February 5, 2016

Desainer Masuk Surga

Hei hei...mataku memang mata wanita jeli yang bisa memandang mana makhluk rupawan dan mana yang bukan. Saking jelinya beberapa temanku menjulukiku si mata elang pencari pria idaman. Tapi sayang sampai detik ini aku belum menemukan dimana pria idamanku bersembunyi.

Setiap pergi kemanapun kepalaku tak pernah diam bergerak ke kiri dan ke kanan. Mataku tak pernah menuju pada satu arah. Bahkan ketika naik kendaraan umum atau kendaraan pribadi, mataku tak pernah diam.

Suatu ketika saat awan hitam sudah menggantung sangat dekat dengan tempatku, mengikuti perjalanku menuju terminal dengan mengendarai ojek online aku menemukan satu bentuk karya Tuhan yang luar biasa.

Sebenarnya aku tak ada niatan untuk melakukan kebiasaan celingak-celinguk ku ketika dalam suasana terdesak sebab hatiku cemas. Karena mungkin saja hujan besar akan turun sebelum aku sampai ke terminal. Namun ketika sampai di perempatan lampu merah, kepalaku diam terhenti di sisi kiri. Arah mataku mengunci obyek misterius di samping motor yang aku tumpangi.

Tepat suasana sore itu memang sedang ramai-ramainya karena jam pulang kantor. Tentu saja ditambah macet. Kecemasanku akan terlambat sampai terminal bertambah karena di samping akan hujan juga jalanan macet luar biasa. Kemudian semua rasa cemas hilang diganti oleh rasa penasaran pada makhluk hidup di sebelah.

Motornya matic mirip vespa. Rambutnya yang tipis panjang terurai sampai tengah punggung. Kulit tangannya putih bersih. Tunggu sebentar, aku curiga dia satu jenis denganku. Kemudian kuperhatikan kakinya, lumayan besar dan panjang. Tapi ini bukan kaki seorang perempuan. Tiba-tiba motor yang kunaiki bergerak pelan dan jreng....aku berhasil melihat kumis tipis beserta bibirnya yang berwarna merah jambu serta alis tebal yang hampir menyatu.

Ya Tuhan, ini laki-laki atau bukan? Sekali lagi kuperhatikan. Benar. Dia laki-laki tampan, rupawan, yang tentu saja menggoda iman. Dia bukan laki-laki sembarangan. Buktinya dia biarkan rambutnya menjuntai panjang. Jangan...jangan...dia....ENGGAK. Virzha Idol rambutnya juga panjang.

Kemudian mataku bergerak menuju helm yang dipakainya. Ada tulisan milintang di sisi kanan kepalanya yang sepertinya dicetak sendiri yang menarik perhatian yaitu Desainer Masuk Surga. Apa maksudnya? Apakah dia seorang desainer? Desainer apa? Baju? Grafis? Tapi apapun itu laki-laki ini sepertinya menyukai seni dilihat dari desain helm yang dipakai dan tulisan yang dibuat. Ya keduanya adalah bentuk seni, si pemakai adalah bentuk seni yang diciptakan Tuhan dan helmnya adalah buatan manusia. Sungguh indah. Aku terpesona dibuatnya.

Dan setelah itu juga entah kenapa setan dalam tubuhku melompat kegirangan. Senang bukan main dipertemukan oleh dia yang tak tahu darimana asal dan tujuan perjalanannya. Tapi tunggu sebentar, bukankah aku bisa melihat plat nomor sepeda motornya? Mungkin saja suatu saat aku bertemu kembali dengannya atau mungkin saja aku bisa melacaknya di kantor polisi (pikiran gila!). Dan tentu saja bisa melihat nomornya dengan hanya mengintip sedikit dari balik masker yang kukenakan. Konyolnya, sepanjang perjalanan menuju terminal aku menghapalnya. Benar. Menghapalnya karena tak bisa menuliskannya di memo handphone.

Kepada lampu merah yang menyala lama, biasanya aku memohon agar segera berganti hijau. Tapi kali ini tidak. Aku meminta agar tetap merah, agar aku lebih lama bisa menikmati karya cipta Tuhan yang luar biasa. Doaku tentu saja tak dikabulkan. Hanya sekitar 2 menit lampu merah berubah hijau. Dan kemudian motor miliknya melaju lebih kencang mendahului motor si driver ojek yang kutumpangi.

Aku sedih, tentu saja. Aku kehilangan dia. Tapi aku tak berkecil hati. Aku bahagia karena sempat menikmati salah satu bentuk keindahan seni.

Dan kepada si pemakai helm Desainer Masuk Surga yang mana tulisanmu adalah doa, bagiku kamu adalah surga sementara di dunia yang sebenarnya. Terimakasih telah membuatku takjub barang sekejap. Mari berjumpa kembali dan masuk ke surga bersama-sama.

1 komentar:

Post a Comment