March 24, 2012

Di Langit

pertarunganmu dengan langit belum usai
masih ada sepasukan dewa yang berkuasa
yang membentangkan tepian kematian
yang menghalangimu bermain mata dengan para manusia

bisa ku lihat khusuk penentangmu berjibaku dengan waktu
bergeliat menanti damba pada mentari esok pagi
hendak melindas jengah yang menubi tanpa permisi
sampai pengakhiran melibatkan kematian

ada desir yang merambah ketika langit mulai merah
di ujungnya terlilit sakit yang menggigit
lugunya sang angin menerobos siluetnya
membela diri mencari jati diri

langit meneriaki namamu, memaki dan memuji
berdampingan dengan awan melawan rasa tertahan
merapal kesempatan yang tak pernah terundang
kemudian mengusik hati untuk disinggahi

gelap mengingkari matahari
berdusta pada jagat raya
membunuh sinar menentramkan
menenggelamkan rasa yang dipunya

aku bisa membaca keterasinganmu pada langit
kehilangan arah dan mencari kawan lemah
ketersesatanmu membawaku kemari

sayap abu-abu merasuk matamu
menelusup dada menapak rasa

pembantahanmu dimulai sejak angin bergejolak
menerbangkan asa yang tertanam dalam jiwa
lalu dibuatnya jera dikungkung luka
serpihan debu mengusik rindu

lihat aku, malaikat bersayap putih mendatangi bumi

menggamit asa menujumu
dan biarkan sekali saja aku merengkuh ragamu
menenangkanmu dari ketakutan-ketakutan yang selama ini menghimpitmu

0 komentar:

Post a Comment