May 1, 2012

Dalam Gelap


aku tak di ruang berpenerang
sedang diam menunggui malam
menasbihkan cerita yang lama tertunda
yang sempat terabaikan oleh kesempatan

"sedang apa?"
tanya dinding dalam bisunya
membuatku sejenak terkejut

"sedang menatap matanya yang bulat"
jawabku sambil berusaha menggapai tubuhnya

"ini kan gelap?"
tanya dinding lagi

"lalu? ada apa dengan gelap?"
bisikku sambil kerling matanya yang hitam

"tidak bisa melihat"
jawab langit-langit ketus

"bisa"
jawabku santai

"untuk apa bergelap-gelapan di sini?"
cerocos lantai yang sakit ku pijaki

"aku hanya ingin bisa melihatnya dalam gelap, dari sini"
jawabku sambil meraba

"percuma"
seru debu yang bertebaran liar

"kenapa?"
tanyanya sok tidak tahu

"dia tidak akan bisa melihatmu"
jawab lantai sambil menggerutu

"biar saja tidak lihat
itu memang tujuanku"
jawabku mantap

"ah, pengecut"
sindir langit-langit

"biar saja
aku lebih suka menikmatinya di belakang layarnya
di balik gelap bayangnya di bawah mentari"

"bukankah lebih baik dalam terang?"
tanya nyamuk sembari mengecup bibir kulitku

"tidak"
jawabku tegas sambil menampar keras wajahnya
sampai mati....
lalu terhuyung jatuh

"apa kau takut menghadapi terang?"
tanya dinding lagi

"tidak...."
jawabku halus sambil tersenyum

"lalu?
bukankah lebih baik kau secara terang-terangan
mendeklarasikan cintamu?
tanya debu

"di sinilah duniaku
tempat mencinta, dalam gelap"

"keras kepala"
kata jendela dengan judesnya

"hm........
begitulah caraku mencinta, wahai makhluk
aku lebih menikmati menicinta dalam dunia ketika gelap,
saat mereka terlelap menghakimi mimpi,
saat mereka berjuang membela terang,

angin yang berhembus mengendus
tertawa menyambut kemalanganku

"tertawalah wahai angin....
tertawakan saja cintaku yang berujung di antara gelap,
aku lebih nyaman menggelap dan tergelapkan seperti ini
sebab aku mencintainya memang dalam gelap"

dinding pun diam mendengarku berkata demikian

sebab gelap adalah
satunya dunia yang mengakui eksistensiku
sebab gelap,
adalah ruang bagiku utnuk mencintai,
dimana terang tak mengizinkan

dan mereka bungkam
menekuk wajahnya masing-masing

gelap adalah matahariku
ruang bagiku menyatakan cinta dan rindu
dalam gelap,
aku mencintainya dengan dewasa

aku lebih bagaimana menikmati harinya di kala gelap
ketika orang lain tak berhasil membelai malamnya

dan anginpun tersedu,
lalu kemudian membelai kelopak mataku

0 komentar:

Post a Comment