December 14, 2011

Bersama (sama) Sendiri

kalau bersama jauh lebih indah, kenapa harus sendiri?

sejenak ku pandang langit yang mendung di atas sana. di bawah halte depan kampus ku teduhkan diri. berusaha mencari perlindungan dari hujan yang sebentar lagi menderas. siaL. aku ada janji dengan orang. ah, sial.. aku mengumpat sambil menendang-nendang kaleng bekas cola di depanku. dan sialnya lagi mengenai tubuh seorang lelaki jangkung yang tengah berlari menuju halte. hik. aku memutar tubuh. berusaha menyembunyikan diri dari tuduhan yang segera terlayangkan. aku menunggu. lama. tidak ada perkataan apapun yang keluar darinya. jangan-jangan...lelaki itu tidak jadi berteduh di halte? ah asik. ku putar tubuhku lagi. hea....lelaki itu telah duduk di sebelahku dengan tenang dengan headset menutupi kedua telinganya.

hujan deras. langit gelap. hampir maghrib. ringtone Baby Soul - Stranger ft Wheesung memecah suara hujan yang keras jatuh sampai tanah. antara aku dan lelaki bertudung jaket cokelat yang duduk melipat lengannya ke depan di sampingku itu hanya diam. tak menyadarinya. namun beberapa saat dia menoleh ke arahku. menunjuk-nunjuk tasku dengan dagunya. aku tidak mengerti. dilepasnya dengan kasar headset yang nyantol ditelinganya. aku yang masih belum sadar itu bunyi berasal dari dalam tasku sendiri mengernyitkan dahi padanya.
"apa?"
"HPmu bunyi" katanya dengan suara datar,
segera ku lirik tas selempangku. layar HP nyala.

1 message received

pertarunganmu dengan langit belum usai
masih ada jejak air surga yang menghalangimu bermain mata dengan para dewa

aku membaca kalimat indah yang tertulis rapi di sms itu. namun, rasanya aku bisa mendengar kalimat itu nyata bermain-main di udara. bunyiannya nyaring seperti....aku menoleh kepada laki-laki di sampingku. namun aku lihat bibirnya mengatup rapat. aku menoleh ke layar HP lagi. membaca lanjutan tulisan dengan heran. tiba-tiba aku bergidik. ngeri ah...magrib gini kata orang banyak setan yang berkeliaran. omigod. help....

1 message received

aku bisa membaca keterasinganmu pada langit
ketersesatanmu membawaku kemari, wahai bidadari
lihat aku, malaikat bersayap abu-abu mendatangi bumimu
dan biarkan sekali saja aku merengkuh ragamu
menenangkanmu dari ketakutan-ketakutan yang selama ini menghimpitmu

aku terdiam. cuma bisa mengedik-ngedikkan mata. menelan ludah sesekali. membuang napas berkali-kali. dengan jelas aku melihat bibir lelaki itu bergerak-gerak. dia masih menutup mata. headset pun masih di kedua telinganya. aku hampir menjerit melihatnya. lelaki ini? 
dia membuka mata. lalu menatapku sambil mengangkat sebelah alisnya. 

"kkkkkaaamu....." kataku terbata
"iya" jawabnya santai.
"aku belum selesai tanya, kenapa sudah mengatakan iya?"aku sedikit berteriak.
"kau pasti akan bertanya, kamu yang ngirim sms kan?" dia tersenyum, sedikit nyengir.

sial. lelaki ini sukses membuatku malu.

"tidak perlu malu"

kamprett.

"tidak perlu bilang kampret"

kok tau?

"taulah....kebiasaanmu di sms kan seperti itu. hahahaha" tertawanya lepas ampai membuat kepalaku cenut-cenut

dasar...

"dasar lelaki ganteng" dijulurkannya lidahnya ke arahku. lalu dia beringsut menuju ke arahku sambil menyodorkan tangannya. memohon perkenalan...

"danil....kudanil"
mau tidak mau aku harus tertawa mendengar kata-kata konyolnya itu. dan ku ulurkan tanganku untuk membalas jabatannya.
"lili....liliput"
hahahahaha. kami berdua tertawa lepas. dan selebihnya obrolan gila pun mendadak menjadi perbincangan panas dan gila yang sukses mengusir dingin hujan yang masih belum reda.

tanpa malu ku rebut dompet yang tengah nyempil di saku jaketnya. aku obrak-abrik isinya.

