Kali itu aku menengadah, menatap langit lewat celah jendela di sisi barat. Semburat mega merah, wok. Aku melihatnya terpampang begitu indah ketika...ya ketika hujan belum datang sesering ini. Aku lupa tepatnya kapan, wok. Tapi, aku nggak lupa kalau saat itu aku kangen sama kamu. Nggak tahu juga yang dikangenin apanya. Hehehehe. Terdengar lucu ya, wok? :)
Akal sehatku berhenti, mungkin. Iya, kenapa bisa? Mendadak jadi sering kangen sama kamu, wok. Duh, tangan ini rasanya gatal pengen gandeng tanganmu trus aku ajak lari. Mau lari kemana?....ya...
December 19, 2013
September 27, 2013
Tak Masuk Akal
seberkas hati, ku hakimi.
teladanku pada tegar kemarin sore lenyap diserbu rindu.
dia bilang aku kena guna-guna. dia bilang aku tidak waras sampai mengejar sesuatu yang tak punya arah. kataku padanya suka, kataku padanya sayang, kataku padanya rindu yang menyakitkan. namun katanya ku tak pernah begitu. ya kukatakan padanya memang ku tak pernah seperti itu.
ini tak masuk akalku dan akalnya. mencintai sebelum terjadi pertemuan tak memiliki kelogisan, begitu.
ya semua terjadi begitu saja. bukankah sudah dari zaman batu kalau cinta datang tak pernah...
September 25, 2013
So?
ketika kau melihatku sebagai seorang perempuan menjijikkan, maka itulah kamu. seperti itu jugalah kamu dengan segala bentuk penghakiman menjijikkan yang kau ciptakan sendiri. tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang ingin direndahkan, tidak juga kamu. jadi? what you think about me is yours ...
KKM: Bibir Beku
Bisa kulihat warna bibirnya tak lagi merah, mungkin luntur oleh jilatan penuh nafsu lelaki yang baru saja dia tiduri. Terlihat gincu belepotan di beberapa arah.
*
Rupanya perempuan itu terisak. Aku bisa membaca itu dari matanya yang berkaca - kaca, sekalipun bibirnya terkatup rapat. Bibirnya bergetar sekalipun senyum disunggingkan selama permainan. Ah, aku merasa ada yang tidak beres di sini. Sekalipun desahan yang keluar dari bibirnya membuat gairahku naik sampai puncak ubun - ubun, tapi tetap saja aku masih bisa menangkap 'sakit' dari desis...
September 16, 2013
Really I Didn't Know
Romaji:
geu torok saranghadeon geu saramirheobeorigotaoreuneun nae maeummanheuneukkyeo une
geutorok mideo watdeon geu saramdora seol juriyayejeoneneun mollasseonnejinjeong nan mollanne
nuguinga bureo juneun hwiparam sorihaengyeona chajajulkka geu nimi aniolkkagidarineun maeum heomuhaera
geutorok mideo watdeon geu saramdora seol juriyayejeoneneun mollasseonnejinjeong nan mollanne
nuguinga bureo juneun hwiparam sorihaengyeona chajajulkka geu nimi aniolkkagida rineun maeum heomuhaera
geutorok mideo watdeon geu saramdora seol juriyayejeoneneun...
September 13, 2013
Replika
Sore tadi aku berbincang dengan langit kemerahan yang kutemui tepat
di samping balkon kosku. Ditemani secangkir teh hangat dan headset, aku
membatin...mencoba berkomunikasi dengannya. Awal mulanya aku hanya iseng
bersiul dan mengedikkan sedikit senyum nakal ke arahnya, tapi tanpa ku sangka
dia membalasnya seraya iseng menggelitiki pinggangku.
"neng, apa yang kau lakukan sesore ini sendirian?"
langit merah menegurku.
aku tersenyum seperti biasanya. kemudian menggeser duduk agar dia
merapat ke tubuhku. aroma mint dan rokok khas bau tubuhnya...
Rindu
selongsong rindu ku haturkan, tanpa takut jadi pendosa.
kepadamu.
aku bertaruh pada rasa yang menendang-nendang dada,
kalau ini namanya rindu.
...
Ngelantur....
boleh aku meneguk segelas bir yang kau hantarkan tadi sore bersamaan dengan sebutir pil tidur yang kemarin malam ku beli? kepalaku rasanya nyaris pecah, berdenyutan. ah...aku pikir kau pasti tak akan pernah membiarkan bir itu meluncur masuk ke dalam tenggorokanku. ya ya ya, kau memang pandai memonopli barang yang satu itu sampai-sampai tak mengizinkanku rebah di tubuhnya. mungkin cuma selinting dua linting rokok bergabus itu yang kau berikan. tapi taukah kau kalau aku bosan?
sesekali lah ya, biarkan minuman itu masuk menembus dadaku. boleh?
seperti...
