April 8, 2014

Bleh

Yang selalu terang-terangan bilang kangen sama saya cuma si bleh, lelaki kosan gang sembilan yang aduhai menggoda. Yang tiap kali saya lihat selalu menimbulkan hasrat untuk memilikinya (ngemeng epeh). Dia tidak seperti si "ndasmu" gang sebelas yang pandai bikin orang sakit hati. Si bleh malah sebaliknya. Dia adalah lelaki yang bikin saya ketawa kalau lagi berdua dengannya. Meskipun kadang cuma ngoceh soal film-film Holliwood yang asing bagi saya dan film-film Korea yang asing bagi dia,

"ndut, nduwe film anyar opo?"
"gak nduwe bleh, eh onok sih tapi film korea. iku nang harddisk eksternal"
"Zzzzzz"
"ups. hehehe"
.....
"eh iku film judule opo bleh?" kataku sambil menunjuk layar laptopnya.
"Alice in Wonderland"
"owalah...ternyata iki tah film'e. aku durung nate nonton"
"Zzzzzz"
"hehehehe"

Sejak pertama kenal, dia sudah memanggil saya ndut. Hey, saya nggak gendut. Saya berisi, seksi. Tapi mungkin bagi dia yang berpostur tinggi dan badan kurus ideal (nggak kerempeng) dan sempurna (mata mulai jelalatan) dengan garis rahang yang aduhai kokoh serta rambut-rambut halus tertanam rapi di sekitarnya, kumis tipis yang dicukur tidak rapi, hidung yang jika saya ukur adalah tiga kali lipat mancung hidung saya dan sorot mata meneduhkan yang dilindungi bulu mata lentik dan alis yang hampir menyatu ujungnya, rambut ikal yang ketika saya jengkel dengan dia selalu jadi sasaran untuk dijambak, saya adalah tipikal perempuan yang "lebih" sedikit. Oleh karena itu dia memanggil saya ndut sejak awal. Dan bahkan dia sama sekali belum pernah memanggil nama saya. Iya, saya masih sangat ingat sampai sekarang dia selalu memanggil saya ndut. Dan lucunya lagi, saya ndak pernah menanyakan nama aslinya siapa. Yang saya tau cuma jojo saja dari nickname akun xxxxxxxnya. Apakah namanya Jonatan? Joshua? Johan? atau malah Jomblo? kekekeke.

"bleh itu artinya apa sih ndut?"
"nggak tau. hehehe"
"lha kok manggil bleh?"
"ya biarin. buat seru-seruan aja"

Setiap kali saya sama dia, yang kami lakukan adalah ngopi di kedai kopi langganannya sambil mainan laptop. Biasanya dia menyalakan laptop karena urusan pekerjaan. Sedang saya cuma ngegame atau paling banter ya donlot film dan drama korea kesukaan saya. Saya ndak tau kerjanya si bleh dimana. Tapi dia sering ke luar kota buat ketemu klien. Dan yang saya tau dia adalah sales representative perusahaan tempat dia bekerja.


Bleh adalah kakak angkatan saya di FEB Unair. Tapi dia bukan dari jurusan manajemen seperti saya, dia jurusan akuntansi angkatan 2005. Rumahnya Gresik. Dia adalah anak kedua dari dua bersaudara, sama seperti saya. Bleh kelahiran 1987. Jadi, umur dia sekarang menuju 27. Angka seksi versi saya, hehehehe.


Dulu, si bleh ini adalah orang yang paling rajin menanyakan kabar skripsi saya. Setiap kami bertemu, biasanya hal pertama yang dia tanyakan adalah "piye ndut skripsimu?" lalu saya akan menjawab "sebulan ndak ketemu kok yang ditanyain skripsi? kok ndak nanyain kabar orangnya?" kemudian dia membalas dengan santainya "orangnya udah keliatan baik-baik saja, kan?" dan saya cuma bisa nyengir. hehehe.


Bleh adalah orang pertama yang selalu saya telpon dan saya datangi ketika saya menangis karena "ndasmu" gang sebelas itu. Bahkan saat tengah malam pun dia akan mengangkat telpon saya. dengan sabar dia akan mendengarkan semua cerita saya sambil merem melek menahan kantuk. bleh selalu bilang "cari laki-laki lain saja. dia ndak baik buat kamu" dan dalam hati saya bilang, kalau laki-laki itu kamu boleh ndak? (dikeplak si bleh. hehehe)

Gang kos saya dengan Bleh cuma beda enam gang, kosnya berada di seberang jalan, jalan kakipun lima menit sampai. Sedangkan kosan Bleh dengan Ndasmu cuma beda dua gang, namun di seberang juga. Jadi, jika diurutkan adalah gang tujuh kos saya, gang sembilan kos si Bleh dan gang sebelah kosan si Ndasmu. Dulu saya selalu iseng buat maen ke kosnya si Bleh. Siapa tahu di jalan ketemu si Ndasmu. Ya niatnya sih membuat dia cemburu. Tapi sayangnya saya ndak pernah ketemu si Ndasmu kalau maen ke kosnya si Bleh.











0 komentar:

Post a Comment