berganti buku, berganti halaman baru, untuk menanggalkan semua kisah dan memulai sesuatu yang baru. aku ingin duduk manis di pangkuannya, bergelayut manja seperti anak TK.
penghakiman...
Subscribe to:
Posts (Atom)