December 5, 2011

Biru Langitku

tidak tahu harus merangkaikan kalimat seperti apa untukmu, biru. sebab kamu terlalu indah menurutku
tatkala jari-jariku telah sampai di atas papan keyboard rasanya menjadi sedikit kaku, bukan karena apa. ini karena aku gugup dan hampir tak sanggup mengatakan apa-apa tentangmu yang terlanjur terekam sempurna di mataku. aku terharu oleh seluruh perlakuanmu padaku.

apakah aku terlalu memujikanmu? aku pikir tidak. sebab ini sebanding dengan apa yang kamu lakukan padaku. kamu, menawarkan cinta, menawarkan bahagia. menawarkan kenyamanan yang selama ini tak ku temukan pada laki-laki lain.
dan yang pasti keajaiban biru langit itu nyata. pemujian akan cerah dan indah itu tak ter-elakkan lagi. dan aku harus mengakuinya. pemujian itu wajib kau dapatkan, biru.

ada kesan keterbukaanku terlalu tiba-tiba? tidak. sebab aku pikir kaulah tempat berbagiku. tahu bagaimana beda penceritaan kepada seorang sahabat dan seorang istimewa?
kepada sahabat, tidak menawarkan rasa cinta wanita kepada pria. tapi kepadamu? ada asa lain yang menyeruak ingin dimintakan sentuhan. sentuhan cinta. aku bercerita padamu dengan penuh cinta seorang wanita kepada seorang pria.

kamu biru langitku. payung embun yang terus melingkupi dunia embun dengan warna terangnya.
biru...ada sesuatu yang meledak ketika aku mulai mendengarkan tiap penuturan katamu padaku, juga ketika kemanjaanmu mulai menghiasi percakapan kita. ah, aku mulai hidup.ada yang mulai aku nantikan selain sms, telpon, dan catatan cinta darimu yaitu kegilaanku terhadapmu. aku ingin gila, sekali lagi.

kita sama. tidak seorangan. tidak bersebelahan. bukan begitu? ada semacam pemberian yang diberikan masing-masing. tidak sejurus hanya seorang atau kesebelahan. kita sama-sama memberi dan menerima. aku bisa merasakan itu darimu. give and receive,

ah biru....aku telah lama lelah sebenarnya. kepada laki-laki harus ku gantungkan kejiwaanku yang tak pernah terbalas atau bahkan tak membalas ketergantungan seorang lelaki terhadapku. namun kali ini, beda. aku sangat menginginkanmu, sangat ingin menggantungkan seluruh asa dan cintaku kepadamu.

aku jatuh, namun kali ini tidak sakit. malah terasa indah, nikmat. . ah, seperti inikah rasanya jika payung biru mulai membuatku betah berlama meneduh di bawahnya? terlindungi dari panas dan hujan yang menyengat dan berubah tak beraturan sepanjang waktu? ah biru. kau tepat datang di saat aku sedang kebingungan

biru, aku hanya berharap satu....sesuatu itu ada, sesuatu itu akan menyatu. semoga. ini adalah harapan Bi, bukan begitu? kau tentu mau kan kalau penyatuan sesuatu itu terjadi? hanya saja sekali lagi, proses itu penting, seperti katamu malam itu. kegegabahan kita bisa jadi akan membuat segalanya sia-sia. tunggu waktu....

namun satu hal yang pasti, aku padamu :)


0 komentar:

Post a Comment