October 21, 2012

Sam...

Bisa kau membuatku jatuh dan melutut di hadapanmu seperti yang Sam lakukan? Arch... aku terjebak dalam bingkai gambar Sam. Aku luluh pada segala magis yang keluar dari tubuhnya. Dan entah, aku menginginkan figur Sam ada di dirimu, calon pasanganku. Sebab Sam adalah ukuran mutlak. Standar yang harus ada dalam diri kalian. Jujur, aku ragu dan masih akan meragu terus apakah kelak aku akan bisa menemukan Sam yang lain atau aku akan terus terjebak dalam lingkaran Sam. Aku takut jika itu terjadi. Banyak hal yang akan ku korbankan. Yah, tentu saja perasaan. Bisa aku menggadaikan persaanku demi sebuah pernikahan? oh tidak, umurku sudah 22 dan aku masih stay pada satu Sam. Aku takut. Aku takut jika aku akan terus berdiri di bawah Sam.

Sam. Bagiku dia manusia sempurna. Sosok utuh yang begitu nyata ada dalam hidupku. Impianku. Dia lelaki impianku. AKu tidak bisa menolak apapun yang dia minta padaku. Everything. Sebab aku menginginkan Sam tinggal lebih lama. Meskipnn aku tahu Sam tidak akan pernah melihatku. Sam punya wanita, punya gadis kecil yang setiap hari menunggu kepulangannya. 

Disebut apa aku ini? selingkuhan Sam? wanita simpanan? boneka? apapun itu terserah. Aku terlanjur buta. AKu mencintai Sam. Akan ku lakukan apapun demi Sam tetap di sisiku di kala dia membutuhkanku. Ya, hanya saat dia memanggilku. jadi? aku wanita panggilan? bedebah. Sam menganggapku itu pun tak masalah. Sebab dengan begitu Sam bisa dengan bebas memanggilku kapanpun. Dan aku selalu siap kapanpun dia mau bertemu.

Sam...kau mengingat ku pun saat aku perlu saja itu tak masalah buatku. Aku bisa berbesar hati karena itu. Demi apa? demi kamu. Demi kamu tetap di sampingku, Sam. Entah apa jadinya aku jika kamu nggak ada dalam kehidupanku ini. 

Sam... Sam... aku takut sekali. Sangat takut. Bisa aku membuang standar mutlak yang ku patrikan di kepalaku itu? bisa aku mengusir secara halus rasa cinta yang dari dulu tidak pernah lari dari kandangnya? Ya. meskipun dulu aku pernah bilang padamu bahwa aku sudah tidak memiliki rasa apapun, namun dalam hati masih menyisa Sam. setiap kali jari - jarimu meremas milikku, kita bergandengan, kau memelukku, kita berduaan masih membuat dadaku berdebar tak karuan.

Sam.... Sam... kapan kau mau pergi dari kepalaku? atau kapan aku bisa melepaskan kamu? suatu saat Sam...aku tahu bakal ada malaikat penyelamat yang datang dan menghampiriku.



0 komentar:

Post a Comment