February 23, 2016

Gadis Dua Empat

Woey gadis dua empat. Apa kabar? Baik-baik saja kan? Semoga tak sakit-sakit an. Kan sudah ada yayang di sana. Hahay. Surat ke dua empat ini aku tulis khusus untukmu yang lahir tanggal dua empat dan tepat usia dua empat.

Oh ya bagaimana kabar ibukota? Aku berjanji akhir bulan akan ke sana, tapi sepertinya belum bisa. Maklum, aku masih sibuk menanam padi dan sayur-mayur di desa.

Sudah seminggu lebih sepertinya kita tak bicara. Kenapa? Alah kau dan aku pun sama-sama tahu tak pernah ada alasan khusus untuk itu. Tiba-tiba diam tak pernah jadi soal. Dan jika mendadak ada topik aneh, gila, gak masuk akal, unik, dan lain-lain kita pun akan bicara dengan sendirinya. Kau seharusnya sudah tau bahwa kapan pun kau membutuhkanku, aku akan ada untukmu.

Kau ini sudah kuanggap adik, teman, sahabat, keluarga, musuh, rival. Jadi kau adalah salah satu orang penting dalam hidupku. Kalau kau mendadak sakit, aku akan bingung meskipun itu cuma sakit flu. Kalau kau disakiti si itu si inu aku ikut gemas sendiri dan ingin menonjok pria-pria itu. Dan kalau kau diperlakukan tidak adil oleh si A si B aku ingin ikut bicara padanya bahwa kau tak layak diperlakukan seperti itu.

Aku tak bisa menjelaskan panjang lebar betapa berharganya dirimu. Tidak perlu dikatakan bukan? Tapi kau harus tahu bahwa kau sangat berarti bagiku. Gadis jutek yang pertama kali kutemui sedang duduk di pojokan lobby kampus sambil mengotak-atik ponselnya itu tak pernah kupikirkan bakal bisa sedekat ini. Sudah hampir enam tahun bukan? Semoga saja bisa seterusnya. Sebab kau satu-satunya orang yang bisa kuajak bicara gila, kotor, mengumpat, dan membicarakan banyak hal tanpa perlu pakai bahasa formal.

Terimakasih sudah menjadi teman dan keluarga. Terimakasih untuk semua kebaikan, keburukan, kerepotan, kejengkelan, kekonyolan yang kau ciptakan. Kalau bukan demi dirimu mungkin aku tak akan serepot itu saat kau diwisuda dulu. Hahahahaha.

Oh ya, aku sudah berjanji padamu bahwa aku akan menyusulmu di ibukota, ya aku akan menyusulmu. Jadi tunggu aku di sini menyelesaikan tanggunganku. Kuharap kau jangan ingin menikah dulu. Mari kita menggila bersama sebelum sama-sama ke penghulu. Hahahahaha.


Salam sayang untuk Dii *Hueeekk*

0 komentar:

Post a Comment