August 20, 2013
Kembali
masih di sudut yang sama. duduk anteng menghadap dinding yang terus membisu ketika ku ajak bercanda. selonjoran di lantai marmer yang tak pernah bisa dingin kecuali musim penghujan tiba. Ah, Surabaya. aku kembali berlindung di balik kota ini, lagi.
terasa mendadak seperti cacat temporal. tidak bisa membaca maupun menulis dalam jangka waktu....yang lumayan lama. entah karena kehilangan 'pegangan' atau karena rasa malas yang menghantam. aku seperti.....hidup segan, mati tak mau.
nyingkrih. menyingkir dari satu komunitas, dari perkumpulan lelakonan...
July 16, 2013
Beri Judul, Dong!
"mana psananku?"
"masih di kolong ranjang"
"keluarkan!"
"keluarkan sendiri"
*
Selembar kertas bekas bungkus kacang tanah tergeletak di atas meja, lusuh. Sripit memungutnya kemarin sore saat hendak pergi ke toko untuk membeli sabun mandi. Ditemukannya kertas itu di depan pagar rumahnya. Warnanya yang mencolok membuat matanya langsung bisa mengenali benda itu. Diperhatikannya dengan seksama, gara-gara kertas itu Sripit jadi malu.
Itu tulisan tangan si Supardi, tetangga Sripit yang cerewetnya seperti almarhum kakek buyut Sripit yang...
SS
Sripit. Perempuan muda dua puluh delapan tahun itu dipanggil Sripit hanya gara-gara matanya menyipit kalau melihat laki-laki muda rupawan yang pandai memasak kata-kata. Sebenarnya namanya Sri saja, namun si laki-laki muda berewokan, lima tahun lebih muda darinya, yang pernah menjalin hubungan tanpa status dengannya memberikan nama itu. Kata laki-laki itu, Sripit adalah perempuan teristimewa dalam hidupnya, sebab selama dia jatuh cinta tidak pernah dengan perempuan yang lebih tua. Jadi, dia ingin memberikan nama itu sebagai kenang-kenangan setelah...
June 25, 2013
เสียใจ
ผิดปกติ มันเริ่มต้นเมื่อฉันหายไปครึ่งหนึ่งของหัวใจของฉัน และฉันเริ่มที่จะหาโอกาสอื่นที่จะขับไล่ความรู้สึกนี้ครับ ผมเบื่อ ฉันต้องการจะมีอีกเรื่องหนึ่งที่มีผู้หญิงบางคนอาจจะ? มองผมไม่ปกติอีกต่อไป ขอแสดงความนับถือผมชอบเธอ วิธีการที่ฉันสามารถพูดคุยเกี่ยวกับมันเมื่อฉันมีคนที่ฉันรักมาก? วิธีการที่ฉันสามารถชำระคืนความมีน้ำใจของเขากับนี้อึผิดปกติสิ่ง? ฉันไม่สามารถควบคุมใจของฉันทั้งหัวใจของฉัน FYI ก็รู้สึกแบนดังนั้น ไม่มีผีเสื้อที่บินไปรอบ ๆ ภายในหัวใจของฉันเป็นมาก่อน ไม่มีอะไร ผมแค่ทำหน้าที่จะเป็นชนิดในด้านหน้าของเขา ฉันไม่สามารถทำร้ายเขาอย่างแน่นอน ฉันต้องการที่จะออกจากสถานการณ์เลวนี้...
Perempuanku
tidak. aku sedang tidak berdiri di pinggir tebing seperti seorang yang sedang patah hati. aku di pinggir jalan dengan kumpulan asap yang datang satu-satu dari bokong mobil-motor mereka. aku sedang berdiri menganggunkan diri di sisi halte yang biasanya ku datangi saat aku sedang rindu.
hatiku diliputi kabut, bukan kabut asap seperti yang tertuang di jalanan depanku, atau kabut asap akibat pembakaran lahan seperti di Sumatera akhir-akhir ini. ini kabut cinta, kabut rindu yang menutupi separo hatiku.
aku ingin berontak. ingin teriak dan melepaskan...
May 20, 2013
Kaktus
"aku takut"
"takut kenapa?"
"takut membuat kaktus kecil itu mati"
"makanya disiram setiap hari"
"aku rasa tidak punya banyak waktu untuk melakukan itu"
"tapi aku pikir kau bukan tidak punya waktu, tapi tidak punya kemauan"
*
kupandangi kaktus kecil di dalam pot seukuran gelas es teh seperti yang ada di warung-warung dengan gelisah. kuambil pot (gelas) itu. kuperhatikan dengan seksama kaktus itu seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru. aku senang, sekaligus takut. senang karena mendapatkan hadiah baru, takut karena kemungkinan...