Daniel Suprajayanto
"seperti nama sepeda motor aja nil?"
"papaku kan emang punya dealer sepeda motor itu"
"oya?"
"iya lil" jawabnya sambil nyengir
lalu kami tertawa

Universitas....Airlangga
"kok sama nil?"
"emang"
"udah lama tau?"
"udah"
"tau dari mana?"
"facebook"
"kamu tau facebookku?"
"tau lah"
"tau dari mana?"
"dari kamu"
"kapan aku ngasihnya?"
"kamu gak ngasih"
"lha trus?"
"lha wong kita jd friend udah lama kok"
"kok aq gak tau?"
"lha qm gak pernah tanya soal facebook"
"knp kamu gak bilang?"
"lha kamu gak tanya"
"ah...mbulett"
hahahahaha. danil ketawa lagi. dan deretan gigi - gigi gingsulnya membuatnya terlihat semakin manis. awawawawa. apa-apaan ini? no.
aku lirik wajah baby face itu. bersih. putih. sedikit kumis tipis di antara bibir dan hidung. alis tebal hitam yang hampir menyatu. hidung bangir. juga...loh. kenapa aku jadi terpesona dengan danil kaya' gini? ampunn.

040913193
S1 Akuntansi
"niL...." aku menatapnya
"hm...."
"sudah tau aku lama?"
"udah"
"tapi kita kan beda jurusan"
"emang"
"lalu?"
"apanya?"
"kok tau aku?"
"gak sulit lah nyari anak manajemen 2009 yang eksis di facebook"
"maksudnya?"
"temenku kan banyak lil. gak sulit lah, nyari liliput kecil kaya' kamu di Feb, apalagi manajemen. gampanggggg"
"sialan"
"kenapa gak bilang sih?"
"buat apa?"
"ya biar aku tau kamu"
"kenapa? penasaran ya?" danil meledek
iya. jawabku dalam hati. seperti apa sih laki-laki konyol bin aneh yang selalu menggangguku dengan joke-joke gilanya?

aku hanya bisa menggeleng. ingin bertanya pada hujan, tapi rasanya sia-saia saja. mereka terlalu sibuk membasahi bumi. sedang mau bertanya pada langit, ah sudah gelap, dia tidur. lalu, mau bertanya pada angin, ah dia juga sibuk, hanya mmapir sebentar lalu pergi entah kemana.
sedikit heran saja, kenapa lelaki yang seharusnya ku temui di fastfood delta plaza malah tengah berdiri di sampingku. sengajakah?

"aku memang sengaja lil, aku menguntitmu dari tadi"
"he? jadi....." tanyaku heran
"dengar lil....." diraihnya dompetnya dari tanganku dan dipegangnya tanganku.
"aku sudah tau kamu lama...aku juga sudah memperhatikanmu lama...aku sering menguntitmu yang senang menghabiskan waktu luangmu di lantai 4. aku hapal jam - jam kuliahmu. sampai....kadang aku sengaja masuk telat agar bisa melihatmu berlarian naik tangga sambil melirik-lirik jam tangan birumu itu. kadang....tanpa kamu tahu....aku sering mengikutimu makan soto ayam langgananmu di depan kampus. kadang....aku mengikutimu yang sendirian jalan - jalan di delta plasa dan duduk manis di deretan rak - rak buku itu. kadang....aku harus melihatmu dengan sedih saat tau kamu makan sendirian di dundee atau KFC"

deg. betapa terkejutnya aku mendengar pernyataan danil ini. sungguh. tak ada bayangan sama sekali kalau laki-laki yang sering iseng mengganggu harianku dengan lelucon - lelucon gilanya itu telah mengetahuiku sejak lama. dan bahkan....hapal kebiasaanku. kenapa kau tidak pernah mengatakan apapun?

"aku sengaja tidak mengatakan apapun lil. aku hanya ingin mencari tahu dengan cara yang sempurna. dan menurutku yang seperti ini sangat terlihat sempurna"

"jadi...lelaki yang akan aku temui....beneran kamu nil? kudanil?" aku mengernyit.
"iya put, liliput"
"ah...gak asik. curang. kalau begini caranya kan aku gak tahu apa-apa soal kamu"
"makanya cari tahu mulai sekarang. berbuatlah sepertiku. hahahaha"
"ih...njiplak donk. gah" aku cemberut.
"gak perlu lil. cari tahu dengan cara seperti ini...." digenggamnya tanganku tiba-tiba dan diajaknya aku berjalan menembus hujan yang telah rintik.
"aku tak akan membiarkanmu sendirian lagi menunggu angkot. aku tak akan membiarkanmu headsetan sendiri di lantai 4. aku tak akan membiarkanmu sendirian jalan-jalan ke delta. aku tak akan membiarkanmu sendirian makan di KFC. aku tidak akan membiarkanmu sendirian lagi terlambat masuk ke kelas. dan aku akan menemanimu ke manapun kamu selama ini sendirian"

"mari kita mulai semua itu bersama-sama. bukankah yang sama-sama jauh lebih asik dari sendirian, lil?"
aku menggigit bibir bawahku. dug dug dug. jantungku berlarian. lelaki ini sukses mmebuatku menjadi wanita paling diperhatikan sedunia. dan akhirnya wajahku merah karena malu. aliran listrik menjalar dari genggamannya. hangat. membuatku enggan untuk melepaskan.

 terlihat begitu romantis? atau membuatmu muntah? menurutku "indah"

0 komentar:

Post a Comment