February 2, 2016

Untukmu, Aku.

Kau berpotensi. Kau cerdas. Kau bisa. Hanya saja kau terlalu takut untuk melangkah keluar dari dunia yang membuatmu nyaman. Ayolah, bangun!

Kau tak perlu takut untuk pergi dari situ. Kau tak perlu dengarkan apa yang orang lain katakan. Kau cukup menutup telinga dan membayangkan bahwa dunia luar akan jauh lebih menyenangkan dari duniamu sekarang.

Kau cukup menghapus kata-kata "bagaimana jika" dalam pikiranmu. Kau tak perlu ragu akan hal itu. Kau tak perlu banyak berpikir dan berangan akan kejadian yang belum tentu bakal ada di masa depan. Kau cukup lakukan apa yang harus dan bisa kau lakukan sekarang. Jangan ragu, sekali lagi jangan takut.

Jangan gundah. Jangan menangisi masa lalu yang membuatmu jatuh begitu dalam sampai kau melambat dan lupa bagaimana cara berdiri. Bersyukurlah karena "keterlambatanmu" membuatmu lebih dewasa dan tanggung jawab akan masa depanmu. Bersyukurlah karena kebohongan besar yang kau lakukan menyadarkan banyak orang bahwa sebenarnya kau terlalu peduli pada mereka. Tak tak perlu menyesali sampai menangis berhari-hari dan ingin mati karena kesalahan masa silam. Lihat, Ibu...Ayah...Kakak... dan segenap keluarga besar mendukungmu habis-habisan. Mereka tak marah atau bahkan memandang rendah dirimu. Mereka malah mengasihani. Mereka menyesalkan kenapa anggota keluarganya berkorban sebegitu besarnya demi menutupi beban yang dipikulnya. Mereka menyesalkan kenapa dirimu tak jujur dan membiarkan mereka membantu sebisa mereka.

Kau tak perlu berusaha untuk lari lagi. Kau tak perlu sembunyi. Hadapi dunia ini. Kau telah menciptakan masa lalu berharga untuk anakmu kelak. Kau telah mengukir sejarah untuk hidupmu. Kau telah mendapatkan banyak pelajaran bahwa di masa depan kau harus kaya, kau harus punya banyak uang agar anakmu bersekolah tak perlu bingung memikirkan biaya darimana dan harus bekerja paruh waktu demi membantu hidupnya hingga sekolahnya terlambat dengan sangat. Di masa depan kau harus jadi orang tua yang bersahabat, yang akan mengajarkan pada anak-anakmu agar tak takut pada kejujuran, kau harus jadi orang tua yang tak akan membuat anaknya merasa bahwa dirinya adalah beban. Maka dari itu, jadilah kaya akan harta dan jiwa.

Kau....adalah salah satu manusia beruntung yang diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk berbuat salah dan menyesali kesalahannya dan mampu berdiri untuk memperbaiki diri. Kau adalah manusia luar biasa yang diberikan amanah oleh Tuhan untuk menceritakan pada anakmu kelak bahwa ibunya pernah mengalami krisis, pernah salah, dan pernah ingin bunuh diri namun akhirnya sadar bahwa Tuhan begitu menyayangi hidupnya. Kau adalah manusia penuh rasa syukur karena memiliki orang tua yang begitu sayang, pengertian, dan memaafkan. Maka kelak, jadilah seperti mereka.

Untuk kamu, diriku sendiri...bergegaslah lari agar sepuluh tahun lagi kau berada jauh di depan mereka yang menggapmu tak bisa apa-apa.

1 komentar:

Post a Comment