May 18, 2013
Perempuan Tanpa Pasangan (1)
"aku menginginkanmu, nona"
"aku?"
"iya"
"untuk?"
"ehm...."
*
di luar sana pagi. dan nona masih saja betah terpejam. baju-bajunya berserakan di lantai berubin yang dingin. tubuh tanpa bajunya masih meringkuk di balik selimut halus beludru hijau. matanya yang manja enggan membuka sekalipun tirai jendela sudah tersibak dan matahari pagi telah menyengat dinding - dinding di sekelilingnya.
aroma kopi menguar sampai masuk ke dalam hidungnya. menghantarkan sensasi luar biasa hingga matanya yang manja terbuka dengan lebarnya. nona suka kopi. matanya...
May 17, 2013
Kataku
"aku bahkan bisa menendangmu kapan pun aku mau"
"kau tidak akan melakukan itu padaku"
"kata siapa?"
"kataku!"
*
jalang ini kembali. perempuan ini sudah duduk lagi dalam sesinggahan pribadinya. taring giginya yang keemasan sudah menghiasi sudut - sudut bibirnya. meruncing dan siap menerkam semua mata di hadapannya.
ia menyeringai. dilihatnya pemuda itu diam mempersiapkan pidato terakhirnya.
"sudah satu jam kau duduk manis di kursi itu." kata perempuan itu mempermainkan ujung rambutnya yang menjuntai. lalu berdehem keras.
"kau tidak bosan merangkai...
Seperti Itu...
"kau lihat awan hitam yang bergolak di atasmu?"
aku mendongak sesegera mungkin. mencari awan itu.
ku lihat sekumpulan awan abu-abu gelap menaungi diriku, seperti akan menjatuhkan hujan tepat di atas kepalaku.
dadaku berdesir melihatnya.
aku takut, hujan.
"akan hujan"
ku jatuhkan diriku di atas trotoar. ku cengkeram kuat-kuat ujung bajuku lalu ku gigit.
rasanya ngilu.
kau tahu bagaimana rasanya ngilu mampir ke dalam gigimu ketika segumpal es batu kau coba gigit kuat-kuat?
ya seperti itulah.
bedanya yang ngilu dadaku, di dalam dadaku ada sesuatu...
May 8, 2013
Sepuluh
Kunang - kunang melerai bayangan prosa.
Ia ceraikan selarik puisi yang saling menyiratkan rasa.
Ia pegang kendali hati keduanya.
Sampai subuh esok tiba......
Tak Bisa Melihat
"aku tak bisa melihat"
"hei, kau masih punya mata"
"tapi aku tak bisa melihat dengan benar. tolong lihatlah lagi mataku"
*
kau menangis. kau sedang kesakitan, tapi kau berusaha membantahnya. kau berusaha tegar, tapi kau gagal.
kau tersedu, tapi mulutmu mengatup rapat. tak ada suara gaduh yang muncul dari sana. tenggorokanmu seperti ditendang. dadamu seperti dijejali batu-batuan kasar.
kau sakit.
kau bisa melihatnya.
kau hanya berpura-pura buta. kau berusaha mengabaikan sesuatu yang jelas-jelas kau rasakan. kau menikmati kesedihan itu. kau...
May 6, 2013
Sama Saja
"sama saja"
"apanya?"
"otaknya"
"maksudnya? kapasitas otak? bukankah tiap orang berbeda?"
"bego! bukan kapasitas"
"lantas?"
"cara mereka berpikir"
*
diam saja. lidahku sukses bersekongkol dengan hati. kepalaku juga sepertinya mengiyakan isi hati yang menolak untuk diajak kerja sama. sudahlah, biarkan saja. mari bersantai di bibir pantai demi menikmati sepoi angin yang tak kau temukan di tengah metropolitan.
hmmm, anggap saja mereka sekumpulan paduan suara dengan kualitas suara bebek yang tengah mengoceh asal-asalan di hadapanmu. anggap saja...
May 1, 2013
Rupanya

"aku cemburu, ternyata"
"oh ya?"
"pada siapa?"
"siapapun yang dekat denganmu"
*
dalam satu bidang yang sama, kotak yang sama, dinding yang sama, dan tubuh yang sama. kita saling berpandangan, namun mata kita tidak saling menunjuk arah yang sama, hati. semuanya terlihat beku, aku merasakannya. ya, tidak ada cinta di dalam ruangan itu.
cinta? masihkah dia hidup setelah kubakar habis-habis rumahnya beberapa bulan lalu? masihkah ada nyawa tersisa di dalamnya?
aku ingin mengelak. menahan perasaan yang berkecamuk seperti cambuk. aih, ingin ku...
Subscribe to:
Posts (Atom)