February 15, 2013

Sembilan Dua :)



Seperti hantu. Kata mereka para hantu bergentayangan menjelma menjadi satu sosok yang tiada henti menari dalam lingkar kepalamu hingga membuat tidurmu jarang dihinggapi lelap. Dia selalu datang membentuk satu wujud mimpi yang membuat keringatmu nyaris bercucuran ketika matamu sedang memejam rapat. Tak jarang dia juga membawa halusinasi gila yang terkadang membuat matamu nyaris terjaga ketika kantuk mengeratkan dirinya. Lalu setelahnya kau akan memberikan pendapat bahwa kau sedang "kerasukan" sesuatu.

Mungkin ini terbaca sebagai ketidakwarasan yang mulai hinggap ketika tanpa sengaja mulai memikirkan sesuatu yang dari dulu tidak pernah dipikirkan. Archhhhhhhh.... sebegitu mudahnyakah? lalu pertanyaan itu muncul kembali setelah seharian ini disibukkan dengan pemandangan yang (jujur) nyaris membuatku tidak bisa berhenti tertawa. Kenapa tertawa? sebab ku pikir aku telah gila. Melihat lingkar matanya yang memabukkan membuatku ingin melemparkan pandangan ke arah lain, namun tidak bisa. Ada saja alasan untuk berusaha mencuri penglihatan ke arah wajahnya yang so....... Arckkkkk. Setan. 

Betapa jantungku lari-lari sulit dikendalikan, pipiku merona sampai ku rasakan membuatku lost control saat di depanmu seperti itu. Aku berusaha mengendalikan segalanya agar terlihat senormal mungkin namun segalanya malah bertambah buruk ketika gugup membuat kalimat yang keluar dari bibirku kadang belepotan hingga terlihat mati gaya. Jujur, sebelumnya aku tidak pernah kalah ngomong sama laki - laki. Tapi di hadapanmu? Arckkkkkk, semacam kehilangan perbendaharaan kata.

Awalnya biasa. Rentetan cengiran gila selalu keluar dari bibirku ketika membaca sms - sms konyolnya yang selalu membuat perutku nyaris sakit. Entah ya, dari lima hari yang lalu sejak dia sms pertama rasanya emang....hm, berbeda.... ada yang beda, dariku. Semenjak kehilangan BB yang biasanya selalu membuat duniaku tidak terlepas dari jeratan DUNIA MAYA, memang aku seperti kehilangan separuh pekerjaan tetapku. Hahahaha. Orang gila. Namun, suatu sore dia datang membawa satu pesan singkat yang membuat segalanya berubah sampai sekarang. Hingga akhirnya membuatku bisa berkata "Tidak ada BB lagi tidak apa-apa, pakai HP ini pun aku sangat senang," KENAPA? "soalnya ada kamu yang rajin sms aku"

Lalu.... suatu ketika perbincangan gila dan konyol yang selalu kami bahasakan dengan Jawa tulen aksen kental Kediri dan Nganjuk yang selalu membuatku tidak pernah berhenti melebarkan tawa mengarah pada hal umur. . I knew that he's younger, but I never thought that he's birth in ninety two. Kyaaaaaaa I almost died. "kenapa harus sembilan dua?" itu kataku pada akun facebookku. 

Aku tidak peduli dan bahkan sama sekali tak peduli jika segelintir cacian mampir kepadaku karena aku tertarik dengan sembilan dua itu. Persetan dengan itu. Tahu apa kalian tentang rasa? rasa datang tanpa diminta dan bahkan terkadang memaksakan diri datang ketika segalanya masih terlihat belum matang. Dan rasa tak pernah salah alamat. Dia selalu datang ke tempat tujuan yang tepat. Hanya saja kadang si pemilik tempat yang tidak bisa menjaganya dengan erat.

Yang aku tahu hanya satu, aku suka dan itu wajar. Tapi, tidakkah itu terlihat buru-buru? Tidak ada yang terlihat buru-buru sebab segalanya bisa datang dalam satu kedip mata, seperti kematian contohnya. Rasa tertarik dan suka bisa saja datang dalam satu waktu. 

Aku tidak tahu bagaimana dia melihatku, menganggapku, sebagai seorang teman lama yang sama - sama gila atau seorang kakak angkatan yang konyol atau seorang nenek lampir cerewet tapi bisa dia kalahkan yang jauh dari apa yang dia bayangkan sebelumnya. Aku sama sekali tidak peduli. Bagiku, bisa mengenal dan membagi cerita gila setiap hari dengannya sudah lebih dari cukup. Terlalu mengharapkan sesuatu yang abu-abu tidak baik. Keep it on right place. 

Dan sampai pada akhirnya aku harus bilang kalau aku malu karena ternyata kau sadar kalau sembilan dua yang ku maksud adalah kamu. Dan apakah kau tahu ketika ku intai facebookmu dan ternyata terdampar status pertanyaan tentang status yang "dia" buat untuk siapa membuat jantungku lari - lari tak karuan hingga akhirnya muncul pertanyaan "itu status ditujukan ke siapa? aku? oh tidak, aku tidak mau GR". Dan ternyata...hehehehehe....tadi semuanya jelas meskipun sebenarnya tidak jelas karena aku cuma melayangkan tawa saja. Hehehe, maaf. Seperti itulah ketika aku mati gaya dan malu.

Kau tahu, kau tahu ada yang beda dari diriku. Maka, tetaplah seperti itu jika kau atau aku tidak mengharapkan sesuatu yang lebih dari ini bakal menyakitkanku atau kamu. Aku tidak mau kehilangan kenyamanan yang ku terima darimu selama ini. Lebih baik diam dan menganggap tidak ada apa-apa daripada aku kehilangan ini. Dan kamu tidak boleh protes karena aku tiba - tiba begini :)

Aku akan membiarkan ini mengalir seperti laju air. Ku biarkan dia berjalan, entah pelan, atau mau lari ya silakan. Yang jelas semua tidak bisa ku paksakan. Ada hal - hal yang hanya akan diabadikan dalam sekotak memori kecil dalam satu sudut hati jika segalanya tidak sesuai dengan apa yang diingini, dan kamu salah satunya. Membiarkan rasa ini muncul dan kemudian tumbuh seperti ini tanpa pupuk memang nantinya akan membuatnya mati sendiri. Biarlah. Jika ini cuma sementara, aku hanya akan bilang "Allah, terima kasih telah menghadirkan dia dalam perjalanan singkat hamba" 
:)

0 komentar:

Post a Comment