October 19, 2012

Harus Dengan Kata Apa Aku Bicara


"mencintaimu adalah kata baku bagi hatiku"
diam.

"bisa kamu merasakan sepi yang membuat hidupku kehilangan kewajaran?"
diam.

"katakan padaku apa maumu!"
diam.

"aku ingin kamu tahu. aku gila. aku benar - benar gila ketika kamu nggak ada!"
diam


Re membungkuk. Meminta dengan paksa kepalaku untuk mendongak padanya.

"plis. katakan padaku. sesuatu. alasan. apapun lah. jangan diam"
diam.

"li...."

aku tidak punya alasan apapun untuk bicara. termasuk untuk mengungkapkan bahwa hatiku sedang mati suri
hujan, bisa kau membantuku untuk turun ke sini? katakan padanya bahwa aku sedang sakit. bahwa aku sedang koma. aku bisa mendengar, tapi tak bisa membukakan mata.

hatiku menghilang dari tempatnya. dan aku tidak bisa merasakan sentuhan apapun darinya, tidak juga dari lelaki yang dulu pernah membuat hatiku menemukan warna ini.

"bukan juga air mata itu yang ingin aku lihat"
Re menyentuh bahuku dengan lembut. "tatap mataku!"

"aku hanyalah bentuk masa lalu yang harus kau asingkan"
"bukan. kamu adalah bentuk masa lalu yang harus tetap ada di masa sekarangku"

"aku tidak layak"
"tapi amu layak buatku"

"aku sedang mati sekarang"
"biar aku yang menghidupkanmu lagi"

"aku sedang dalam keadaan rawan"
"aku suka rawan. aku suka kamu. aku mau kamu."

"aku sedang tidak...."
"ayolah, kembali padaku..."

"aku telah berdosa dan tidak layak mendapat cinta dari pria - priaku sebelumnya, termasuk kamu"
"hanya pria - pria yang tolol yang sudah membiarkan cewek kaya' kamu nggak diberi kesempatan untuk merasakan bahagia"

hei... aku sekarang bahagia, Re....aku bahagia dengan keadaanku sekarang. andai kau tahu, hatiku terlalu lelah untuk menjalin cinta. bahkan....bahkan ketika cinta itu disebut, hatiku menolak mentah - mentah. semua terenggut dan hilang entah kemana. tidak ada gelenyar yang membuat perut mulas atau dada bergenderang lagi saat cinta itu disebut di telingaku.....

"arch..... aku mau bunuh diri"
"dunia masih indah. buat apa bunuh diri?"

"Sebab sekali lagi aku tegaskan. Bahwa kamu, adalah bukti nyata dari ketidakmampuanku dalam mencari indah-indah yang lain. Kamu itu indah untukku, indah untuk semua dunia indrawiku. So, kalau keindahan itu gak aku rasain, kurasa Tuhan gak punya alasan untuk tidak mematikanku.

"dan sekali lagi ku tegaskan. indah bukan hanya milik satu orang. indah meluas bebas. dan jika kamu hanya terpaku pada satu indah dan tidak mau melihatkan dirimu pada indah2 yang lain, maka pantas saja jika Tuhan akan mematikanmu segera. jangan menyesal"

"Itu dia masalahnya. Buatku, di duniaku, di pikiranku, indah itu ya cuma km itu"

harus dengan kalimat seperti apalagi untuk menggambarkan bahwa segalanya telah menghilang?
beri aku tanda. beri aku satu kata biar aku menjelaskan semuanya.

bisa kau mengerti bahwa hatiku banyak terkotori? bisa kau memaklumi bahwa hatiku sudah tidak ingin lagi disinggahi oleh siapapun? semua mati. BEKU. aku tidak, ah belum menemukan warna itu lagi. rasanya seperti... seperti apa aku harus menjelaskan ini. lihat, diriku sendiri saja tidak menyanggupi untuk menguraikan, bagaimana bisa aku memaksakan diri untuk bicara padamu?

entahlah...bagiku masa lalu adalah hal nyata yang harus ku simpan rapat dan tak ku kembalikan pada tempatnya. ia sudah punya tempat. gudang. terlalu menyakitkan jika ku sebut gudang? laci. baiklah. aku menganggapnya laci. kamu, mereka....dan semua yang pernah singgah telah ku tempatkan dalam masing - masing laci. dan aku tidak bisa membukanya. aku kehilangan semua kunci itu. bahkan, kunci untuk masa depanku sendiri. kau lihat, ada satu laci yang masih terbuka lebar dan tidak ada kunci yang menggantung di sana?

"bisa kau tertawa? ya, menertawakanku lah..."
"untuk?"
"untuk ketidaksanggupanku bicara padamu"

Re diam.
aku diam.
kami sama-sama diam.
setan dan para malaikat sedang berbisik. memasang taruhan tentang apa yang bakal aku katakan. tebak saja jika kalian mampu.

0 komentar:

Post a Comment