June 12, 2012

Pena....

menggeliat. 
ujung penamu menjilat lekat di hamparan putih secarikan kertasku tanpa noda.
mencacah kecil bagian paling pekanya
di lapisan kulit paling luar dihentak tanpa pandang

merekam pandangan
melirik sepersekian sekon, 
lalu menggelinjang minta disentuhkan pada mulus bahu perasaku.

aku meringis menahan geli. 
kuasa akan pena bertinta merah itu menyibak segala rahasia yang selama ini ku punya. 
yang diam-diam kau celahi dengan gambar kelopak mawar merah. 
yang merekah harum ditempa jilatan mentari di pagi hari.

seluruh lekuk garis kertasku melenguh resah
juga ada geli yang menyertai ketika lengan penamu menjamah sisi putihku
aku hilang arah
ranum-ranum putih sudut kertasku terjamah juga

pekikan minta tolong tak didengar sang penghapus duka
tinta merah mewarna dengan gairah di belantara surga dunia
tak ada daya kertas melusuh tersapu gelombang lara
jeritan
tangisan
lolongan minta tolong terabaikan

pena merah darah meliuk-liuk di atas kertas 
diam-diam menggambar residual merah


3 komentar:

Post a Comment